karakter generasi mudah menjadi lebih baik, sehingga terhindar dari berbagai hal negative dan membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia.
2 Tujuan pendidikan karakter dalam sekolah adalah sebagai berikut;
a Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-
nilai yang dikembangkan oleh sekolah. c
Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pemdidikan karakter secara umum.
Kesuma,dkk. 2011:6 mengungkapkan bahwa, tujuan pertama pendidikan adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga
terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah setelah lulus dari sekolah.
d. Pendekatan tematik integratif
1 pengertian
Depdiknas 2006 dalam Trianto 2011: 147 mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu
tipejenis daripada model pembelajaran terpadu.Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengelaman bermakna kepada siswa. Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering dipersamakan dengan integrated teaching and
learning, integrated curriculum approach, a coherent curriculum approach.
Jadi berdasarkan istilah tersebut, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan kurikulum yang terpadu
integratedcurriculum approach. Ahmadi, amri 2014: 94 mengungkapkan bahwa, pembelajaran tematik
integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengelaman
bermakna kepada siswa. Kurikulum SDMI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif dari kelas I sampai kelas VI.Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep
dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta
didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya
merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar
mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang
terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak.Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang
kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka
pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagii kemampuan berpikir.
Nuryana dalam majalah Fahma mengungkapkan bahwa, Pada jenjang SD, terdapat dua pendekatan untuk mengorganisasikan pengalaman belajar,
yaitu pendekatan mata pelajaran subject-matter approach, dan pendekatan tematik thematic approach. Selama ini rancangan kurikulum yang berlaku
di Indonesia, tampaknya menggunakan pendekatan mata pelajaran di mana
peserta didik secara terstruktur dan terpisah belajar mata pelajaran tertentu, seperti bahasa Indonesia, matematika, IPS, IPA dan lain sebagainya.
Pendekatan ini menyebabkan peserta didik banyak mengalami kesulitan ketika diminta menjelaskan koneksi antara mata pelajaran satu dengan mata
pelajaran lain yang mereka pelajari.Pendekatan kurikulum tematik integratif ini memberi peluang kepada sekolah dan komite sekolah untuk secara intensif
dan ekstensif memasukkan visi-misi sekolah ke dalam proses pembelajaran yang mereka selenggarakan. Sehingga peserta didik memiliki nilai tambah,
keunggulan, atau kekhasan yang sangat kuat, selain tentu saja kompetensi dasar lulusan yang harus dikuasai.
2 Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif
Hosnan 2014:366 merumuskan kelebihan pembelajaran tematik sebagai berikut;
a Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar b
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
c Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga
hasil belajar dapat bertahan lama, membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa
d Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya e
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Ahmadi2014: 95 mengungkapkan bahwa, pembelajaran tematik integratif mempunyai kelebihan sebagai berikut;
a Menyenangkan
b Memberikan pengelaman
c Hasil belajar dapat bertahan lama, berkesan, dan bermakna
d Mengembangkan keterampilan berpikir anak
e Menumbuhkan keterampilan sosial
f Menumbuhkan sikap toleransi, komunkasi, dan tanggap
g Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata
3 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Hosnan 2014:366 merumuskan karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut;
a Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa student
centered , hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran modern yan
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedang guru lebuh banyak berperan sebgai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b Memberikan pengelaman langsung. Pembelajaran tematik bisa
memberikan pengelaman langsung kepada siswa. Dengan pengelaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkret sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. c
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajatran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan siswa sesuai dengan kurikulum.
d Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. e
Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan pelajaran
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
f Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa
diberikan kesempata untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebuhannya.
g Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pembelajaran di kelas tidak hanya diarahkan pada prinsip belajar konvensional, yang lebih banyak mengggunakan teknik mengajar
ceramah, tetapi guru lebih utama menggunakan teknik bermain yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
e. Pendekatan saintifik