Jawaban Deskripsi Kasus 1. Duduk Perkara

menerbitkan Surat Keputusan Nomor Pol:Skep89III2005 sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ; - Menyatakan batal atau tidak sah Surat Usulan Nomor Pol:B563XI2004, tanggal 03 Nopember 2004, perihal Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun terhadap diri penggugat yang diterbitkan oleh tergugat II, serta: a. Mewajibkan kepada tergugat II untuk mencabut Surat Usulan dengan Nomor Pol:B563XI2004, tanggal 03 Nopember 2004 ; b. Dan mewajibkan tergugat II untuk mengembalikan dan merehabilitasi kedudukan Penggugat seperti sebelum diterbitkannya Surat Usulan Nomor Pol:B563XI2004, tanggal 03 Nopember 2004 ; - Membebankan kepada tergugat I dan tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini ;

3. Jawaban

Setelah penggugat mengajukan gugatan sebagaimana diuraikan di atas, maka tergugat I dan tergugat II telah menunjuk kuasa hukumnya untuk mewakilinya di depan persidangan untuk melawan gugatan penggugat yaitu AKP Didik Miharja, SH dan AKP Budiman, SH yang keduanya merupakan Advokat Bidang Binkum Polda Sumut berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 19 Juli 2005 dan tanggal 10 Agustus 2005. Jawaban pada pokoknya adalah surat tertulis yang diajukan oleh pihak tergugat yang tujuannya untuk menjawab gugatan penggugat yang dapat berisi eksepsi bantahan tangkisan sekaligus jawaban atau hanya berupa jawaban saja. Tergugat berhak mengajukan jawaban sesuai dengan asas audi et alteram partem atau auditor et altera pars yaitu pemberian hak yang sama kepada penggugat dan Universitas Sumatera Utara tergugat untuk didengar dalam pembelaan kepentingannya. 152 Tergugat I dan II mengajukan jawaban yang berisi eksepsi dan jawaban terhadap pokok perkara sebagai berikut. Pada umumnya eksepsi diajukan terhadap hal-hal yang menyangkut syarat-syarat formalitas gugatan sehingga tidak menyentuh pokok perkara verweer ten principle seperti eksepsi terhadap kompetensi absolute dan relatif, eksepsi terhadap keabsahan surat kuasa, eksepsi error in persona salah orang, eksepsi obscuur libel gugatan kabur, eksepsi nebis in idem sama dengan perkara terdahulu yang telah diputus oleh pengadilan. Sedangkan bantahan terhadap pokok perkara verweer ten principle harus dituangkan dalam bagian jawaban. 153 a. Dalam Eksepsi Exceptie Belanda, exception Inggris secara umum berarti pengecualian, tetapi dalam konteks hukum acara, bermakna tangkisan atau bantahan objection yang ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut syarat-syarat atau formalitas gugatandan dan tidak menyinggung bantahan terhadap pokok perkara verweer ten principle. 154 Tergugat I dan II menyatakan bahwa gugatan penggugat tidak didasarkan pada alasan yang layak karena Surat Kapolres Nias No.Pol:B563XI2004 tanggal 03 Nopember 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan 152 M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 463. 153 Eksepsi dan Jawaban dalam tulisan ini telah mengalami perobahan redaksional dari aslinya tanpa merubah maksud dan tujuannya. 154 M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 418. Universitas Sumatera Utara Hak Pensium An. Ipda Anderson Siringoringo, SH, NRP. 64070416 bukanlah putusan yang final yang menimbulkan kerugian kepada penggugat, tetapi sebagai usulan kepada Kapolda Sumut sebagai pimpinan yang berwenang. Surat tergugat II tersebut bukan Keputusan Tata Usaha Negara karena belum bersifat final dan juga belum menimbulkan akibat hukum yang defenitif bagi penggugat serta masih memerlukan persetujuan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Kapolda Sumut sesuai dengan ketentuan Pasal 2 huruf c UUPTUN, 155 sehingga tidak termasuk objek perkara Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 156 b. Dalam Pokok Perkara karenanya cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima. Tergugat I dan II pada pokoknya menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh penggugat dalam surat gugatannya terkecuali sepanjang diakui secara tegas dalam jawaban. Tergugat I dan II tidak membenarkan bahwa penggugat menderita gangguan jiwa karena ada perselisihan dengan Wakil Kepala Polres Nias. Berdasarkan data medis yang ada pada Rumah Sakit Bhayangkara terungkap bahwa penggugat telah 155 Pasal 2 huruf c berbunyi: Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang ini: c Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan. 156 Bunyi Pasal 1 ayat 3 dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 telah diganti menjadi bunyi Pasal 1 ayat 9 dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, tetapi tetap dengan bunyi yang sama yaitu: Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Universitas Sumatera Utara pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1988 dan 1999 yaitu suka bicara-bicara sendiri dan memungut-mungut sampah tetapi pada tahun itu bisa diobati. Tahun 2004 penyakit gangguan jiwa penggugat kambuh kembali dan telah dilakukan pengobatan dan perawatan intensif oleh dokter jiwa Rumah Sakit Bhayangkara yaitu Psikiater dokter Harun T. Parinduri dan telah menerbitkan hasil diagnosa yang menyatakan penggugat menderita Skizoprenia Paranoid Kronis sebagaimana termuat dalam Surat Keterangan Dokter No.Pol: SKD 1958 VI 2004 RS Bhayangkara tanggal 15 Juni 2004. Hasil diagnosa dan hasil pemeriksaan selama ini telah dipelajari kembali oleh Panitia Pemeriksaan Kesehatan Personil PPKP Polda Sumut yang diketuai oleh Dr. Lukman Hakim, Msc., DFM Kabid Dokkes Polda Sumut beranggotakan Dr. Nusa Setiawan, Sp.B., DFM, Dr. Donald F. Sitompul, Sp.KJ dan Dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ yang memberikan kesimpulan bahwa Stakes status kesehatan Penggugat termasuk J4 157 Karena penggugat mengalami gangguan kelainan jiwa maka tergugat II mengusulkan agara penggugat diberhentikan dengan hormat dengan mendapat pensiun yang termuat dalam Surat No.Pol:B563XI2004 tanggal 3 Nopember 2004 sehingga yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi persyarakat kesehatan minimal untuk bekerja sebagai Anggota Polri yang termuat dalam Surat PPKP No.Pol:RRSKVIII2004Bid.Dokkes tanggal 6 Agustus 2004. 157 Dalam Lampiran Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: SKEP984XII2003 tanggal 23 Desember 2003 tentang Buku Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan CalonAnggota Polri Serta CalonPNS Polri pada Bab I Pendahuluan angka 5 Pengertian huruf k dinyatakan: Tingkat Kelainan Stakes 4 kurang sekali bermakna mempunyai kelainan atau penyakit berat yang akan menggangu fungsi tubuh keseluruhan, sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan minimal untuk diterima bertugas sebagai anggota Polri. Universitas Sumatera Utara perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun An. Ipda Anderson Sirongoringo, SH, Nrp. 64070416. Setelah mempertimbangkan usul dari tergugat II dan hasil pemeriksaan kesehatan penggugat yang menyimpulkan bahwa penggugat tidak memenuhi persyaratan minimal sebagai anggota polri serta kelainan jiwa yang diderita penggugat juga dapat membahayakan bagi diri penggugat sendiri maupun dinas polri dan lingkungan kerja penggugat, maka dengan berat hati tergugat I sesuai Pasal 8 huruf b PP RI No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri, penggugat diberhentikan dengan hormat dengan mendapat pensiun sesuai dengan Surat Keputusan Kapolda Sumut No.Pol:SKEP89III2005 tanggal 21 Maret 2005. Tergugat I dan tergugat II berpendapat bahwa pemberhentian penggugat dengan hormat telah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku karenanya cukup alasan bagi Majelis Hakim untuk memutus perkara ini sebagai berikut: 158 1. Dalam Eksepsi - Menerima eksepsi tergugat-tergugat seluruhnya. - Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima. - Menghukum penggugat membayar biaya perkara. 2. Dalam Pokok Perkara - Menolak gugatan penggugat seluruhnya. - Menghukum penggugat membayar biaya perkara.

4. Replik

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Tindakan Pemberhentian Dengan Hormat Pada Anggota POLRI (Studi Kasus Atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 52/G.TUN/2005/PTUN-Medan)

0 76 143

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Analisis Yuridis Atas Kegagalan Pengembang Dalam Memenuhi Klausula Jual Beli Apartemen (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 69/PDT.G/2008/PN.MDN)

0 67 123

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Kepatuhan Hukum Pejabat Dalam Mentaati Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Di Medan

0 27 5

Analisis Yuridis Atas Harta Gono-Gini Yang Dihibahkan Ayah Kepada Anak: Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan NO.691/Pdt.G/2007/PA.Medan

0 89 133

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Uang Paksa (Dwangsom) Dan Sanksi Administratif Dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

3 24 42