Dari tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terletak pada kategori semangat kerja tinggi dan kepuasan
kompensasi sedang yaitu sebanyak 30 orang 50.
D. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan kepada para guru dan karyawan tetap di YPK Budi Murni Medan menunjukkan bahwa kepuasan kompensasi merupakan
prediktor positif bagi semangat kerja. Dimana peranan kepuasan kompensasi adalah sebesar 22.3 dalam meningkatkan semangat kerja. Kemudian hasil
analisa regresi berganda dari tiga aspek kepuasan kompensasi yaitu kepuasan terhadap pay level, kepuasan terhadap pay system, dan kepuasan terhadap benefit,
ditemukan hanya dua aspek yang memiliki peranan signifikan sebagai prediktor positif terhadap semangat kerja, yaitu aspek kepuasan terhadap pay level dan
kepuasan terhadap benefit. Kedua aspek ini memiliki peranan sebesar 28.8 terhadap semangat kerja karyawan, ini berarti ada 71.2 faktor lain yang dapat
mempengaruhi semangat kerja karyawan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Koefisien determinasi pada aspek kepuasan terhadap pay level adalah
sebesar 0.660 dan pada aspek kepuasan terhadap benefit sebesar 1.339. Artinya peningkatan pada kedua aspek ini akan meningkatkan semangat kerja para guru
dan karyawan di YPK Budi Murni Medan. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menunjukkan konstanta sebesar 63.814. Ini berarti pada dasarnya
semangat kerja para guru dan karyawan di YPK Budi Murni Medan sudah tinggi, meskipun tanpa adanya aspek-aspek kepuasan kompensasi. Namun penelitian
menemukan bahwa terdapat satu aspek dari kepuasan kompensasi tidak memiliki peranan terhadap semangat kerja yaitu kepuasan terhadap pay system karena
aspek tersebut terbuang dalam analisis metode stepwise karena memiliki signifikansi probabilitas lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa aspek
ini tidak memiliki peranan yang signifikan terhadap semangat kerja. Peningkatan pada aspek tersebut tidak memiliki pengaruh dan peranan sebagai prediktor positif
terhadap peningkatan semangat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kepuasan terhadap pay level
memiliki pengaruh yang signifikan sebagai prediktor positif bagi semangat kerja karyawan sebesar 0.660. Kepuasan terhadap pay level merupakan kepuasan
karyawan terhadap kompensasi langsung yaitu berupa gajiupah yang diterima. Hasil penelitian ini pada dasarnya sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moekijat 1989
bahwa dalam suatu hubungan kepegawaian yang modern, upah dan gaji memainkan peranan yang besar dalam mendorong pegawai untuk bekerja.
Heneman, dkk. 1986 yang menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah upahgaji yang diterima karyawan, maka semakin tinggi kepuasan yang dirasakan
karyawan. Strauss dan Sayless 1990 juga beranggapan bahwa kebanyakan orang ketika ditanya alasan ia bekerja kemungkinan besar akan menjawab untuk
mendapatkan uang. Memang mereka tidak hanya mengharapkan upah dan gaji saja dari pekerjaan mereka, namun uang adalah keperluan yang pokok. Pada
dasarnya adanya dugaan ketidakadilan dalam memberikan upah maupun gaji yang merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang pada
akhirnya bisa menimbulkan semangat rendah dari karyawan itu sendiri.
Selain pay level, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan terhadap benefit merupakan prediktor positif yang dominan terhadap semangat
kerja guru dan karyawan YPK Budi Murni Medan dibandingkan dua aspek kepuasan kompensasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
signifikan kepuasan terhadap benefit sebagai prediktor positif bagi semangat kerja karyawan adalah sebesar 1.339 satuan. Heneman, dkk. 1986 menggolongkan
benefit sebagai bentuk kompensasi tidak langsung yang diterima karyawan berupa berbagai bentuk keuntungan yang diberikan organisasi seperti liburan, asuransi
kesehatan, asuransi jiwa ataupun rencana pensiun. Dalam penelitian ini benefit memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan semangat kerja
karyawan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Nasution 2010 yang membuktikan bahwa program kesejahteraan yang diterapkan perusahaan atau
organisasi seperti penyediaan fasilitas kesejahteraan, tunjangan kesehatan dan lainnya dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Menurut
Munandar 2001 faktor pay dan fringe benefits yang diterima merupakan faktor-faktor yang dapat menentukan timbulnya kepuasan kerja pada diri
individu.
