Gambar 2. 1 Tahapan Pelayanan Bimbingan Klasikal
D. Hakikat Pendekatan
Experiential Learning
1. Pengertian Pendekatan
Experiential Learning
Konsep
experiential learning
pertama kali dicetuskan oleh Kolb 1984. Penyebutan istilah
experiential learning
dilakukan untuk menekankan bahwa
experience
pengalaman berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran kognitif
maupun behaviorisme Kolb, 1984. Menurut Nasution 2005
experiential learning
adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalamannya secara langsung dengan menggunakan pengalaman
sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
experiential learning
merupakan model
pembelajaran yang
menitikberatkan pada pengalaman yang dialami siswa. Siswa terlibat langsung dalam proses belajar dan siswa mengkonstruksi sendiri
pengalaman-pengalaman yang
didapat sehingga
menjadi suatu
pengetahuan. 2.
Kelebihan Pendekatan
Experiential Learning
Kolb 1984 memaparkan bahwa pendekatan
experiential learning
memiliki beberapa kelebihan, yakni; meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu
terciptanya suasana belajar yang kondusif,
memunculkan kegembiraan dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif dan mendorong siswa untuk
melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, hasilnya dapat dirasakan bahwa belajar melalui pengalaman lebih efektif dan dapat mencapai tujuan
secara maksimal, meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, menumbuhkan dan meningkatkan kemauan
untuk memberi dan menerima bantuan, mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendekatan
Experiential learning
dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan memperhatikan materi yang diberikan.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran