Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunagrahita

21 dipecahkan dengan teknik atau metode pengerjaan yang sama dan dengan jawaban yang pasti benar. Berbeda dengan ilmu Bahasa Indonesia yang jawaban yang diperoleh belum tentu mutlak kebenarannya karena kebenarannya dapat dipengaruhi oleh perkembangan zaman. 2. Tujuan Pembelajaran Matematika bagi Anak Tunagrahita Didalam lingkup sekolah tujuan pembelajaran matematika bagi anak Tunagrahita ringan diharapkan mampu membekali kemampuan- kemampuan anak dalam bidang pengoperasian bilangan angka terhadap masalah-masalah yang berkaitan tentang berhitung. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan-keterampilan yang diajarkan pada mata pelajaran matematika diharapkan sebagai salah satu keterampilan fungsional yang dapat membantu anak Tunagrahita dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika. Sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Ringan BNSP, 2006: 101-102 tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan: a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuatgeneralisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 22 c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

3. Pengertian Perkalian

Perkalian merupakan salah satu materi dasar yang diberikan kepada peserta didik SD maupun SDLB. Pembelajaran materi perkalian pada tingkat dasar bukan menekankan dari jawaban hasil perkalian yang mampu dijawab oleh peserta didik. Lebih dari sekedar jawaban tersebut, peserta didik dituntut untuk mengetahui langkah-langkah mengerjakan dengan teknik-teknik yang terdapat dalam materi perkalian. Sehingga dari memahami proses mengerjakannya peserta didik diharapkan mampu menjelaskan proses atau langkah jawaban hasil perkaliannya dan bukan hanya sekedar menjawab berdasarkan menghafalkan. Menurut Steve Slavin dalam Erna Nurmaningsih 2009: 39 didownload dari httpeprints.uns.ac.id51691162252608201006541.pdf diunduh pada tanggal 23-4-2015 pada pukul 17.09 mendefinisikan bahwa “perkalian adalah penjumlahan yang sangat cepat”. Dikatakan cepat karena penjumlahan yang dimaksud akan dilakukan secara berulang- ulang sesuai dengan angka “n” nya. Lebih lanjut Sufyani 23 Prabowanto dan Puji Rahayu dalam Utri Heryani 2012: 38 menyatakan bahwa operasi perkalian pada bilangan bulat merupakan operasi penjumlahan yang dilakukan secara berulang. Dari dua definisi diatas mengenai perkalian dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang dilakukan secara berulang- ulang tergantung dengan nilai “n”. Nilai “n” yang dimaksud yaitu angka yang dijadikan sebagai penjumlah. Contoh 2X3=6, sehingga apabila nilai “n” sama dengan 2 maka 2 dapat disebut sebagai penjumlah dan angka 3 harus dijumlahkan sebanyak 2 kali menjadi 3+3=6. Contoh lain seperti 4X5=20, a pabila nilai “n” sama dengan 4 maka 4 dapat disebut sebagai angka penjumlah karena jumlah angka 5 menjadi 5+5+5+5=20.

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Perkalian

Pada saat melakukan mengajarkan teknik berhitung perkalian kepada anak Tunagrahita guru dapat mengambil media bermain yang mudah dikenali oleh anak seperti: buku, kelereng, biji dakon, bola, atau dadu. Contoh soal dengan menggunakan media buku menurut Heruman

2007: 23 seperti:

a. Pada awal pembelajaran, guru dapat bercerita tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian. untuk membantu kemampuan berfikir siswa, diberikan bantuan benda atau gambar yang sesuai dengan cerita.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PENJUMLAHAN MELALUI PERMAINAN DAKON PADA ANAK HIPERAKTIF KELAS III DI SLB

0 5 48

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENGGUNAAN METERAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SLB NEGERI KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TA 2008 2009

0 13 105

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MENARA HITUNG TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D3 SLB C YSSD SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

1 8 64

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN BILANGAN BULAT ANAK TUNANETRA KELAS V SLB/A-YKAB SURAKARTA TAHUN 2015/2016.

1 3 20

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D5 DI SLB C YSSD SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 19

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS DASAR 3 DI SLB NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 255

KECAKAPAN SOSIAL TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR V DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 173

PENGARUH AKTIVITAS AKUATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS ATAS DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA.

1 3 82

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG NILAI MATA UANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 1 18