Hal yang senada dikemukakan oleh Schuler 1987 yakni perusahaan harus memastikan para karyawannya puas terhadap imbalan yang mereka terima
untuk meminimalisir indikasi turunnya semangat kerja karyawan seperti turnover dan ketidakhadiran. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemberian
kompensasi seperti upah, gaji, dan insentif memberikan pengaruh terhadap semangat kerja karyawan.
Aspek dari kepuasan terhadap kompensasi yang berdasarkan hasil penelitian ini yang bukan merupakan prediktor positif bagi semangat kerja guru dan
karyawan di YPK Budi Murni Medan adalah aspek kepuasan terhadap pay system. Aspek ini merupakan aspek yang terkait dengan sistem pengupahan yang berlaku
serta prosedur kenaikan gaji yang diterapkan oleh organisasi atau yayasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem penggajian yang diberlakukan
tidak berpengaruh terhadap semangat kerja para guru dan karyawan di YPK Budi Murni Medam. Menurut Heneman, dkk. 1986 pay system yang berlaku di suatu
perusahaan atau organisasi dapat mempengaruhi kepuasan karyawan dikarenakan karyawan seringkali mempunyai standar pay system yang mereka anggap sesuai.
Berdasarkan hal tersebut perlu bagi yayasan ini untuk menyesuaikan sistem penggajian yang berlaku dengan standar yang sesuai dan seperti yang diharapkan
oleh para guru dan karyawannya agar dapat meningkatkan kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan semangat kerja para guru dan karyawan.
Hasil kategorisasi hipotetik kepuasan kompensasi menunjukkan bahwa sebanyak 38 orang 63.3 guru dan karyawan berada pada kategori sedang dan
selebihnya sebesar 36.7 berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti kepuasan kompensasi sebagian besar guru dan karyawan YPK Budi Murni Medan berada
pada kategori sedang. Kompensasi yang diberikan kepada guru sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja, motivasi kerja, dan hasil kerja. Apabila
kompensasi yang diberikan dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru maka dengan sendirinya akan
mempengaruhi semangat kerjanya, yang pada gilirannya akan meningkatkan
kualitas setiap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini karena tujuan bekerja guru banyak dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya kebutuhan minimal kehidupan
guru dan keluarganya. Dengan demikian dampaknya adalah meningkatnya perhatian guru secara penuh terhadap profesi dan pekerjaanya. Jika kompensasi
yang diberikan semakin besar kepuasan kerjanya semakin baik. Hasil kategorisasi hipotetik semangat kerja menunjukkan bahwa sebanyak
51 orang 75 para guru dan karyawan berada dalam kategori tinggi dan 9 orang 15 termasuk kategori sedang. Hal ini berarti sebagian besar guru dan
karyawan di YPK Budi Murni Medan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Menurut Nawawi 1990 moral atau semangat kerja yang tinggi atau positif
merupakan faktor yang berpengaruh pada sikap berupa kesediaan mewujudkan cara atau metode kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan
prestasi dan produktivitas kerja. Di lain pihak, ketika semangat kerja karyawan rendah, karyawan akan
merasakan kebosanan dan malas dalam bekerja. Artinya karyawan tidak bergairah untuk menyelesaikan pekerjaannya dan bermalas-malasan ketika sampai di
kantor. Keadaan tersebut akan menyebabkan performansi kerja karyawan menjadi rendah, menciptakan masalah di tempat kerja, karyawan cenderung untuk menarik
diri dari lingkungan kerja, sering datang terlambat ke tempat kerja dan pulang kerja lebih awal dari waktu yang ditetapkan, tidak mau bersosialisasi atau
berinteraksi dengan pekerja lainnya, dan akhirnya terjadi tingkat turnover yang tinggi di dalam organisasi Carlaw, Deming Friedman, 2003.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini dan akan dikemukakan saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kompensasi merupakan
prediktor positif bagi semangat kerja para guru dan karyawan di YPK Budi Murni Medan. Kepuasan kompensasi memberikan sumbangan efektif sebesar
22.3 dalam meningkatkan semangat kerja, dan ini berarti ada 77.7 faktor lain yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. b.
Dari tiga aspek kepuasan kompensasi, hanya terdapat dua aspek yang memiliki peranan terhadap semangat kerja, yaitu aspek kepuasan terhadap pay
level dan kepuasan terhadap benefit. Kedua aspek tersebut memiliki peranan sebagai prediktor positif terhadap semangat kerja sebesar 28.8. Artinya
kedua aspek tersebut memberikan sumbangan efektif sebesar 28.8 dalam meningkatkan semangat kerja. Aspek kepuasan terhadap pay system bukan
merupakan prediktor positif bagi semangat kerja.