Karakteristik Remaja Suku Dayak

Tugas perkembangan remaja dapat menjadi dasar pembentukan karakter penerimaan diri dan sosial. Karakter penerimaan diri dan sosial pada remaja dapat digambarkan melalui kemampuan menerima keadaan fisik serta menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, mengembangkan kemampuan dalam menerima peran sosialnya dalam lingkungan masyarakat, serta memahami dan menginternalisasikan nilai- nilai orang dewasa dan orang tua.

4. Karakteristik Remaja Suku Dayak

Remaja di Suku Dayak memiliki perbedaan wawasan dengan remaja- remaja pada umumnya. Remaja Suku Dayak memiliki ketergantungan kepada alam sekitar. Ketergantungan pada alam tentu sudah menjadi tradisi turun temurun pada Suku Dayak. Kecintaan masyarakat Dayak Salako suku asli setempat pada alam menjadikan mereka yakin bahwa alam yang pernah dijaga oleh leluhur mereka, sudah sepatutnya diteruskan oleh mereka. Artinya, mereka ikut menjaga alam. Salah satu bentuk konkret kuatnya hubungan masyarakat dayak dengan alam adalah selalu terjaganya rantai makanan di daerah mereka Lazar, 2016. Remaja Dayak Salako di Nyarumkop, Kal-Bar dikenal sebagai remaja yang taat pada nilai-nilai budaya yang diyakini oleh leluhur mereka. Namun seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai tersebut mulai pudar dan para orang tua berusaha keras untuk memberikan pemahaman serta mengingatkan anak mereka untuk kembali memelihara dan mentaati nilai-nilai yang telah diajarkan. Nilai-nilai tersebut berkaitan dengan karakter penerimaan diri dan sosial, yakni: hidup berdampingan dengan masyarakat dari budaya lain, berelasi positif antara satu dengan yang lain, gotong royong, saling menghargai, saling memberi perhatian, saling membantu, dan saling percaya. Beberapa nilai tersebutlah yang sampai saat ini masih sering disampaikan oleh Pemuka Adat Dayak Salako yang selalu berharap remaja saat ini tetap memegang teguh tradisi Dayak agar tidak punah dan terus ada hingga ke generasi-generasi berikutnya Budi, 1998. Di kehidupan ini kita mengenal perubahan penduduk. Perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial dan budaya. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara- cara baru atau suatu perbaikan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan mampu menolak perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat cepat, akan dengan cepat terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat. Dampak terbesar dari perubahan sosial dan budaya yang membutuhkan perhatian dan penanganan serius, adalah pada aspek psiko-sosial remaja. Hal ini dikarenakan remaja adalah generasi penerus yang beranjak dewasa dan akan memperkenalkan nilai-nilai budaya asli hingga ke anak cucu mereka nantinya. Meskipun demikian, pada kenyataannya remaja-remaja Suku Dayak di desa Nyarumkop, Kal-Bar tetap saja terbawa oleh arus zaman yang sangat modern seperti saat ini. Di lapangan, peneliti melihat bahwa beberapa nilai sudah tidak mereka pentingkan lagi, seperti menjaga relasi baik hanya dengan teman yang menguntungkan, menerima bantuan dari teman tetapi jarang memberi bantuan, dan mengikuti acara adat hanya karena ingin senang-senang. Hal ini membuktikan bahwa karakter penerimaan diri dan sosial remaja Suku Dayak saat ini kurang baik dan karakter tersebut harus ditanamkan kembali dan dapat dimulai dari dunia sekolah.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156