1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjamin kehidupan suatu Negara menjadi lebih baik.Di Indonesia pendidikan terus
diprioritaskan dan dikembangkan agar menciptakan peserta didik yang unggul dalam berbagai hal serta dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.Hal ini
terbukti dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum di Indonesia.Tahun 2006 pemerintah mengeluarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP,
namun kurikulum tersebut belum menjamin keberhasilan peserta didik dalam hal pengetahuan, karakter peserta didik dan keterampilan peserta didik, sehingga
pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Pemerintah Indonesia berupaya agar dapat memperbaruhi proses belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah dengan adanya perubahan kurikulum demi berkembangnya mutu pendidikan di Indonesia.
Bahri 2010:33 mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses
belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar
yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran. siswa dapat belajar dalam
susasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Pada kenyataan yang terjadi di Indonesia proses belajar mengajar belum
berjalan dengan baik. Siswa belum merasakan suasana wajar yang seharusnya mereka dapat pada saat pembelajaran.siswa lebih cenderung diam dan kurang
berperan aktif dalam proses pembelajaran. hal tersebut dikarenakan guru belum bisa membuat pembelajaran yang banyak melibat siswa dalam proses
pembelajaran. Suyono 2011: 9 berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Pendapat tersebut
jika kita bandingkan dengan kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia, belum terlihat hasil yang memuaskan.Pengetahuan, keterampilan
serta karakter generasi mudah Indonesia masih tergolong rendah.Hal tersebut disebabkan oleh proses belajar mengajar yang belum baik di Indonesia.
kurangnya tenaga guru yang profesional menjadi alasan utama terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik di Indonesia.
Ahmadi 2014:105 mengungkapkan bahwa, peran guru sebagai tenaga kependidikan tidak hanya sebagai pemegang tonggak peradapan saja, melainkan
juga sebagai rahim peradapan bagi kemajuan zaman.Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya
untuk dijadikan bekal sangat vital bagi dirinya kelak.Dari pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa, guru merupakan media yang paling penting untuk memajukan mutu pendidikan.Pada kurikulum 2013 ini, guru diharapkan untuk
bisa membawa siswa ke pembelajaran yang lebih baik lagi. Kurikulum 2013 lebih menuntut siswa agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Kunandar 2014:32
mengungkapkan bahwa,
kurikulum 2013
dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” standar education, dan
teori kurikulum
berbasis kompetensi
competency-based curriculum
.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi, di mana pada kurikulum ini peserta didik diharapkan mempunyai kemampuan
dalam bidang religiusitas, sikap, pengetahuan dan keterampilan.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum hasil pembaharuan dari kurikulum 2004 kurikulum
berbasis kompetensi KBK dan kurikulum 2006 kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Kurikulum ini lebih mengedepankan pembentukan
karakter, karena dengan karakter yang baik peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya dengan
baik.Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 KTSP tidak berbeda jauh, keduanya sama-sama menerapkan pembelajaran yang
kontekstual atau pembelajaran yang didasarkan dari kehidupan nyata siswa.Pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 ini adalah pendekatan
saintifik.Dibutuhkan wawasan guru yang luas untuk bisa memahami dan menerapkan kurikulum 2013 ini dengan baik. Guru harus memahami proses
yang ada di dalam pendekatan saintifik yakni mengamati, bertanya, mengklarifikasi, mencoba, menpresentasikan. Pada kurikulum 2013 ini, peran
guru hanya sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran. Siswa bukan lagi bekerja secara individu saja, tetapi siswa
bekerja sebagai tim atau dalam kelompok. Untuk sekolah dasar kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik
terpadu untuk semua mata pelajaran. Pembelajaran tidak lagi dipilah menjadi mata pelajaran-mata pelajaran tertentu, namun digabungkan menjadi satu
dengan tema yang sudah ditentukan dari pemerintah.Pada kurikulum ini, guru menjadi lebih mudah dalam mendesain perangkat pemelajaran, karena perangkat
pembelajaran sudah disusun pada buku ajar atau buku guru.Namun, dengan hal tersebut guru juga harus mampu memodifikasi perangkat pembelajaran menjadi
lebih baik lagi dan sesuai dengan kondisi yang ada pada tempat guru tersebut mengajar.Guru harus benar-benar terampil untuk bisa mendesain kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tema dan pembelajaraan yang ada. Pada kenyataan sekarang, banyak guru yang masih kesulitan dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 yakni pembelajaran tematik di sekolah dasar. Perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar kerja siswa, penilaian,media pembelajaran, bahan ajar dan sumberbelajar. Guru diharapkan untuk dapat
mengimplementasikan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran setiap hari di sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada guru kelas IV SDN Kalasan 1 berinisial SR, mengenai survei kebutuhan sekolah
pada tanggal 17 Mei 2014menunjukkan bahwa, sekolah sudah memiliki silabus, RPP,LKS,evaluasi, penilaian,buku guru dan buku siswa, pemahaman
guru tentang kurikulum 2013 sudah dapat dikategorikan baik, namun guru masih kesulitan dalam hal penilaian dan menyusun instrumen penilaian yang
efektif untuk semua aspek. Guru belum bisa membuat instrument penelitian yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang mencakup semua aspek.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan perangkat pembelajaran subtema barang dan jasa
mengacu kurikulum SD 2013untuk siswa kelas IV SD ” untuk tulisan ini.
Peneliti mencoba untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 pada sub tema “Barang dan Jasa” di kelas IV ini menjadi lebih
lengkap.
B. Rumusan Masalah