Serangan Penyakit Masalah-Masalah yang dialami Lansia

21 include cognitive, affective, physiological, behavioral, and social responses”. Gejala peringatan stres pada aspek kognitif dapat dilihat dari cara berfikir, dan cara pandang orang tersebut. Stuart dan Laraia 2005:67 mengatakan if person uses passive, hostile, avoidant, or self-defeating tactics, the source of stress is not likely to go away. Tanda-tanda orang yang mudah terkena stres yang dapat dilihat dari segi kognitif seseorang adalah pasif, suka bermusuhan, menghindari, dan suka menang sendiri. Gejala stres juga terjadi pada aspek afektif. Pada aspek afektif ini terlalu umum untuk dikategorikan dalam stres karena dapat menjadi emosi. Hal ini diungkapkan oleh Stuart dan Laraia 2005:67 in the appraisal of a stressor, the major affective response is a nonspecific or generally anxiety reaction, which becomes expressed as emotion. Emosi yang termasuk didalamnya yaitu sukacita, kesedihan, ketakutan, kemarahan, penerimaan, ketidakpercayaan, antisipasi atau terkejut. Pada aspek fisiologis, seseorang yang mengalami stres mengalami penurunan pada sistem kekebalan tubuhnya. Hal serupa dikatakan oleh Stuart dan Laraia 2005:67 additionally, stress has been shown to affect the body’s immune system, affecting one’s ability to fight disease. Seseorang dapat diketahui kondisi stres dengan mengetahui bagaimana kondisi fisiologi dengan hormone-hormon yang dimiliki oleh tubuh. Hormone yang dimiliki oleh tubuh mempengaruhi kesehatan seseorang, 22 sehingga orang yang mengalami stres akan lebih mudah terserang penyakit. Aspek perilaku dapat memberikan informasi yang lebih tentang kondisi stres seseorang. Stuart dan Laraia 2005:67, behavioral responses are the resultof emotionaland physiological responses, as well as on e’s cognitive analysis of the stressful situation. Menurut Caplan dalam Stuart dan Laraia 2005:67 mendeskripsikan empat fase respon perilaku individu terhadap stres, yaitu: Phase 1 is behavior that changes the stressful environment or allows the individual to escape from it. Phase 2 is behavior that allows the individual to change the external circumstances and their aftermath. Phase 3 is intrapsychic behavior that serves to defend against unpleasant emotional arousal. Phase 4 is intrapsychic behavior that help one come to terms with the event and its sequelae by internal readjustment. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam mengalami stres, individu menunjukan perilaku dalam 4 tahap. Tahap 1: perilaku yang mengubah lingkungan stres atau mengizinkan individu untuk melepaskan diri dari stres; tahap 2: perilaku yang memungkinkan individu untuk mengubah keadaan eksternal dan akibatnya; tahap 3: perilaku intrapsikis yang berfungsi untuk mempertahankan diri dari rangsangan emosional yang tidak menyenangkan; tahap 4: perilaku intrapsikis yang membantu seseorang berdamai dengan gejala sisa dengan cara menyesuaikan diri kembali secara internal. 23 Respon sosial merupakan aspek yang juga perlu mendapatkan perhatian. Banyak respon sosial yang diberikan oleh orang yang mengalami stres. Menurut Mechanic dalam Stuart dan Laraia 2005:67- 68 sifat yang tepat pada respon seseorang didasarkan pada tiga ativitas, yaitu search for meaning pencarian arti, social attribution atribusi sosial, social comparison perbandingan sosial. Seseorang yang melakukan respon sosial diluar dari dasar aktivitas tersebut, memungkinkan mengalami stres. Gejala stres berdasarkan skala HARS antara lain: perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatic otot, gejala somatic sensorik, gejala kardoivaskuler, gejala repisatori, gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala otonom, tingkah laku pada wawancara. Tanda-tanda peringatan mental meliputi ketidakmampuan bersantai, susah berkonsentrasi dan ingatan yang buruk, kesulitan menyelesaikan tugas, mudah marah, melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, kehilangan semangat hidup, atau sulit membuat keputusan Bourke, 2012:246. Menurut Robert J. Van Amberg dalam Hawari 2010:46-48 stres dapat dibagi ke dalam enam tahap berikut: 1 Tahap pertama: tahap ini merupakan tahap stres yang paling ringan dan biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan, penglihatan lebih “tajam” dari biasanya, dan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya namun tanpa disadari