Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberhentian anggota Polri diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri. Pemberhentian anggota Polri dibagi menjadi 2 kategori yaitu pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian tidak dengan hormat. Pemberhentian dengan hormat diberikan jika: a mencapai batas usia pensiun; b pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas; c tidak memenuhi syarat jasmani dan atau rohani; dan d gugur, tewas, meninggal dunia atau hilang dalam tugas. Pemberhentian tidak dengan hormat diberikan jika: a melakukan tindak pidana; b melakukan pelanggaran; dan c meninggalkan tugas atau hal lain. 2. Penegakan hukum yang dilakukan oleh hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara No. 52G.TUN2005PTUN-MDN telah sesuai dengan ketentuan hukum sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara. Proses acara dimulai dengan pembacaan surat gugatan, jawaban, replik dan duplik, pemeriksaan alat bukti yaitu alat bukti surat baik dari penggugat maupun dari tergugat serta telah diberikan kesempatan kepada para pihak untuk Universitas Sumatera Utara mengajukan kesimpulan dan diakhiri dengan pembacaan putusan yang terbuka untuk umum. Upaya hukum banding serta upaya hukum kasasi telah sesuai dengan hukum acara yang berlaku disertai dengan pertimbangan hukum yang sangat lengkap. Berdasarkan pemeriksaan di depan persidangan terungkap fakta- fakta hukum bahwa tergugat I telah menerbitkan Surat No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 Tentang Pemberian Pensiun Mantan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia objek sengketa in casu secara bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan bertentangan asas-asas umum pemerintahan yang baik yaitu melanggar asas akuntabilitas sehingga hakim menyatakan batal objek sengketa dimaksud, memerintahkan tergugat I untuk mencabutnya serta mewajibkan tergugat I untuk menerbitkan Surat Keputusan yang baru tentang rehabilitasi kedudukan keanggotaan penggugat sebagai anggota Polri aktif. 3. Hambatan yuridis yang dialami oleh Peradilan Tata Usaha Negara dalam mengeksekusi Putusan No. 52G.TUN2005PTUN-MDN adalah berkaitan dengan peraturan perundang-undangan tidak mengatur secara tegas perihal pemaksaan eksekusi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana lajimnya ada pada Peradilan Umum, Peradilan Militer dan Peradilan Agama. Eksekusi putusan hakim Tata Usaha Negara tidak memiliki landasan hukum yang berdaya penekan dan berdaya pemaksa secara cukup efektif karena tidak adanya pejabat pemaksa sebagai eksekutor putusan. Ketidaksediaan pejabat TUN dalam melaksanakan putusan hanya dapat dikenakan upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa yang hingga saat ini belum ada aturannya dan atau sanksi Universitas Sumatera Utara administratif. Jika upaya-upaya ini juga tidak efektif, maka panitera mempubliksasikan pada media massa disertai dengan laporan Ketua Pengadilan TUN kepada Presiden dengan harapan agar Presiden memerintahkan pejabat terkait melaksanakan putusan serta laporan kepada lembaga perwakilan rakyat untuk menjalankan fungsi pengawasannya. Hambatan yuridis yang dialami oleh Peradilan TUN di atas juga menjadi hambatan tersendiri bagi penggugat yang menginginkan atau yang lebih berkepentingan terhadap eksekusi putusan dimaksud karena dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta peraturan terkait juga tidak secara tegas mengatur perihal eksekusi putusan TUN berkaitan dengan persoalan pembatalan sebuah surat keputusan tentang pemberhentian anggota Polri.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Tindakan Pemberhentian Dengan Hormat Pada Anggota POLRI (Studi Kasus Atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 52/G.TUN/2005/PTUN-Medan)

0 76 143

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Analisis Yuridis Atas Kegagalan Pengembang Dalam Memenuhi Klausula Jual Beli Apartemen (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 69/PDT.G/2008/PN.MDN)

0 67 123

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Kepatuhan Hukum Pejabat Dalam Mentaati Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Di Medan

0 27 5

Analisis Yuridis Atas Harta Gono-Gini Yang Dihibahkan Ayah Kepada Anak: Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan NO.691/Pdt.G/2007/PA.Medan

0 89 133

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Uang Paksa (Dwangsom) Dan Sanksi Administratif Dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

3 24 42