Letak Geografis dan Luas Wilayah Kepadatan Dan Penyebaran Penduduk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Gambar 4.1. Peta Tapanuli Selatan Sumber : BPS, Tapsel Dalam Angka, 2012. Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki Luas wilayah 4.444,82 Km2. Secara geografis terletak di antara 0 10 sd 1 50 Lintang Selatan dan 98 50 sd 100 10 Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada ketingggian antara 0-2009 mdpl. Daerah yang berada pada ketinggian 0 meter umumnya terdapat di daerah pantai barat Tapanuli Selatan, yaitu di desa Muara Upu kecamatan Muara Batang Toru. Sedangkan daerah yang berdiri pada ketinggian 2.009 meter terdapat pada gunung Tapulomajung di kecamatan Saipar Dolok Hole. Universitas Sumatera Utara Pada Tahun 2008, untuk mewujudkan efisiensi dalam tata pemerintahan diterbitkan Perda Kabupaten Tapanuli Selatan No.5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan. Dengan Perda ini maka jumlah Desa di Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi 212 desa dan 36 kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : ฀ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Tapanuli Tengah ฀ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Propinsi Sumatera Barat. ฀ Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Selatan. ฀ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Samudera Indonesia.

4.1.2 Kepadatan Dan Penyebaran Penduduk.

Kepadatan penduduk Tapanuli Selatan tergolong jarang bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Sumatera Selatan. Pada tahun 2011 kepadatan penduduk Tapanuli Selatan sebesar 61 jiwaKm2. Rendahnya tingkat kepadatan penduduk di Tapanuli Selatan disebabkan wilayah Tapanuli Selatan relatif sangat luas, dimana sekitar 35 persen wilayahnya merupakan daerah yang tidak bisa dihuni karena merupakan hutan, danau, rawa, gunung dan lainnya. Oleh sebab itu tidak heran jika masih banyak desa di Tapanuli Selatan yang masih terisolir karena berada di tengah hutan atau lereng gunung. Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa Kecamatan Angkola Barat merupakan daerah terpadat penduduknya Universitas Sumatera Utara dimana pada tahun 2011 kepadatan penduduknya sebesar 124 jiwaKm2. Kecamatan lainnya yang termasuk cukup padat adalah Angkola Selatan sebesar 120 jiwaKm2 dan Marancar sebesar 108 jiwaKm2. Sebaliknya Kecamatan Aek Bilah dan Saipar Dolok Hole merupakan daerah paling jarang penduduknya dengan tingkat kepadatan penduduk masing-masing hanya sekitar 20 jiwaKm2 dan 27 jiwaKm2. Tabel 4.1. Distribusi Penduduk dan Luas serta Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012 No Kecamatan Distribusi Penduduk Distribusi Luas Kepadatan Penduduk JiwaKm2 1 Batang Angkola 12,17 10,87 68 2 Sayur Matinggi 8,81 8,62 62 3 Tano Tombangan 5,44 4,48 74 4 Angkola Timur 7,02 6,56 65 5 Angkola Selatan 10,18 5,16 120 6 Angkola Barat 9,09 4,46 124 7 Angkola Sangkunur 6,85 6,75 62 8 Batang Toru 10,88 8,05 82 9 Marancar 3,53 1,99 108 10 Sipirok 11,54 12,76 55 11 Arse 2,97 5,70 32 12 Saipar Dolok Hole 4,79 10,86 27 13 Aek Bilah 2,41 7,49 20 14 Muara Batang Toru 4,32 6,25 42 Tapanuli Selatan 100,00 100,00 61 Sumber : BPS Kab. Tapanuli Selatan 2012 Dilihat distribusi penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan menurut kecamatan, tampak bahwa Kecamatan Batang Angkola yang mempunyai luas 10,87 persen dari wilayah Tapanuli Selatan dihuni oleh 12,17 persen penduduk Tapanuli Selatan. Demikian pula dengan Kecamatan Batang Toru dan Angkola Universitas Sumatera Utara Selatan yang mempunyai luas 8 persen dan 5 persen, namun didiami oleh lebih dari 10 persen penduduk Tapanuli Selatan. Berbeda halnya dengan Kecamatan Saipar Dolok Hole, dimana dengan luas hampir 11 persen dari wilayah Tapanuli Selatan namun hanya didiami kurang dari 5 persen penduduk. Kondisi ini sebagai gambaran bahwa distribusi penduduk di Tapanuli Selatan masih belum merata.

4.1.3 Pendidikan

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Efektivitas Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Efektivitas Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan (Studi evaluasi CIPP Efektivitas Komunikasi Pembangunan Unit Pengelolaan Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah).

0 1 15

Efektifitas Kegiatan Komunikasi Pembangunan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Matesih Efektivitas Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan (Studi evaluasi CIPP Efektivitas Komunikasi Pembangunan Unit Pengelolaan Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Mate

0 2 18

Bargaining Power Perempuan dalam Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

0 0 6