Utara, dan Pihak Tergugat- II yaitu Kepala Kepolisian Resor Nias atau Kapolres Nias yang berkedudukan di Jalan Melati No. 5 Gunung Sitoli Kabupaten Nias, dengan
Objek Gugatan adalah: 1
2 Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera
Utara atau Kapolda Sumut, No.Pol: Skep89III2005 tentang Pemberian Pensiun Mantan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri pada tanggal 21
Maret 2005. Surat Usulan Kepala Kepolisian Resor Nias No.Pol: B563PHXI2004 tanggal 3
Nopember 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun An. Ipda Anderson Siringoringo, SH, NRP.64070416.
2. Gugatan
Pasal 53 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
selanjutnya dalam penelitian ini disingkat UUPTUN bebunyi: 1
Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal
atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau direhabilitasi.
2 Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 adalah: a.
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik ;
Universitas Sumatera Utara
Permohononan yang diajukan oleh orang atau badan hukum perdata kepada Pengadilan Tata Usaha Negara harus merupakan permohonan yang dituangkan dalam
bentuk tertulis dan tidak dikenal adanya gugatan tidak tertulis atau gugatan secara lisan.
141
Pasal 1 angka 11 UUPTUN menjelasakan bahwa gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap badan atau pejabat tata usaha negara dan
diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan putusan. Penjelasan Pasal 1 angka 11 menyebutkan bahwa latar belakang diciptakannya lembaga gugatan terhadap Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara ialah dikarenakan dalam Administrasi Negara Pemerintah banyak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat
sehingga tidak jarang dalam kasus tertentu Keputusan Tata Usaha Negara mengakibatkan kerugian bagi seseorang atau badan hukum perdata tertentu dan
karenanya memerlukan koreksi serta pelurusan dalam segi penerapan hukumnya. Adapun materi gugatan
142
yang diajukan oleh Penggugat
143
Penggugat adalah Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri, terhitung sejak tahun 1985 berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol:
lewat kuasa hukumnya M. Kemal Harahap, SH dan Irsal, SH berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 01 Juli 2005 pada pokoknya berbunyi sebagaiamana diuraikan di bawah ini.
141
R. Wiyono, Op.Cit, hlm. 100.
142
Bunyi materi gugatan dalam penelitian ini telah mendapat pengeditan kalimat oleh peneliti sehingga tidak sama lagi dengan bunyi gugatan aslinya, tetapi tetap menjaga kesamaan makna
dan tujuan.
143
Penggugat disini adalah peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
SKEPPers.GUNPAT-52-GX1985 tanggal 14 Oktober 1985 dan selama bertugas tidak pernah mendapat penjatuhan hukuman yang berakibat pada karir dan jabatan
penggugat selaku anggota polri. Untuk tujuan peningkatan karir maka pada tahun 2002 Penggugat dimutasikan
oleh Pimpinan ke Jajaran Kepolisian Resor Polres Nias sebagai Kepala Satuan Kasat Binmas berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sumut Nomor Pol:
Skep231V2002 tanggal 28 Mei 2002. Selama Penggugat bertugas di Polres Nias, Penggugat telah mendapat
berbagai tugas antara lain: a
Kapolsek Teluk Dalam tahun 2002-2003. b
Ka. SKP Polres Nias tahun 2003. c
Kanit Reskrim Polres Nias tahun 2003. d
Ka. Subbag Bina Mitra Polres Nias tahun 2004 dan terakhir mendapat tugas sebagai Kanit Reskrim Polres Nias pada tahun 2004.
Selama bertugas sebagai Kanit Reskrim, Penggugat banyak mengalami kendala dalam tugas sehingga menimbulkan beban yang berakibat penggugat
menderita penyakit dan depresi yang memerlukan perawatan intersif dan berkelanjutan. Hal ini berawal dari adanya pemukulan dan terus berlanjut dengan
berbagai tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh oknum Wakil Kepala Waka Polres Nias disebabkan penggugat sekitar April 2004 menghadap kepadanya untuk
melaporkan perihal kehilangan senjata api milik penggugat.
