Latar Belakang Berdirinya PKBM Qaryah Thayyibah

67

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PKBM Qaryah Thayyibah

Gambaran umum yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi latar belakang berdirinya, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, sumber dana, sarana dan prasarana, serta data pendamping dan perekrutan pendamping yang ada di PKBM Qaryah Thayyibah.

4.1.1 Latar Belakang Berdirinya PKBM Qaryah Thayyibah

Ditinjau dari letak geografisnya, sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 400 m² ini beralamat di Jalan Raden Mas Said 12 RT.02RW.I Desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, sekitar 3 km dari pusat Kota Salatiga. Sekolah yang berdiri sejak pertengahan Juni tahun 2003 ini berada di sebuah desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, buruh, dan pedagang kecil. Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah menempati lahan salah satu penduduk desa sekaligus inisiator dan pendiri sekolah, yakni Ahmad Bahruddin. Sarjana lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang ini adalah sosok yang serius mendampingi para petani di desa tersebut melalui LSM yang dikelolanya yaitu Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah SPPQT yang merupakan gabungan dari kelompok-kelompok petani dari 13 daerah di Salatiga dan Semarang. Berdirinya PKBM Qaryah Thayyibah yaitu bermula dari serikat petani di desa kalibening Salatiga yang didirikan serikat para petani yang diketuai oleh bapak Bahruddin. Pada tahun 1999 dengan nama SPPQT Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah kemudian pada tahun 2003 mendirikan komunitas belajar Qaryah Thayyibah KBQT, setelah itu pada tahun 2006 baru dijadikan sebagai PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Qaryah Thayyibah. Tetapi lebih sering di sebut sebagai komunitas belajar Qaryah Thayyibah. Qaryah itu artinya desa dan thayyibah itu artinya baik, indah, berdaya. Jadi terwujudnya desa yang berdaya itu bisa berkontribusi perwujudan civilice people masyarakat yang berkeadaban great civil society yang agung. Menurut kepala komunitas anak-anak juga bagian dari komunitas oleh karena itu anak juga memerlukan pendidikan yang berintegrasi dengan kehidupannya agar anak tidak merasa terasing dari desanya sendiri. Sehingga nantinya anak dapat mewujudkan desa yang mandiri, dengan memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki dari desanya sendiri. Anak dan masyarakat sama-sama saling menopang dalam proses pembelajaran, sehingga nantinya akan tercipta masyarakat belajar sepanjang hayat. Prinsip pendidikan yang dijalankan adalah pertama, pendidikan yang dilandasi dengan semangat membebaskan dan semangat kearah perubahan yang lebih baik. Membebaskan berarti keluar dari belenggu legal formalistik yang selama ini menjadikan pendidikan tidak kritis dan tidak kreatif. Sedangkan, semangat perubahan lebih diartikan pada kesatuan belajar mengajar, siapa yang tahu mengajar yang belum paham. Prinsip yang kedua adalah keberpihakan, dimana orang miskin juga layak untuk memperoleh pengetahuan dan pendidikan. Maka pendidikan juga harus dinikmati oleh orang miskin. Prinsip ketiga, metodologi yang dibangun selalu berdasarkan kegembiraan antara murid dan guru dalam proses belajar mengajar. Kegembiraan ini akan muncul apabila ruang sekat antara guru dan murid tidak dibatasi, keduanya adalah satu tim, berproses secara partisipatif. Dalam PKBM ini guru dikenal dengan sapaan pendamping, sehingga ada ikatan emosional yang dekat antara anak dengan pendamping. Anak menganggap pendamping sebagai teman, bukan sebagai sosok yang ditakuti. Prinsip keempat, mengutamakan prinsip partisipatif antara pengelola sekolah, guru, siswa, wali murid, masyarakat dan lingkungannya dalam merancang bangun sistem pendidikan yang sesuai kebutuhan. Disekolah ini terdapat satu ruang kelas yang biasa disebut resource center dimana ruangan ini sering digunakan sebagai tempat pertemuan apabila ada tamu atau kunjungan dari luar, ada ruang komputer sehingga anak dapat berinteraksi dengan dunia luar dan menambah wawasan mereka, dan mushola yang sering digunakan untuk kegiatan tawashi. Halaman depan resource juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dimana tidak ada ruang khusus untuk melakukan kegiatan belajar dimanapun tempatnya tidak menghalangi niat anak dalam belajar.

4.1.2 Visi dan Misi