Penilaian Otentik Kurikulum SD 2013

f. Penilaian Otentik

1 Pengertian Widoyoko 2009:31 mengungkapkan bahwa penilaian merupakansalah satu kegiatan untuk menilai tinkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian dalam dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. “penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, kete rampilan, dan pengetahuan”. Hosnan 2014:387 Dari pendapat parah ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengkur berhasil dan tidaknya proses pembelajaran. Dengan penilaian dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari suatu pembelajaran. Kurinasih 2014: 48 mengungkapkan bahwa, penilaian otentik adalah penilaian yang secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen input, proses, output tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional instructions effect dan dampak pengiring nurturant effect dari pembelajaran.penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritass dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah scientific approach dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba dan membangun jejaring.Pada penilaian otentik ada kecenderungan yang fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual atu kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik. Kurinasi 2014:49 juga mengungkapkan bahwa, penilaian otentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti: a Membaca dan meringkasnya b Eksperimen c Mengamati d Survei e Projek f Makalah g Membuat multi media h Membuat karangan, dan i Diskusi kelas Kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik juga disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otenteik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seoerti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan remedial, pengayaan enrichment, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaranyang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik merupakan sebuah system penilaian yang objektif yang dinilai melibatkan semua aspek mulai dari pengetahuan, sikap,dan keterampilan. 2 Ciri-ciri Penilaian Otentik Kunandar 2014: 38 merumuskan ciri-ciri penilaian autentik sebagai berikut; a Harus mengukur setiap aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja performance dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif. b Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran. c Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaaan kompetensi peserta didik. d Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian. e Tugas-tugas diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian- bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengelaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. f Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya kuantitas. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif. 3 Karakteristik Penilaian Otentik Kunandar 2014: 38 mengungkapkan karakteristik penilaian autentik sebagai berikut; a Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar formatif maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam semester sumatif. b Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengikat fakta. Artinya, penilaian otentik itu ditunjukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan skill dan kinerja performance, bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta hafalan dan ingatan. c Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus secara berkesinambungan terus menerus dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. d Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik secara komprehensif. Kunandar 2014: 38 menyimpulkan bahwa, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan penilaian otentik a Otentik dari instrumen yang digunakan. Artinya, dalam melakukan penilaian otentik perlu menggunakan instrument yang bervariasi tidak hanya satu instrument yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada di kurikulum. b Otentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. c Otentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian otentik guru perlu menilai input kondisi awal peserta didik, proses kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar, dan output hasil pencapaian kompetensi, baik sikap pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasi atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran