Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
mengendur dan kegagalan yang semakin banyak: persepsi semakin diperkuat oleh pengalaman. Pemodelan sosial para siswa memiliki
kemampuan belajar rendah menjadi semakin rendah karena mereka tidak berani menjadikan siswa-siswa pandai sebagai acuan identifikasi
dirinya. Riset-riset mereka terdahulu mengenai korelasi self efficacy
dan kemampuan belajar rendah sudah mengabaikan mekanisme yang paling memungkinkan untuk menjelaskan hubungan kedua faktor ini.
Dengan memasukkan gender dan sumber efikasi diri, Hampton dan Mason berharap dapat menjelaskan hubungan yang paling
memungkinkan antara pembelajaran dan kemampuan ini. Di titik ini, efikasi diri akan bisa dilihat memberikan pengaruh paling besar bagi
peforma akademis. Untuk mengetes model mereka, Hampton dan Mason Feist
dan Feist 2008: 428 mengumpulkan data hampir 300 siswa SMA, kira-kira separuhnya didiagnosis kemampuan belajar rendah. Hasil
menunjukkan bahwa, jika dbandingkan dengan siswa berkemampuan tinggi, para siswa berkemampuan rendah kekurangan pengalaman
penguasaan, kekurangan peran model, hanya sedikit mendapat penguatan positif dari orang lain, dan memiliki tingkat kecemasan
tinggi. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa, pengaruh tidak langsung kepercayaan terhadap sumber efikasi diri hanya melekat pada
status kemampuan belajar rendah, bukannya bias gender. Dengan kata
lain, kemampuan belajar rendah tidak berasal langsung dari efikasi diri melainkan lebih terkait dengan sumber-sumber efikasi diri yang
mempengaruhi performa akademis.