4.2.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada PKBM Qaryah Thayyibah
Prinsip   membebaskan   dalam  pelaksanaan  pembelajaran  pada  PKBM Qaryah Thayyibah ditunjukan dengan tidak adanya seragam, tata tertib dan jadwal
mata pelajaran tetap, yang ada hanya jadwal waktu belajar.  Untuk materi belajar yang dipelajari disesuaikan dengan perencanaan pelajaran yang telah disusun oleh
anak  pada  hari  Senin  dengan  pendamping  mereka  sesuai  kelompok  belajar masing-masing.
Selain membebaskan materi belajar, anak juga di bebaskan untuk memilih tempat  belajar  mereka,  tentu  saja  terlebih  dahulu  di  diskusikan  bersama-sama
dengan  pendamping.  Disinilah  peran  pendamping  sebagai  fasilitator  di  gunakan. Dalam  diskusi  seperti  ini  peran  pendamping  pertama  hanya  menemani  dan
mendengarkan  diskusi  dari  anak,  setelah  anak  selesai  diskusi  dan  mendapatkan hasil  dari  diskusi  tersebut  selanjutnya  pendamping  mempertimbangkan  dan
mengarahkan,  apakah  tempat  belajar  cocok  atau  tidak  dengan  materi  belajar, nyaman  untuk  belajar  atau  tidak  dll,  intinya  pendamping  harus  menyesuaikan
dengan  kebutuhan  anak.  Metode  seperti  ini  juga  di  lakukan  untuk  melatih  anak dalam  memecahkan  suatu  permasalahan,  walaupun  permasalahan  tersebut  dalam
tingkatan  yang  mudah  sekalipun.  Inilah  yang  disebut  sebagai  metode pembelajaran  problem-solving  hadap-masalah.    Anak    dan    pendamping
bersama-sama    sebagai    subyek    dalam  memecahkan  permasalahan.  Seperti penuturan Bahruddin berikut ini
“di    QT    dibangun    dialektik    bertanya    karena  mempermasalahkan. Mereka belajar karena mereka butuh. Dan mereka butuh karena ada suatu
masalah  yang  harus  dipecahkan.  Selama  ini  di  sekolah-sekolah  formal cenderung    berkubang    pada  hal-hal    yang    sifatnya  hafalan.  Mulai  dari
menghafal  nama-nama  pahlawan  nasional,  tanggal-tanggal  peristiwa tertentu,    bahkan  nama-nama    menteri    dan    pejabat    yang  entahlah    apa
gunanya. Dengan  menghafal  memang  menjadi  tahu banyak hal, namun tidak  pernah  mengerti  apalagi  memahami.  Ibarat  pengetahuan  hanya
diketahui  kulitnya  tanpa  mencicipi  dagingnya. Menghafal tidak  pernah menjadikan  manusia  bertanya,  padahal bertanya dan mempermasalahkan
adalah awal dari proses berfikir”
Cara yang dilakukan pendamping dalam melakukan pendampingan dalam proses  pembelajaran  ini  sesuai  dengan  yang  diungkapkan  oleh  Ibu  Elly  selaku
pendamping di PKBM QT, “Dalam melakukan pendampingan kepada kelompok belajar itu bisa lewat
obrolan,  diskusi,  sering,  berkegiatan  bareng  dan  masih  banyak  cara  yang lain,  yang  memungkinkan  anak  bisa  nyaman  dan  termotivasi  dalam
belajar.” Hal tersebut senada dengan penuturan bramantyo, salah satu warga belajar,
“dalam  proses  belajar,  ya  kita  belajar  bersama  ditemani  pendamping, ngobrol  dan  sharing  tentang  masalah  kita  dengan  pendamping.  Jika  ada
kesulitan pendamping ngasih saran ini lo seperti ini, lebih banyak sharing-
dan diskusi bersama si.” Menurut penjelasan dari beberapa sumber diatas dapat peneliti simpulkan
bahawa  cara  apapun  yang  digunakan  pendamping  dalam  melakukan  kegiatan pendampingan  harus  disesuaikan  dengan  kebutuhan,  dan  kemauan  warga
belajarnya. Semua mengacu pada warga belajarnya. Dari  hasil  wawancara  tersebut  dapat  peneliti  simpulkan  situasi  yang
disediakan  oleh  pendamping  dalam  suasana  pelaksanaan  pembelajaran  adalah model  pendamping  yang  menempatkan  dirinya  sebagai  teman,  sahabat,  dan
fasilitator.  Belajar  merupakan  kegiatan  yang  menyenangkan  sebagaimana
mestinya,  membuat  aktifitas  belajar  di  Qaryah  Thayyibah  menjadi  demikian dinamis  dan  mampu  menghasilkan    tingkat    minimal  pelanggaran  anak.    Karena
semua    diatur    dan  disepakatkan    oleh    dan    untuk    anak    sendiri  secara partisipatif,    sehingga  pendamping  tidak  harus  bertindak  melewati  batas
kewenangannya yaitu memarahi apalagi  harus  menghukum.  Karena  di  PKBM Qaryah  Thayyibah, teman dan pertemanan memiliki derajat yang sangat mulia.
4.2.2.3 Evaluasi Pembelajaran di PKBM Qaryah Thayyibah