Definisi Kepuasan Kompensasi Aspek - Aspek Kepuasan Kompensasi

3. Kepuasan Kompensasi

a. Definisi Kepuasan Kompensasi

Milkovich dan Newman 2002 menggunakan istilah kompensasi dan imbalan compensation and pay sebagai dua istilah yang saling menggantikan yang diartikan sebagai segala bentuk balas jasa finansial, pelayanan nyata, serta keuntungan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari suatu hubungan kerja. Milkovich dan Newman 2002 dan Heneman, dkk. 1986 mengemukakan bahwa kepuasan kompensasi atau kepuasan terhadap imbalan dapat diartikan sebagai suatu fungsi dari perbedaan persepsi karyawan terhadap seberapa besar imbalan yang seharusnya mereka terima dengan apa yang sudah mereka terima. Jika persepsi tersebut sama maka seorang karyawan dikatakan puas terhadap imbalan atau kompensasi yang diterimanya. Lawler 1983 mengemukakan empat hal terkait apakah individu puas atau tidak terhadap imbalan yang diterima yaitu : 1 Kepuasan terhadap imbalan merupakan fungsi dari berapa yang diterima dan berapa yang seharusnya diterima. Kebanyakan teori kepuasan menekankan bahwa kepuasan ditentukan melalui perbandingan antara apa yang diterima dengan berapa yang mereka anggap seharusnya diterima. 2 Kepuasan individu dipengaruhi oleh perbandingan dengan apa yang didapat oleh orang lain. Individu cenderung membandingkan apa yang orang lain lakukan dan apa yang orang lain terima dengan situasi mereka sendiri. Hasil dari perbandingan ini dijadikan individu untuk menyimpulkan imbalan yang harusnya mereka terima. 3 Individu seringkali tidak mau terima dengan perolehan imbalan yang diperoleh orang lain. Individu cenderung meremehkan kemampuan orang lain,dan menganggap kemampuan mereka lebih tinggi dan lebih pantas mendapat imbalan yang lebih tinggi. 4 Keseluruhan kepuasan kerja dipengaruhi oleh seberapa puas karyawan dengan imbalan intrinsik dan ekstrinsik yang diterima karyawan dari pekerjaannya. Untuk memuaskan kebutuhannya, kebanyakan individu seharusnya memperoleh imbalan intrinsik dan ekstrinsik sesuai dengan yang mereka harapkan.

b. Aspek - Aspek Kepuasan Kompensasi

Heneman, dkk. 1986 membagi kepuasan kompensasi ke dalam 3 aspek yaitu : 1 Pay Level Organisasi biasanya membuat dua bentuk kebijakan umum mengenai tingkat upahgaji yang diterima para karyawan. Salah satunya untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan, dan bentuk lainnya terkait dengan karakteristik individual karyawan yang menjabat suatu pekerjaan seperti tingkat performansi atau besar jasa yang diberikan. Tingkat atau struktur upah atau gaji ini sendiri pada dasarnya terkait dengan hirarki pekerjaan yang ada di dalam organisasi, kemudian berdasarkan hirarki tersebut bagaimana organisasi menetapkan besar upahgaji karyawan, serta dalam membuat struktur upahgaji dan hirarki pekerjaan tersebut harus mempertimbangkan kriteria keadilan baik eksternal maupun internal. Keadilan internal terkait upahgaji yang diterima karyawan berdasarkan kontribusi yang diberikan dalam melaksanakan pekerjaan sedangkan keadilan eksternal berhubungan dengan tingkat upahgaji dalam pasar tenaga kerja. Hal ini penting untuk memperhatikan keadilan eksternal apalagi ketika para karyawan membandingkan tingkat upahgaji yang diterima di organisasi tempat ia bekerja dengan tingkat upahgaji di organisasi lain yang setara. 2 Pay System Sistem pengupahan individual merupakan seluruh bentuk upahgaji untuk beberapa perilaku karyawan yang organisasi lihat dari para karyawannya. Umumnya, tingkat bayaran untuk pekerjaan dan kriteria dalam penentuan tingkatan tersebut sudah ditentukan. Kemudian apakah kriteria tersebut atau para pembuat kebijakan biasanya supervisor menerapkannya yang tentu saja menentukan seberapa banyak yang diberikan dan didapatkan oleh karyawan. Ini yang dinamakan pendekatan konvensional. Sistem konvensional ini biasanya menggunakan 3 kriteria yang disebut input system, merit system, dan mixed system. Secara teoritis, berbagai karakteristik personal yang ada dalam diri karyawan yang mereka bawa kedalam pekerjaan dapat dianggap sebagai input yang dipertimbangkan untuk menentukan bagaimana dan berapa besar seharusnya mereka dibayar. Namun dalam prakteknya, senioritas lebih diutamakan dari yang lainnya, meskipun keahlian ketrampilan kerja adalah kriteria yang juga digunakan dalam keadaan tertentu. Pada merit system, kenaikan upahgaji ditentukan oleh performansi kerja karyawan dibandingkan senioritas. Sementara pada mixed system, bayaran individual ditentukan oleh kombinasi dari kriteria baik senioritas dan jasa performansi kerja, meskipun terkadang kriteria lain juga digunakan. Kedua adalah pendekatan insentif, suatu tarif bayaran dasar sudah ditentukan untuk masing–masing pekerjaan, tetapi para karyawan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan lebih, bergantung pada apa yang mereka atau kelompok kerja mereka hasilkan. Dalam hal ini, organisasi membangun atau menegosiasikan suatu aturan misalnya pegawai sales di sebuah department store bisa saja memperoleh insentif 25 atas penjualannya. Dengan aturan yang dibuat ini, karyawan secara individu ataupun kelompok sebenarnya dapat menentukan bayaran yang mereka peroleh. Pendekatan yang ketiga adalah memberikan bonus berdasarkan kriteria organisasional seperti cost-savings atau pembagian keuntungan. Dalam hal ini organisasi juga menentukan aturan dan jumlah yang diterima karyawan ditentukan melalui beberapa kombinasi dari usaha mereka, keahlian ketrampilan managerial, dan keberuntungannya. 3 Benefit Benefit merupakan bentuk kompensasi tidak langsung, yang di dalamnya termasuk asuransi jiwa dan kesehatan, perencanaan pensiun, pembayaran untuk waktu tidak bekerja seperti liburan dan jalan-jalan, serta banyak lagi bentuk keuntungan seperti ini. Beberapa benefit diberikan berdasarkan keanggotaan karyawan dalam organisasi seperti hari libur, asuransi jiwa, kemudian bisa saja bergantung pada lamanya karyawan bekerja dalam suatu organisasi serta dapat juga bergantung pada besar upahgaji karyawan yang biasanya bergantung pada karakteristik personal maupun karakteristik pekerjaan bentuk benefit lain seperti dana rencana pensiun dan asuransi hidup. Bentuk–bentuk dari benefit yang umum antara lain : a Payment for Time Not Worked dimana ada dua bentuk umum yaitu 1 liburan vacation dan 2 hari-hari khusus seperti hari libur dan hari–hari untuk kegiatan pribadi atau umum paid days off. b Insurance Benefit, bentuk pertama yaitu asuransi kesehatan atau biaya kesehatan. Bentuk benefit ini menarik namun mahal, salah satu bentuknya yaitu asuransi kesehatan gigi. Kemudian bentuk kedua yaitu asuransi jiwa. c Retirement Benefit d Income Maintenance.

C. Kepuasan Kompensasi sebagai prediktor positif bagi Semangat Kerja