Proses Pembentukan Efikasi Diri

apa yang dapat mereka lakukan. Teori ketiga, goal theory teori tujuan, di mana dengan membentuk tujuan terlebih dahulu dapat meningkatkan motivasi. c. Proses Afektif Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi emosional. Keyakinan individu akan coping mereka turut mempengaruhi level stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi situasi yang sulit. Persepsi efikasi diri tentang kemampuannya mengontrol sumber stres memiliki peranan penting dalam timbulnya kecemasaan. Individu yang percaya akan kemampuannya untuk mengontrol situasi cenderung tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan kekurangan mereka, memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman, membesar-besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi. d. Proses Seleksi Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka.

4. Aspek-aspek Efikasi Diri

a. Level tingkat kesulitan tugas, yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasarkan ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya. b. Strength kekuatan keyakinan, yaitu aspek yang berkaitan dengan kekuatan keyakinan individu atas kemampuannya. Ada individu yang memiliki keyakinan kuat bahwa mereka akan berhasil walaupun dalam tugas yang berat, sebaliknya ada juga yang memiliki keyakinan rendah apakah dapat melakukan tugas tersebut. Individu dengan efikasi diri rendah akan mudah menyerah apabila mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, sementara individu yang memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuannya akan tekun berusaha menghadapi kesulitan dan rintangan. c. Generality generalitas, yaitu hal yang berkaitan dengan luas cakupan tingkah laku diyakini oleh individu mampu dilaksanakan. Keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya bergantung pada pemahaman kemampuan dirinya, baik yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu maupun pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

5. Karaktristik Siswa yang Memiliki Efikasi Diri

Bandura dalam Widodo, 2007 menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki efikasi diri tinggi dan rendah sebagai berikut: Tabel 1 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Rendah Efikasi Diri Tinggi Efikasi Diri Rendah Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan Menjauhi tugas-tugas yang sulit Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen Berhenti dengan cepat jika menemui kesulitan Mempunyai usaha yang tinggigigih Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen buruk untuk tujuan yang dipilihnya Berpikir strategis Berfokus pada kegagalan Berpikir bahwa kegagalan yang dialami disebabkan karena usaha yang tidak cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan Mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari kegagalan yang dialami Yakin akan berhasil sehingga dapat mengkontrol stress saat tujuan belum tercapai mengurangi stress Berfokus pada perasaan tidak mampu sehingga cenderung mudah mengalami stress dan depresi mudah stress dan depresi

B. Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya baik sengaja maupun tidak sengaja. Menurut Winkle 1997 belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap. Cronbach Djamarah, 2002: 12 berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience . Belajar diartikan sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang relalif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif Syah, 2008. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa belajar merupakan sebuah proses panjang yang dilakukan oleh individu yang di didalamnya terdapat perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Proses perubahan ini terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan di sekitarnya serta dari pengalaman yang didapatkan melalui proses tersebut.