tidak menyenangkan
dirinya, dan
suka menyumbangkan
pengetahuannya pada orang lain. d.
Pribadi meliputi jujur dan dapat dipercaya, bertanggungjawab dan suka menjalankan atau melakukan pekerjaannya, menaati peraturan-
peraturan kerja, mampu menyesuaikan diri secara tepat dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial.
e. Aspek lain meliputi pemurah atau tidak pelit atau tidak kikir, suka
bekerja sama, dan membantu orang lain. Seorang individu akan mengalami penolakan dalam kelompok jika
keadaan berbanding terbalik dari beberapa hal yang dipaparkan di atas. Ketiadaan hal-hal tersebut dapat menyebabkan seseorang diabaikan atau
kurang diterima dalam kelompok.
C. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Bimbingan kasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang
telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari
pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri Winkel Hastuti, 2004. Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh
atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar.
Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif,
sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK Sukmadinata, 2007:116 118.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang
diberikan oleh konselor di dalam setting kelas terjadwal dengan menyajikan materi sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
oleh peserta didik dan tidak terlalu bersifat pribadi.
2. Tujuan Bimbingan Klasikal
Suciati 2005 mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal diklasifikasikan dalam beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual sederhana yakni mengingat sampai kemampuan memecahkan. Secara
hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. b.
Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan
penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah
meliputi: penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan organisasi, sistem nilai, dan pembentukan pola hidup.
c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis
tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling rendah meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreativitas. Menurut Winkel 2004:31 tujuan layanan bimbingan ialah supaya
sesama manusia mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya
atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua
potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan klasikal ialah supaya peserta didik nantinya dapat mengatur kehidupannya dengan seimbang dan
menggunakan segala kemampuan serta mengembangkan keterampilan- keterampilan yang dimilikinya secara optimal untuk pemenuhan setiap
kebutuhan hidupnya.
3. Manfaat Bimbingan Klasikal