Upaya Hukum Banding Deskripsi Kasus 1. Duduk Perkara

Mengingat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta peraturan-peraturan lain yang bersangkutan, Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo akhirnya: 175 M e n g a d i l i: Dalam Eksepsi : - Menerima Eksepsi Tergugat II; Dalam Pokok Perkara : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat I No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 tentang Pemberian Pensiun mantan Anggota Polri atas nama Ipda Anderson Siringoringo; 3. Memerintahkan Tergugat I untuk mencabut Surat Keputusan Tergugat I No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 tentang Pemberian Pensiun mantan Anggota Polri atas nama Ipda Anderson Siringoringo; 4. Mewajibkan Tergugat I untuk menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang baru tentang rehabilitasi 176 5. Menyatakan gugatan Penggugat terhadap Tergugat II tidak dapat diterima; kedudukan keanggotaan Penggugat sebagai anggota Polri aktif seperti sebelum diterbitkannya Keputusan objek sengketa Tergugat I; 6. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 259.000,- dua ratus lima puluh sembilan ribu rupiah.

9. Upaya Hukum Banding

Upaya hukum banding secara tegas diatur dalam Pasal 122 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi: “Terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dapat dimintakan pemeriksaan 175 Bunyi amar putusan dalam penelitian ini dikutip sesuai dengan redaksi asli putusan No. 52G.Tun2005PTUN-Mdn. 176 Rehabilitasi adalah memulihkan hak penggugat dalam kemampuan dan kedudukan, harkat dan martabatnya sebagai pegawai negeri seperti semula sebelum ada putusan mengenai Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan. Lihat, R. Wiyono, Op.Cit, hlm. 166. Universitas Sumatera Utara banding oleh penggugat atau tergugat kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara”. Pasal 123 ayat 1 berbunyi: “Permohonan pemeriksaan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya yang khusus dikuasakan untuk itu kepada Pengadian Tata Usaha Negara yang menjatuhkan putusan tersebut dalam tenggang waktu empat belas hari setelah putusan pengadilan itu diberitahukan kepadanya secara sah”. Pemeriksaan tingkat banding dilakukan secara keseluruhan baik mengenai fakta-fakta baik mengenai penerapan hukumnya sehingga bersifat devolutif, artinya Pengadilan Tinggi memindahkan dan mengulangi kembali seluruh pemeriksaan perkara yang pernah dilakukan oleh pengadilan tingkat pertama PTUN dan hakim Pengadilan Tinggi seakan-akan duduk sebagai hakim pengadilan tingkat pertama pada waktu memeriksa perkara dimakud ditingkat banding. 177 Tergugat I dan tergugat II telah mengajukan permohonan banding sesuai dengan Akta Permohonan Banding Nomor: 52G.Tun2005PTUN-Mdn juncto Nomor 53BDG2005PTUN-Mdn tanggal 28 Oktober 2005 terhadap Putusan Nomor 52G.Tun2005PTUN-Mdn tanggal 18 Oktober 2005. Pemeriksaan banding ini kemudian menjadi perkara Nomor 18BDG2006PT-TUN-Mdn yang diputus pada Rabu tanggal 17 Mei 2006. 177 W. Riawan Tjandra, Op.Cit, hlm. 149. Universitas Sumatera Utara a. Memori Banding Memori Banding pada umumnya berisi uraian keberatan terhadap putusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat pertama. Adapun alasan-alasan banding tergugat I dan tergugat II sebagai Pembanding pada pokoknya diuraikan di bawah ini. 178 Surat keputusan tergugat I dan tergugat II No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 tentang pemberhentian atas nama Anderson Siringoringo telah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku yaitu setelah adanya hasil pemeriksaan Panitia Pemeriksaan Kesehatan Personil PPKP. Hakim PTUN telah mempertimbangkan putusan PPKP No.Pol: RSK23VIII2004Biddokes tanggal 6 Agustus 2004 berikut dengan lampirannya Surat Keterangan Dokter RS. Bhayangkara Medan No.Pol: SKD1958VI2004RSBhayangkara tanggal 15 Juni 2004 padahal putusan PPKP tersebut tidak pernah digugat oleh penggugat terbanding, dengan demikian PTUN Medan telah salah dan melebihi kewenangannya. PPKP berwenang untuk memutuskan hasil pemeriksaan dokter rumah sakit karena dapat menentukan status stakes penyakit penggugat terbanding bukan dokter, yang dalam hal ini penyakit penggugat terbanding adalah stakes IV yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebagai anggota polri. Putusan PPKP tidak dapat dicampuri oleh siapapun termasuk penggugat terbanding sehingga cukup alasan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan untuk membatalkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan. 178 Bunyi memori banding dalam tulisan ini telah dirobah dari bunyi redaksi aslinya dengan tetap menjaga maksud dan tujuannya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal-hal di atas Pembanding Tergugat I dan Tergugat II kemudian memohon agar Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan memutuskan dengan amar sebagai berikut: Mengadili: - Menerima permohonan banding Pembanding I dan Pembanding II; I. Dalam Eksepsi: - Menerima eksepsi Tergugat I dan Tergugat II seluruhnya; - Menyatakan gugatan tidak dapat diterima; - Menghukum Penggugat membayar biaya perkara; II. Dalam Pokok Perkara; - Membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tanggal 18 Oktober 2005 Nomor 52G.TUN2005PTUN-MDN; - Menolak gugatan Penggugat seluruhnya; - Menghukum Penggugat membayar biaya perkara. b. Kontra Memori Banding Kontra memori banding pada umumnya berisi tentang uraian penyangkalan terhadap memori banding disertai persetujuan terhadap putusan tingkat pertama. Adapun pokok kontra memori banding terbanding penggugat adalah diuraikan di bawah ini. 179 Penggugat sependapat dan menerima dengan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tanggal 18 Oktober 2005 Nomor 52G.TUN2005PTUN-MDN karena didasarkan atas pertimbangan