Penurunan fungsi kognitif Masalah-Masalah yang dialami Lansia
20 dapat berfikir dengan baik. Jelaslah, keadaan fisik, seperti sakit dan sehat
mempengaruhi cara kita berfikir King, 2010:34. Depresi pada lansia memiliki latar belakang yang agak berbeda dengan orang dewasa lainnya,
karena depresi yang dialami pada lansia lebih sering timbul akibat berbagai penyakit fisik yang dideritanya Margatan, 1996:69. Berbagai
peristiwa yang umum terjadi pada usia paruh baya seperti kesulitan kerja, masalah keluarga, merawat orang tua yang lanjut usia, depresi yang
terjadi terkait dengan masalah kehilangan pasangan hidup, timbulnya penyakit fisik, atau pensiun Anonim, 2010:10-11.
Seseorang yang mengalami stres akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami stres. Menurut Bourke
2012:246 tanda-tanda peringatan fisik meliputi sakit kepala, insomnia, kelelahan, jantung berdebar, keringat berlebihan, sendi atau otot yang
tegang, sembelit, masalah pencernaan, atau kejang perut, kehilangan hasrat seksual, ruam kulit atau gatal, tekanan darah tinggi, sering
mengalami kedutan, kejang otot atau kedutan pada kelopak mata, menangis untuk alasan yang tidak jelas, dan seing terkena pilek atau flu.
Karakteristik tersebut tidak hanya pada kondisi fisik saja, namun juga terdapat gejala-gejala seperti peringatan mental dan lainnya. Gejala
tersebut meliputi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan respon sosial. Hal serupa dikatakan oleh Stuart, Gail W. dan Laraia, Michele T.
2005:67 “appraisal of stressor involves determining the meaning of and understanding the impact of the stressful situation for the individual. It
21 include cognitive, affective, physiological, behavioral, and social
responses”. Gejala peringatan stres pada aspek kognitif dapat dilihat dari cara
berfikir, dan cara pandang orang tersebut. Stuart dan Laraia 2005:67 mengatakan if person uses passive, hostile, avoidant, or self-defeating
tactics, the source of stress is not likely to go away. Tanda-tanda orang yang mudah terkena stres yang dapat dilihat dari segi kognitif seseorang
adalah pasif, suka bermusuhan, menghindari, dan suka menang sendiri. Gejala stres juga terjadi pada aspek afektif. Pada aspek afektif ini
terlalu umum untuk dikategorikan dalam stres karena dapat menjadi emosi. Hal ini diungkapkan oleh Stuart dan Laraia 2005:67 in the
appraisal of a stressor, the major affective response is a nonspecific or generally anxiety reaction, which becomes expressed as emotion. Emosi
yang termasuk didalamnya yaitu sukacita, kesedihan, ketakutan, kemarahan, penerimaan, ketidakpercayaan, antisipasi atau terkejut.
Pada aspek fisiologis, seseorang yang mengalami stres mengalami penurunan pada sistem kekebalan tubuhnya. Hal serupa dikatakan oleh
Stuart dan Laraia 2005:67 additionally, stress has been shown to affect the body’s immune system, affecting one’s ability to fight disease.
Seseorang dapat diketahui kondisi stres dengan mengetahui bagaimana kondisi fisiologi dengan hormone-hormon yang dimiliki oleh tubuh.
Hormone yang dimiliki oleh tubuh mempengaruhi kesehatan seseorang,