kerjasama dengan orang lain yang secara optimal sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan Davis, 2000.
Menurut Nitisemito 1982 semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan dapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik. Sementara Kossen 1987 mendefinisikan semangat kerja sebagai sikap karyawan baik terhadap organisasi tempat mereka bekerja secara
umum atau terhadap faktor–faktor spesifik dalam pekerjaan seperti pengawasan, dan keuangan serta insentif.
Carlaw, Deming dan Friedman 2003 menyatakan bahwa semangat kerja yang tinggi ditandai dengan karyawan melakukan pekerjaan dengan penuh
energik, antusias dan kemauan yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan semangat kerja adalah sikap individu dalam bekerja yang berpengaruh terhadap usaha untuk melakukan pekerjaan dengan lebih giat dan antusias yang
didasarkan atas rasa percaya diri, kemauan yang tinggi, disertai perasaan gembira sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan.
2. Indikator turunnya semangat kerja
Menurut Nitisemito 1982, indikasi-indikasi turunnya semangat kerja antara lain adalah sebagai berikut :
a. Rendahnya produktivitas kerja Menurunnya produktivitas dapat terjadi karena kemalasan, menunda
pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi penurunan produktivitas, maka hal ini
berarti indikasi dalam organisasi tersebut telah terjadi penurunan semangat kerja.
b. Tingkat absensi yang naik atau tinggi Pada umumnya, bila semangat kerja menurun, maka karyawan dihinggapi rasa
malas untuk bekerja. Apalagi kompensasi atau upah yang diterimanya tidak dikenakan potongan saat mereka tidak masuk bekerja.
c. Labour turn over atau tingkat perpindahan karyawan yang tinggi Keluar masuk karyawan yang meningkat terutama disebabkan karyawan
mengalami ketidaksenangan atau ketidaknyamanan saat mereka bekerja, sehingga mereka berniat bahkan memutuskan untuk mencari tempat pekerjaan
lain yang lebih sesuai dengan alasan mencari kenyamanan dalam bekerja. d. Tingkat kerusakan yang meningkat
Meningkatnya tingkat kerusakan sebenarnya menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang.
e. Kegelisahan dimana-mana Kegelisahan tersebut dapat berbentuk ketidaktenangan dalam bekerja, keluh
kesah serta hal-hal lain. Terusiknya kenyamanan karyawan memungkinkan akan berlanjut pada perilaku yang dapat merugikan organsasi itu sendiri.
f. Tuntutan yang sering terjadi Tuntutan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, di mana pada tahap
tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan. Organisasi harus mewaspadai tuntutan secara massal dari pihak karyawan.
g. Pemogokan Pemogokan adalah wujud dari ketidakpuasan, kegelisahan dan sebagainya.
Hal ini terkait dengan kurang diperhatikannya pengaturan kerja mengenai disiplin kerja, kondisi kerja dan kekurangan tenaga kerja yang terampil dan
ahli dibidangnya.
3. Ciri–Ciri Individu yang memiliki Semangat Kerja tinggi
Carlaw, Deming dan Friedman 2003 mengemukakan ada delapan ciri- ciri individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi yaitu :
a. Tersenyum dan tertawa
Tersenyum dan tertawa mencerminkan kebahagiaan individu ketika bekerja. Walaupun senyum dan tawa tidak diungkapkan dalam bentuk perilaku, tetapi
individu selalu diliputi perasaan senang, tenang dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b. Memiliki Inisiatif
Individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan terus bergerak untuk mencapai hal yang baru dan selalu ingin mengerjakan sesuatu yang
berhubungan dengan pekerjaannya, cepat mengambil tindakan agar tugas cepat selesai, namun selalu mematuhi aturan yang berlaku.
c. Berpikir secara luas dan kreatif
Mencoba hal–hal yang baru dan memiliki pandangan yang luas terhadap hal- hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan pekerjaannya.
d. Menikmati apa yang sedang dilakukan
Individu lebih tertarik dan lebih fokus untuk mencari penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya daripada meninggalkan
pekerjaannya. e.
Tertarik dengan pekerjaannya Individu selalu senang dengan pekerjaannya dan ingin segera tiba di tempat
kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. f.
Bertanggung jawab Individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi selalu menghargai
tugasnya dan sungguh–sungguh dalam menyelesaikan tugas sampai tuntas. g.
Memiliki kemauan bekerja sama Individu yang memiliki semangat kerja selalu memiliki kesediaan untuk
bekerja sama dengan pekerja lain yang mempermudah atau mempertahankan kualitas kerja.
h. Berinteraksi secara informal dengan atasan
Individu selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan atasan terutama atasan yang langsung berhubungan dengannya sehari–hari. Hal ini sangat
membantu individu untuk dapat bertukar pikiran, informasi dan belajar dari pengalaman atasannya. Interaksi dengan atasan juga terjadi di luar jam kerja
dan dilakukan dengan nyaman tanpa ada rasa takut atau tertekan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Semangat Kerja