Universitas Sumatera Utara
Akibat penyakit depresi yang dialami oleh penggugat, keluarga penggugat datang ke Nias untuk menjenguk dan memastikan kondisi dimaksud, sehingga setelah
melihat dan mempertimbangkan segala sesuatunya maka pada akhirnya keluarga penggugat pada akhirnya mengajukan permohonan berobat di Rumah Sakit
Bhayangkara Medan kepada Kapolres Nias. Permohonan berobat ini kemudian dikabulkan dengan adanya Rujukan
Poliklinik Polres Nias dan Surat Pengantar Kapolres Nias Nomor Pol: B639IV2004 tanggal 7 April 2004 sehingga penggugat kemudian dibawa pihak keluarga berobat ke
Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk waktu yang tidak ditentukan. Selama berobat di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, dokter memberikan
surat kepada penggugat mulai dari awal pemeriksaan yaitu tanggal 20 April 2004 sampai terakhir pemeriksaan yang isinya berbunyi “masih perlu perawatan dan
diperlukan keterangan cuti sakit sampai dengan waktu yang tertentu” dan penggugat juga tetap memberikan laporan kepada Kapolres Nias perihal perobatan yang tengah
dijalani. Disamping laporan perkembangan keadaan penggugat selama menjalani
pengobatan, penggugat juga melampirkan Surat Keterangan Dokter pihak Rumah Sakit Bhayangkara Medan Nomor Pol: SKD1985IV2004RSBhayangkara yang
ditandatangani oleh Dokter yang secara langsung merawat yaitu Dr. H. Harun T. Parinduri, Sp.KJ dan diketahui oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Medan,
dengan anjuran agar penggugat, pertama, kontrol teratur 1 satu kali seminggu di Poliklinik Psikiater Rumah Sakit Bhayangkara Medan; kedua, tidak dibenarkan jaga
Universitas Sumatera Utara
malam dan memegang senjata api; dan ketiga, untuk lebih intensif penderita
144
Sesuai dengan Surat Keterangan Pemeriksaan Panitia Pemeriksaan Kesehatan Personil PPKP Nomor Pol: RSK24VIII2004Biddokes mengambil kesimpulan
bahwa penggugat menderita Skizopremia Paranoid Kronis dan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan kesehatan minimal untuk bekerja, yang ternyata Surat
Keputusan PPKP ini diambil tanpa melibatkan salah satu dokter yang merawat secara langsung penggugat yaitu Dr. H. Harun T. Parinduri, Sp.KJ, sehingga hasil sidang
PPKP ini tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sebagaimana anjuran yang tertuang
dalam Surat Keterangan Dokter Nomor Pol: SKD1985IV2004RSBhayangkara Medan.
dianjurkan pindah tugas dari tempat bertugas terdahulu ke tempat yang lebih dekat dengan Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Memenuhi anjuran Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Medan di atas
145
144
Maksudnya adalah penggugat atau peneliti sendiri.
, kemudian berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sumut Nomor Pol:
Skep494XII2004 tanggal 09 Desember 2004, penggugat telah dimutasikan sebagai Perwira Pertama PAMA di Polda Sumut sesuai dengan Surat Perjalanan Dinas
Nomor Pol: SPD03I2005 tanggal 06 Januari 2005 yang dikeluarkan oleh Kapolres Nias.
145
Maksudnya adalah Surat Keterangan Dokter Nomor Pol: SKD1985IV2004RSBhayangkara Medan yang menganjurkan 3 poin penting, dan disini khususnya
adalah poin ke tiga yang menganjurkan agar tempat tugas penggugat dimutasikan dari tempat terdahulu ketempat yang lebih dekat dengan RS Bhayangkara Medan guna perawatan yang lebih
intensif.
Universitas Sumatera Utara
Ternyata Kapolres Nias sebelum menerbitkan Surat Perjalanan Dinas Nomor Pol: SPD03I2005 tanggal 06 Januari 2005 telah mengajukan Usul Pemberhentian
Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun penggugat kepada Kapolda Sumut dengan surat Nomor Pol: B563XI2004 tanggal 3 Nopember 2004 yang didasarkan atas rujukan:
a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian
Anggota Polri pada Pasal 2 huruf a
146
dan Pasal 8
147
b Hasil Sidang Panitia Penguji Kesehatan Personil PPKP Polda Sumut No.Pol:
RSK24VIII2004Biddokes tanggal 6 Agustus 2004 menyimpulkan persyaratan kesehatan minimal untuk bekerja sebagai Anggota Polri.
yang tidak memenuhi syarat jasmani dan rohani.
c Surat Kapolda Sumut Nomor Pol: B3375X2004 tanggal 21 Oktober 2004
tentang kelengkapan persyaratan administrasi usul pensiun dini An. Ipda Anderson Sirongoringo Nrp. 64070416.
d Hasil Wanjak Polres Nias tanggal 6 Oktober 2004 yang memutuskan untuk
mengusulkan pernsiun dini Ipda Anderson Sirongoringo Nrp. 64070416. Penggugat tentu saja keberatan atas pertimbangan Tergugat II huruf b di atas
karena seakan-akan penggugat telah divonis tidak memenuhi persyaratan kesehatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
146
Pasal 2 huruf a berbunyi: Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat apabila: a mencapai batas usia pensiun.