hukum yang tepat dan benar. Keberatan pembanding tentang fakta penggugat tidak ada menggugat hasil PPKP adalah keberatan yang keliru karena surat keterangan PPKP bukanlah Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konkrit, individual dan final serta gugatan a quo pada pokoknya 179 Bunyi kontra memori banding dalam tulisan ini telah dirobah dari bunyi redaksi aslinya dengan tetap menjaga maksud dan tujuannya. Universitas Sumatera Utara didasarkan atas keberatan berupa adanya pelanggaran prosedural yang telah ditentukan oleh Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep984XII2003 tanggal 23 Desember 2003 pada Sub Lampiran II angka 2 huruf d dan Sub 3 yang secara tegas melarang orang yang pernah memeriksa personil terkait masuk dalam tim PPKP. Disamping itu pedoman PPKP dalam menerbitkan Surat Keterangan No.Pol: RSK23VIII2004Biddokes tanggal 6 Agustus 2004 adalah Surat Keterangan Dokter No. Pol: SKD1958VIRS. Bhayangkara tanggal 15 Juni 2004, padahal anjuran surat ini tidak sampai memberhentikan terbanding penggugat dari dinas Polri. PPKP juga tidak pernah melakukan pengujian secara langsung kepada diri terbanding penggugat tetapi hanya didasarkan pada catatan medis RS. Bhayangkara Tk. II Medan, catatan medis mana menyatakan terbanding penggugat pada tahun 1998 dan 1999 sering bicara-bicara dan mau memungut-mungut sampah, sementara itu di depan persidangan catatan medis ini tidak dilengkapi bukti rekaman medis atau data medis sedangkan terbanding dapat membuktikan bahwa pada tahun 19992000 telah mengikuti Sekolah Pembentukan Calon Perwira Kepolisian Negara RI Gelombang II tahun anggaran 19992000 dan telah dinyatakan lulus dalam pendidikan tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut hasil pengujian kesehatan pada diri terbanding penggugat oleh PPKP diperoleh tidak berdasarkan fakta yang lengkap sehingga tidak cukup alasan menjadikannya sebagai dasar dalam penerbitan surat pemberhentian objek perkara a quo; Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 objek perkara hanya ditandatangani oleh Karo Pers Polda Sumut, padahal berdasarkan Universitas Sumatera Utara Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Kep74XI2003 tanggal 10 Nopember 2003 juncto Panduan Teknis Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Kep74XI2003 tanggal 10 Nopember 2003 pada halaman 16 huruf b menegaskan bahwa pengakhiran dinas Anggota Polri dengan kepangkatan AKBP ke bawah yang sifatnya pemberhentian dengan hormat, Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan surat keputusannya diterbitkan dan ditandatangani oleh Kapolda, sehingga objek perkara ini cacat hukum dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan hal-hal di atas terbanding penggugat kemudian memohon agar Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan memutuskan dengan amar sebagai berikut: - Menolak permohonan banding dari Pembanding I dan Pembanding II Tergugat I dan Tergugat II tersebut untuk seluruhnya; - Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tanggal 18 Oktober 2005 No. 52G.TUN2005PTUN-MDN yang dibanding a quo; - Menghukum Pembanding I dan Pembanding II Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini; c. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor: 18BDG2006PT.TUN-MDN Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan telah dibacakan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum pada tanggal 17 Mei 2006 dengan pokok pertimbangan di bawah ini. Setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan membaca dan mempelajari secara seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita Universitas Sumatera Utara Acara Persiapan, Berita Acara Persidangan, Putusan serta meneliti dan memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan dikatikan dengan memori banding dan kontra memori banding, Majelis berpendapat tidak ada mengemukakan hal-hal yang baru dan semuanya telah dipertimbangkan secara cermat oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, pertimbangan dan putusan mana menurut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan telah tepat dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku, oleh karenanya pertimbangan hukum dimaksud diambil alih menjadi pertimbangan hukum judex factie di tingkat banding dalam memutus sengketa. Mengingat serta memperhatikan segala ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan sengketa ini khususnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 serta peraturan lainnya yang terkait: Mengadili: - Menerima permohonan banding dari Tergugat I Pembanding; - Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor: 52GTUN2005PTUN-MDN tanggal 18 Oktober 2005 yang dimohonkan banding; - Menghukum Tergugat I Pembanding untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 400.000,- empat ratus ribu rupiah;

10. Upaya Hukum Kasasi

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Tindakan Pemberhentian Dengan Hormat Pada Anggota POLRI (Studi Kasus Atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 52/G.TUN/2005/PTUN-Medan)

0 76 143

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Analisis Yuridis Atas Kegagalan Pengembang Dalam Memenuhi Klausula Jual Beli Apartemen (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 69/PDT.G/2008/PN.MDN)

0 67 123

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Kepatuhan Hukum Pejabat Dalam Mentaati Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Di Medan

0 27 5

Analisis Yuridis Atas Harta Gono-Gini Yang Dihibahkan Ayah Kepada Anak: Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan NO.691/Pdt.G/2007/PA.Medan

0 89 133

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Uang Paksa (Dwangsom) Dan Sanksi Administratif Dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

3 24 42