dapat mengalami langsung proses pembelajaran yang juga mengajarkan mereka tentang nilai-nilai karakter yang masih harus dikembangkan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan karakter sangat diperlukan, agar siswa-siswi yang baru berusia remaja ini dapat menangani
masalah yang dihadapi terutama karakter penerimaan diri dan sosial. Karena pada saat seorang anak sudah bisa menerima dirinya apa adanya, maka secara
otomatis anak harus bisa juga menerima dunia sosialnya, dengan begitu pendidikan karakter ini dapat membantu siswa menjadi pribadi yang lebih
optimal. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin
mengukur seberapa efektif pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
untuk Meningkatkan Karakter Penerimaan Diri dan Sosial
Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kalimantan Barat Tahun Ajaran 20152016”.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter khususnya di SMP selama ini baru menyentuh ranah
kognitif dan belum sampai tataran ranah afeksi maupun pengamalan nilai-
nilai secara nyata.
2. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran sekaligus keprihatinan
bersama dikarenakan negara ini sedang mengalami krisis karakter.
3. Vivanews.co.id melangsir hasil penelitian kenakalan remaja yang
menunjukkan meningkatnya pergaulan seks bebas 62,7, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja 84, kejahatan terhadap teman 36,66,
pencurian remaja 6,73, kebiasaan menyontek 49.3, penyalahgunaan obat-obatan terlarang 22, pornografi 52,9, perkosaan 22,53,
perampasan dan perusakan milik orang lain 19,85, bunuh diri di kalangan remaja 50, sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini
belum dapat diatasi secara tuntas.
4. Siswa belum menyadari dan belum mempunyai gambaran pentingnya
pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial bagi dirinya sendiri.
5. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal berbasis
experiential learning
di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar.
6. Adanya indikasi karakter penerimaan diri dan sosial yang kurang baik
pada siswa di SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar.
7. Belum adanya penelitian yang secara langsung menunjukkan efektivitas
pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial di SMP St.Aloysius
Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. C.
Pembatasan Masalah Penelitian
Bertolak dari pengidentifikasian masalah di atas, peneliti mencoba untuk memberi pembatasan pada poin 4, 5, 6, 7. Dalam penelitian ini, fokus kajian
diarahkan pada pengkajian seberapa efektif implementasi layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan
experiential learning
guna meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop,
Kal-Bar.
D. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran
20152016 jika dilihat dari hasil
pre-test
dan
post-test
?
2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan hasil implementasi
pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran
20152016 antara sebelum dan sesudah implementasi?
3. Seberapa tinggi peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan
sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop,
Kal-Bar tahun ajaran 20152016 antar sesi layanan?
4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan
sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
menurut penilaian siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga
Nyarumkop, Kal-Bar?
E. Tujuan Penelitian