147
Pasal 8 berbunyi: Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan dengan hormat berdasarkan surat keterangan Badan Penguji Kesehatan Personel Kepolisian Negara Republik
Indonesia dinyatakan: a tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan karena kesehatannya atau ; b menderita penyakit atau mengalami kelainan jiwa yang berbahaya bagi dirinya danatau organisasi
Kepolisian Negara Republik Indonesia danatau lingkungan kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan penggugat juga tidak pernah mengajukan surat pensiun dini melalui Polres Nias, tidak pernah diminta keterangan
maupun tidak pernah diperiksa secara langsung oleh Panitia Penguji Kesehatan Personil PPKP untuk bekerja sebagai Anggota Polri.
Penggugat baru mengetahui Surat Keputusan Kapolda Sumut No.Pol: Skep89III2005 yang menjadi objek gugatan tepatnya tanggal 21 April 2005, maka
tenggang waktu 90 sembilan puluh haru untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara masih dimungkinkan, sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 juncto
148
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
149
Tindakan tergugat I yang telah menerbitkan Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 dan tindakan tergugat II yang mengusulkan
pemberhentian dimaksud dengan Surat Usulan No.Pol: B563XI2004 tanggal 3 Nopember 2005 adalah tindakan yang bertentangan dengan Peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri pada Pasal 2 huruf a dan Pasal 8 dan juga tidak
sementara Surat Usulan Kapolres Nias No.Pol: B563XI2004 tanggal 03 Nopember 2004 baru diketahui oleh penggugat
pada bulan Pebruari 2005 yang belum diterima penggugat.
148
Juncto adalah bahasa Latin yang bermakna “berhubungan dengan bertalian dengan”. Kata juncto sering disingkat dengan hanya menulis kata “jo”. Lihat Yan Pramadya Puspa, Op.Cit, hlm.
493.
149
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 adalah Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Pasal 55-nya berbunyi: Gugatan dapat diajukan
hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan rasa keadilan bagai penggugat, sehingga termasuk juga kedalam perbuatan yang bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 53 ayat 2 huruf a dan huruf b Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar yang mungkin ditimbulkan oleh
Surat Keputusan dimaksud, penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara sebelum memutus pokok perkara terlebih dahulu mengeluarkan
Penetapan Penangguhan Pelaksanaan dari Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 sesuai ketentuan Pasal 67 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
150
Berdasarkan uraian fakta yuridis di atas, penggugat kemudian meminta agar hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut:
151
- Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya;
- Menyatakan batal atau tidak sah surat dengan No.Pol: Skep89III2005
tertanggal 21 Maret 2005 atas nama penggugat; a.
Dan mewajibkan tergugat I mencabut Surat Keputusan dengan Nomor Pol:Skep89III2005 tertanggal 21 Maret 2005 ;
b. Dan mewajibkan tergugat I untuk menerbitkan Surat Keputusan yang
baru untuk mengembalikan kedudukan penggugat seperti sebelum
150
Pasal 67 ayat 2 berbunyi: Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang
berjalan, sampai ada putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
151
Bunyi petitum hal-hal yang dimintakan agar diputuskan oleh hakim ini dikutip sesuai dengan bunyi redaksi aslinya.
Universitas Sumatera Utara
menerbitkan Surat Keputusan Nomor Pol:Skep89III2005 sebagai Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ;
- Menyatakan batal atau tidak sah Surat Usulan Nomor Pol:B563XI2004,
tanggal 03 Nopember 2004, perihal Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun terhadap diri penggugat yang diterbitkan oleh
tergugat II, serta: a.
Mewajibkan kepada tergugat II untuk mencabut Surat Usulan dengan Nomor Pol:B563XI2004, tanggal 03 Nopember 2004 ;
b. Dan mewajibkan tergugat II untuk mengembalikan dan merehabilitasi
kedudukan Penggugat seperti sebelum diterbitkannya Surat Usulan Nomor Pol:B563XI2004, tanggal 03 Nopember 2004 ;
- Membebankan kepada tergugat I dan tergugat II secara tanggung
renteng untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini ;
3. Jawaban