Instrumen Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3 Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner atau skala. 4 Membuat soal-soal tes dan item kuesioner. 5 Revisi dan konsultasi kepada tim ahli, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M. Si b. Tahap pelaksanaan 1 Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi. 2 Implementasi pendidikan karakter peneriaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. 3 Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti implementasi. c. Tahap akhir 1 Mengumpulkan data yang diperoleh. 2 Mengolah data hasil penelitian. 3 Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. 4 Menarik kesimpulan.

3. Instrumen

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes hasil pendidikan karakter dan kuesioner. Menurut Sugiyono 2013 kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 instrumen berupa 2 kuesioner dan 1 soal tes. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Tes Karakter Penerimaan Diri dan Sosial Winkel Hastuti 2004:295 mengatakan bahwa terdapat beberapa tipe penilaian, antara lain skala numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek. Tes yang digunakan pada penelitian ini ialah daftar cek. Daftar cek menyerupai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda multiple choice . Artinya data penelitian dapat dianalisis setelah scooring dilakukan. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes tingkat penerimaan diri dan sosial yang disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1 hingga 4 dan masing-masing alternatif jawaban memiliki kebenaran. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter penerimaan diri dan sosial. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter penerimaan diri dan sosial. Instrumen disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategis Nasional, dalam hal ini berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. Soal-soal tes yang disusun memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter peneriman diri dan sosial sebagai siswa. Tes bersifat tertutup karena alternatif jawaban dengan tingkat kebenaran bergradasi sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang dirasa paling benar. Soal tes dengan ragam pilihan ganda ini diberikan pada awal dan akhir layanan. Pre-test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman awal sebelum implementasi bimbingan diberikan dan penerapan karakter penerimaan diri dan sosial siswa. Sedangkan soal tes yang diberikan pada akhir setelah perlakuan atau pos-test bertujuan untuk mengukur peningkatan skor-skor karakter penerimaan diri dan sosial, sekaligus mengukur efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial bagi siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar. Penyusunan soal tes diawali dengan membuat kisi-kisi yang memuat aspek karakter penerimaan diri dan sosial dan indikator siswa yang memiliki atau menerapkan karakter penerimaan diri dan sosial. Kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3. 3 Kisi-kisi Tes dan Hasil Uji Validitas Karakte Penerimaan Diri dan Sosial No Aspek Indikator Item Item Valid Item Revisi 1 Memiliki penilaian realistis terhadap potensi- potensi yang dimilikinya a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya 14,16 14, 16 - b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain 3,6, 19 3, 6, 19 - c. Menerima pujian atau celaan secara objektif 15,20 - 15, 20 2 Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri a. Tidak menganggap dirinya orang hebat atau abnormal, dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya 7,17, 18 7, 18 17 b. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain 4,13 4 13 3 Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya a. Mempertanggung- jawabkan perbuatannya 8,12 8, 12 - b. Menyatakan perasaannya secara wajar 1,10 10 1 c. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut- ikutan 2,9 2, 9 - 4 Menerima kualitas-kualitas kemanusiaan tanpa menyalahkan diri terhadap keadaan- keadaan di luar kendali a. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa 5,11 11 5 b. Skala Penilaian Diri Self Assessment Scale Skala penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono 2013 menerangkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang sebuah situasi sosial. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item dalam kuesioner penilaian diri memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa respon sikap sangat setuju ss, setuju s, tidak setuju ts, sangat tidak setuju sts. Kuesioner penilaian diri dibagikan kepada siswa setiap akhir sesi atau topik bahasan. Tujuan dari pemberian kuesioner ini adalah untuk melihat responsi perseptual siswa terhadap penguasaan isi materi atau bahan-bahan bimbingan yang diberikan dalam model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial. Kisi-kisi dan hasil uji validitas instrumen skala penilaian diri dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3. 4 Kisi-kisi dan Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri self assessment scale No Aspek Indikator Item Item Valid Item Revisi 1 Mempunyai banyak teman sebaya baik pria maupun wanita a. Pentingnya mempunyai banyak teman 5,9,10,14, 25,26 5,25,26 9,10,14 b. Tantangan dalam mempunyai banyak teman 12,13,23, 24,27,30 13,23,24 ,30 12,27 c. Kiat-kiat mencari banyak teman 8,11,15,28 ,29 15,28,29 8,11 2 Menghargai diri a. Menyadari kelebihan dan kelemahan dalam diri 2,7,16,17 7,17 2,16 b. Sikap menghargai diri 3,6,20,21 3,6,20 21 c. Cara untuk menghargai diri 1,4,18,19, 22 18 1,4,19, 22 c. Kuesioner Validasi Responden Siswa Validasi efektivitas model dengan responden siswa berbentuk pernyataan checklist with Guttman scale. Sugiyono 2013:139 menjelaskan bahwa skala pengukuran tipe ini akan menghasilkan jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Dalam penelitian ini, alternatif jawaban yang digunakan adalah “ya” dan “tidak”. Pernyataan “ya” dan “tidak” dari Guttman scale ini digunakan untuk melihat efektivitas dari program yang dilaksanakan berdasarkan penilaian siswa.

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156