yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program.
2.5. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat miskin sebagai persyaratan penting bagi solusi berkelanjutan terhadap kemiskinan dan kelaparan. Pemberdayaan didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang khususnya untuk memiliki akses terhadap sumber daya produktif yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan,
mendapatkan barang serta layanan yang dibutuhkan dan partisipasi dalam proses pengembangan dan keputusan yang mempengaruhi masyarakat miskin IFAD,
2002-2004. Menurut Sumaryadi 2005 secara konseptual, ada 3 tiga prinsip dasar dari konsep pemberdayaan masyarakat antara lain : 1 Pemberdayaan sangat
menekankan pentingnya partisipasi masyarakat, baik pada tahap perencanaan program, pelaksanaan maupun pada tahap pengembangannya. 2 Pemberdayaan
selalu tidak memisahkan antara fisik proyek dengan pelatihan ketrampilan dan 3 Sumber dana bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat umumnya berasal dari
anggaran pemerintah, partisipasi pihak swasta dan dari partisipasi masyarakat sendiri.
Modal sosial sebagai sebuah konsep yang didefinisikan sebagai suatu proses pembelajaran sosial yang berfungsi untuk memberdayakan orang dan
melibatkan mereka sebagai warga negara dalam kegiatan kolektif yang bertujuan untuk pembangunan sosial ekonomi, pengentasan kemiskinan dan pembangunan
berkelanjutan Ali Asadi,dkk, 2008. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah membantu pengembangan manusiawi dari masyarakat lemah, rentan, miskin,
Universitas Sumatera Utara
marjinal dan kaum kecil seperti petani kecil, buruh tani, masyarakat miskin Perdesaan, masyarakat adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum
cacat dan kelompok wanita yang dikesampingkan. Memberdayakan kelompok- kelompok masyarakat tersebut secara sosio ekonomi sehingga mereka sanggup
berperan serta dalam pengembangan masyarakat, karena salah satu akibat pemberdayaan adalah meningkatnya kinerja masyarakat sehingga mereka mampu
mengambil tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sulekale 2003, bahwa percepatan penanggulangan kemiskinan dapat
dilakukan dengan mengubah paradigma pemberdayaan masyarakat dari yang bersifat top- down menjadi partisipatif, dengan bertumpu pada kekuatan dan
sumber- sumber daya lokal. Penanggulangan kemiskinan yang tidak berbasis komunitas dan keluarga miskin itu sendiri akan sulit berhasil.
Menurut Suyanto 2008 bahwa lambatnya perkembangan ekonomi rakyat disebabkan sempitnya peluang untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang
mana hal itu merupakan konsekuensi dari kurangnya penguasaan dan pemilikan asset produksi terutama tanah dan modal, disamping itu faktor lain yang
menyebabkan berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi kurang efektif berkaitan dengan kurangnya dibangun ruang gerak yang memadai bagi
masyarakat miskin itu sendiri untuk memberdayakan dirinya. Menurut Jalaludin 1999, upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat
dari tiga sisi antara lain : 1 Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang enabling dengan kata lain, adanya pemihakan kepada masyarakat untuk maju dan berkembang karena pada dasarnya setiap manusia
Universitas Sumatera Utara
masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan sehingga pengertian pemberdayaan adalah suatu upaya untuk membangun daya tersebut dengan
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki oleh masyarakat serta mengembangkan potensi tersebut.
2 Memperkuat potensi daya yang dimiliki masyarakat empowering dengan kata kuncinya adalah penyiapan meliputi langkah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai masukan input serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang opportunity yang akan membantu masyarakat lebih
berdaya guna. 3 Memberdayakan masyarakat mengandung makna melindungi. Dalam proses
pemberdayaan masyarakat harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah karena ketidakberdayaan dalam menghadapi yang kuat.
Margono 2000, mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah mengembangkan kondisi dan situasi sedemikian rupa hingga masyarakat memiliki
daya dan kesempatan untuk mengembangkan kehidupannya tanpa adanya kesan bahwa perkembangan itu adalah hasil kekuatan eksternal. Masyarakat harus
dijadikan subyek bukan obyek.
2.6. Pengembangan Wilayah