8
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan mengenai teori efikasi diri, teori konsep belajar, teori konsep remaja, teori bimbingan pribadi-sosial, belajar.
A. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Efikasi diri mengacu pada
keyakinan-keyakinan seseorang tentang kemampuan dirinya untuk belajar atau melakukan tindakan-tindakan pada level yang ditentukan
Schunk, 2012. Efikasi diri adalah keyakinan tentang apa yang mampu dilakukan oleh seseorang. Dalam mengukur efikasi diri,
seseorang menilai
keterampilan-keterampilan mereka
untuk menerjemahkan keterampilan tersebut ke dalam tindakan-tindakan.
Bandura Feist dan Feist 2010: 212, mendefinisikan efikasi sebagai “keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan
suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bandura beranggapan bahwa “keyakinan
atas efikasi seseorang adalah landasan dari agen manusia”. Manusia yang yakin bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang mempunyai
potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih
mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri rendah.
Efikasi diri bukan merupakan ekspetasi dari hasil tindakan kita. Bandura membedakan antara ekspetasi mengenai efikasi diri dan
ekspetasi mengenai hasil. Efikasi merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk
melakukan suatu perilaku, sementara ekspetasi hasil merujuk pada prediksi dari kemungkinan mengenai konsekuensi perilaku tersebut.
Hasil tidak boleh digabungkan dengan keberhasilan dalam melakukan perilaku tersebut; hasil merujuk pada konsekuensi dari perilaku, bukan
penyelesaian melakukan tindakan tersebut. Sebagai contoh, seorang pelamar kerja harus mempunyai
kepercayaan diri bahwa dia dapat memberikan performa yang baik saat melakukan wawancara kerja, mempunyai kemampuan untuk
menjawab berbagai kemungkinan pertanyaan, tetap santai dan terkontrol, serta menunjukkan perilaku bersahabat dengan kadar yang
tepat. Oleh karena itu, dia mempunyai efikasi diri yang tinggi mengenai wawancara kerja. Akan tetapi, walaupun mempunyai
ekspetasi efikasi yang tinggi, ia mungkin mempunyai ekspetasi atas hasil yang rendah. Ekspetasi akan hasil yang rendah dapat terjadi
apabila ia yakin bahwa ia hanya memiliki sedikit kemungkinan untuk ditawarkan posisi tersebut. Penilaian ini mungkin terjadi akibat kodisi
lingkungan yang tidak menjanjikan, seperti tingginya taraf
penggangguran, depresi ekonomi, atau lawan yang lebih superior. Selain itu faktor pribadi lainnya, seperti usia, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, dan kesehatan fisik dapat memberikan dampak negatif terhadap ekspetasi atas hasil.
2. Sumber Efikasi Diri
Menurut Bandura, Feist dan Feist 2008: 416-418, efikasi diri pribadi itu didapatkan, dikembangkan, atau diturunkan melalui satu
atau kombinasi dari empat sumber, yaitu pengalaman menyelesaikan masalah mastery experience, pengalaman orang lain various
experience , persuasi verbal, dan keadaan fisiologis dan emosional.
a. Pengalaman Menyelesaikan Masalah Mastery Experience Pengalaman menyelesaikan masalah adalah sumber yang
paling penting mempengaruhi efikasi diri seseorang. Mastery experience
memberikan bukti yang paling akurat dari tindakan apa saja yang diambil untuk meraih suatu keberhasilan atau
kesuksesan, dan keberhasilan tersebut dibangun dari kepercayaan yang kuat didalam keyakinan individu. Kegagalan akan
menentukan efikasi diri individu terutama bila perasaan keyakinannya belum terbentuk dengan baik. Pernyataan umum ini
memiliki enam konsekuensi praktis. Pertama
, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan kesulitan dari tugas
tersebut. Contohnya, Pemain tenis dengan keterampilan yang