penggangguran, depresi ekonomi, atau lawan yang lebih superior. Selain itu faktor pribadi lainnya, seperti usia, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, dan kesehatan fisik dapat memberikan dampak negatif terhadap ekspetasi atas hasil.
2. Sumber Efikasi Diri
Menurut Bandura, Feist dan Feist 2008: 416-418, efikasi diri pribadi itu didapatkan, dikembangkan, atau diturunkan melalui satu
atau kombinasi dari empat sumber, yaitu pengalaman menyelesaikan masalah mastery experience, pengalaman orang lain various
experience , persuasi verbal, dan keadaan fisiologis dan emosional.
a. Pengalaman Menyelesaikan Masalah Mastery Experience Pengalaman menyelesaikan masalah adalah sumber yang
paling penting mempengaruhi efikasi diri seseorang. Mastery experience
memberikan bukti yang paling akurat dari tindakan apa saja yang diambil untuk meraih suatu keberhasilan atau
kesuksesan, dan keberhasilan tersebut dibangun dari kepercayaan yang kuat didalam keyakinan individu. Kegagalan akan
menentukan efikasi diri individu terutama bila perasaan keyakinannya belum terbentuk dengan baik. Pernyataan umum ini
memiliki enam konsekuensi praktis. Pertama
, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan kesulitan dari tugas
tersebut. Contohnya, Pemain tenis dengan keterampilan yang
tinggi akan mengalami peningkatan efikasi diri yang sedikit saat mengalahkan lawan yang jelas-jelas inferior, tetapi pemain tersebut
akan lebih mengalami peningkatan efikasi diri dengan menunjukkan performa yang baik menghadapi lawan yang lebih
superior. Kedua, tugas yang diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif daripada yang diselesaikan dengan
bantuan orangalain. Dalam olahraga, pencapaian dalam tim tidak akan meningkatkan efikasi diri sebanyak pada pencapaian prestasi
secara individual. Ketiga, kegagalan tampaknya lebih banyak menurunkan efikasi diri, terutama jika kita sadar sudah
mengupayakan yang terbaik; sebaliknya, kegagalan karena tidak berupaya maksimal tidak begitu menurunkan efikasi diri. Keempat,
kegagalan di bawah kondisi emosi yang tinggi atau tingkatan stress tinggi efikasi dirinya tidak selemah daripada kegagalan di bawah
kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum memperoleh pengalaman tentang penguasaan lebih merusak efikasi dirinya
daripada kegagalan sesudah memperolehnya. Keenam, kegagalan pekerjaan memiliki efek yang kecil saja bagi efikasi diri,
khususnya bagi mereka yang memiliki ekspetasi kesuksesan tinggi. b. Pengalaman Orang Lain Various Experience
Pengalaman orang lain adalah pengalaman pengganti yang disediakan untuk model sosial. Efikasi diri meningkat ketika
manusia mengamati pencapaian orang lain yang setara
kompetensinya, tetapi menurun ketika melihat kegagalan seorang rekan. Apabila orang lain tidak setara dengan kita, pemodelan
sosial hanya memberikan efek kecil saja bagi efikasi diri. Misalnya, Keberhasilan seorang pemuda anggota sirkus yang aktif
dan pemberani berjalan di atas tali yang ditonton seorang manula yang penakut hanya sedikit saja member pengaruh bagi efikasi diri
sang manula untuk meniru tindakan tersebut. c. Persuasi Verbal
Persuasi verbal meningkatkan kepercayaan seseorang mengenai hal-hal yang dimilikinya untuk berusaha lebih gigih
untuk mencapai tujuan dan keberhasilan atau kesuksesan. Persuasi verbal mempunyai pengaruh yang kuat pada peningkatan efikasi
diri individu dan menunjukkan perilaku yang digunakan secara efektif. Seseorang mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya
bahwa dirinya dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal berhubungan dengan kondisi yang
tepat bagaimana dan kapan persuasi itu diberikan agar dapat meningkatkan efikasi diri seseorang.
d. Keadaan Fisiologis dan Emosional Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam
dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak
diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan