4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Semangat Kerja
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan antara lain :
a. Organisasi itu sendiri
Organisasi secara signifikan dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap pekerjaan mereka. Misalnya saja, reputasi organisasi di mata publik,
khususnya reputasi yang tidak menyenangkan, dapat mempengaruhi sikap karyawan Kossen ,1987.
b. Kegiatan karyawan baik terkait di dalam maupun di luar pekerjaannya
Pekerja adalah produk dari keseluruhan lingkungannya. Hubungan karyawan dengan keluarga dan rekannya secara signifikan dapat mempengaruhi sikap
dan perilakunya terhadap pekerjaannya. Rasa kerja sama antar anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas Kossen, 1987; Pattanayak, 2002.
c. Kondisi pekerjaan
Banyak jenis pekerjaan yang dapat memicu kebosanan, pemikiran ynag obsesif dan sikap alienasi Kossen,1987; Zainun, 1981.
d. Rekan kerja Sistem dalam organisasi juga mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Kondisi yang awalnya tidak mengganggu karyawan mungkin saja tidak terduga mempunyai efek yang berlawanan dengan semangat kerja karyawan
karena adanya pengaruh dan tekanan dari rekan kerja Zainun, 1981; Pattanayak,2002; Danim, 2004.
e. Kepemimpinan Tindakan–tindakan manajer menunjukkan suatu pengaruh yang kuat terhadap
semangat kerja karyawan dalam tuntutan kerja. Tingkat turnover yang tinggi seringkali mengindikasikan suatu kepemimpinan yang tidak efektif Zainun,
1981; Kossen, 1987; Pattanayak, 2002; Danim, 2004 f. Konsep diri karyawan
Konsep diri dari karyawan juga cenderung mempengaruhi sikap mereka terhadap lingkungan organisasional. Misalnya, karyawan dengan tingkat
kepercayaan diri yang kurang atau memiliki kekurangan secara fisik akan memicu masalah semangat kerja Kossen, 1987.
g. Imbalan atau tingkat kepuasan ekonomis Bagaimana kebutuhan personal karyawan terpuaskan dapat mempengaruhi
semangat kerja karyawan secara signifikan. Salah satunya jumlah atau komposisi dari kompensasi yang diberikan seperti pembayaran gaji atau
keuntungan benefit, juga dapat memuaskan kebutuhan karyawan Zainun, 1981; Nitisemito, 1982; Kossen, 1987; Danim, 2004.
h. Rasa kebersamaan Karyawan memiliki rasa saling memiliki dan peduli antar rekan kerja
Pattanayak, 2002. i. Kejelasan tujuan atau objektif yang diraih
Karyawan memiliki beban kerja dan tujuan yang jelas. Rasa pemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan bersama mereka
yang harus diwujudkan secara bersama-sama pula Pattanayak, 2002; Halsey, 2003; Danim, 2004.
j. Adanya jaminan keamanan dan kepastian dalam pekerjaan Adanya rasa aman di masa depan, ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta
perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri pribadi dan karier dalam perjalanan Zainun, 1981; Nitisemito, 1982; Halsey, 2003.
k. Memiliki kesempatan untuk maju Kesempatan untuk meningkatkan karirnya menjadi lebih baik dan lebih tinggi
dari sekarang. Adanya kesempatan untuk mendapatkan promosi Nitisemito, 1982; Halsey, 2003; Danim, 2004.
l. Kepribadian Manusia dengan kepribadian terbuka, umumnya semangat kerjanya mudah
dirangsang. Sebaliknya, manusia yang cenderung tertutup amat sulit menerima rangsangan dan isyarat perubahan Danim, 2004.
Berdasarkan uraian teoritis dari beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi semangat kerja adalah
adanya kepuasan tehadap pemenuhan kebutuhan karyawan seperti gaji atau upah yang tinggi serta imbalan yang diberikan organisasi sebagai hasil dari jerih payah
atau kontribusi mereka atau disebut juga kepuasan terhadap kompensasi.
B. Kepuasan Kompensasi