Kesimpulan Deskripsi Kasus 1. Duduk Perkara

3 Fotocopy Nota Dinas Kabid Binkum Polda Sumut No.Pol: RND10XI2004 tanggal 23 September 2004 perihal Pendapat Hukum dan Saran Terhadap Personel Polri dan PNS Polda Sumut yang bermasalah di Bidang Kesehatan. 4 Fotocopy Surat Keterangan Dokter No.Pol: SKD1958VI2004RS Bhayangkara tanggal 15 Juni 2004 ditandatangani oleh dokter Harun T. Parinduri. 5 Surat Kapolres Nias No.Pol: B563PHXI2004 tanggal 3 Nopember 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun an Ipda Anderson Sirongoringo, SH, NRP. 6407016. 6 Fotocopy Salinan Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005.

7. Kesimpulan

Kesimpulan atau konklusi adalah merupakan pendapat terakhir para pihak dalam sengketa. Pengajuan kesimpulan dalam sebuah perkara tidaklah menjadi keharusan sehingga pengajuannya adalah hak para pihak sehingga bersifat fakultatif pilihan bukan imperatif memaksa. Jika para pihak menghendaki dapat mengajukannya dan persidangan wajib untuk memberikan kesempatan yang wajar untuk itu atau kalau tidak maka hakim tidak berwenang untuk memaksakannya. Suatu kesimpulan biasanya berisikan hal-hal sebagai berikut: 166 1 Kesimpulan jawab-menjawab yaitu berupa gugatan, jawaban, replik dan duplik terkait hal-hal yang dianggap terbukti atau tidak terbukti. 166 Ibid, hlm. 117-118. Universitas Sumatera Utara 2 Kesimpulan dan bukti-bukti tertulis yaitu kesimpulan yang berdasarkan bukti-bukti tertulis yang dianggap terbukti atau tidak terbukti. 3 Kesimpulan dan saksi yaitu kesimpulan yang ditarik dari keterangan saksi-saksi, selanjutnya dari keterangan saksi-saksi dimaksud ditarik kesimpulan perihal yang terbukti dan yang tidak terbukti. 4 Lain-lain yaitu kesimpulan mengenai penilaian alat-alat bukti secara lengkap baik dari pihak lawan atau dari pihak dirinya sendiri. a. Kesimpulan Penggugat Kesimpulan penggugat berbunyi sebagai berikut: 167 1 Tanggapan Atas Jawaban dan Bukti-Bukti Tergugat. a Bahwa, dalam jawaban Tergugat I dan Tergugat II menyebutkan sesuai data medis yang ada pada Rumah Sakit Bhayangkara Medan Penggugat telah pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1988 dan tahun 1999 yaitu suka bicara-bicara sendiri dan memungut- mungut sampah yang mana pada tahun-tahun tersebut di atas bisa diobati. Dalam hal ini Penggugat menolak dengan tegas dalil Tergugat dalam jawabannya dan tetap pada dalil yang disampaikan dalam replik penggugat pada tanggal 16 Agustus 2005 pada poin 4 yang menyebutkan bahawa Penggugat pada tahun 1988 baru menjalani dinas Kepolisian selama 2 tahun dan telah bertugas di bagian Intel Poltabes Medan, sesuai dengan fotocopy petikan Skep No.Pol: SkepPersGunpat52.GX1985 tanggal 14 Oktober 1985 yang ditetapkan di Jakarta bukti P-3 168 b Bahwa selanjutnya dalam jawaban Tergugat I dan Tergugat II pada pokok perkara menyebutkan Pengguat mengalami gangguan jiwa atau kelainan jiwa yang termuat dalam surat Tergugat II No.Pol: B563XI2004 tanggal 3 Nopember 2004 serta hasil pemeriksaan sedangkan pada tahun 1999 Penggugat sedang menjalani Sekolah Pembentukan Perwira Setukpa- Polri yaitu mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2000 selama satu tahun dan ini dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Perwira Polri yaitu petikan Surat Keputusan Presiden RI Nomor: 47Polri2000 tanggal 26 Juli 2000 yang ditetapan di Jakarta. 167 Bunyi kesimpulan penggugat dalam penelitian ini dikutip sesuai dengan redaksi aslinya. 168 Umumnya dalam praktik persidangan, pengenalan alat bukti surat dibuat dalam bentuk kode-kode huruf dan angka yang memudahkan pengenalan bukti surat terkait. Kode huruf P menunjukkan bahwa bukti surat itu adalah bukti yang diajukan oleh Penggugat, kode huruf T menunjukkan bahwa bukti surat itu adalah bukti yang diajukan oleh Tergugat, sedangkan kode angka misalnya 1 menunjukkan urutan bukti. Dalam tulisan ini bukti ini ada pada bukti surat penggugat huruf c. Universitas Sumatera Utara kesehatan atas diri Penggugat yang menyimpulkan baha Penggugat tidak memenihi persyaratan minimal sebagai anggota polri serta kelainan jiwa yang diderita Penggugat juga dapat membahayakan bagi diri Penggugat sendiri maupun Dinas Polri dan lingkungan kerja Penggugat. Dalam hal ini Penggugat menyatakan menolak dengan tegas semua dalil-dalil yang disampakan Tergugat I dan Tergugat II, hal ini disebabkan kondisi kesehatan Penggugat adalah normal, hal ini terbukti setelah dilakukan kembali pemeriksaan kesehatan jiwa brain mapping atas diri Penggugat bukti P-14 169 2 Dalam Pokok Perkara. yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Medan atau tempat yangsama saat dilakukannya pemeriksaan kesehatan jiwa atas diri Penggugat sebelumnya, dalam hal ini Penggugat menganggap telah terjadi kekeliruan dalam penerbitan hasil kesehatan jiwa Penggugat dan jelas hal ini akan berpengaruh kepada semua ketentuan atau peraturan yang mengatur di atasnya. Bahwa, selanjuntya Penggugat merasakan adanya ketidakadilan karena penerbitan Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 tidak didasarkan atas hasil pemeriksaan yang benar sehingga tindakan yang tidak proseduril dan tidak tepat atas diri Penggugat, dengan perkataan lain tindakan yang tidak bersesuaian dengan Pasal 53 ayat 2b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. a Bahwa Penggugat tetap berpegang pada dalil-dalil semula sebagaimana telah dinyatakan dalam gugatan; b Bahwa Penggugat menolak dalil Tergugat dalam jawabannya pada alinea ke 4 yang dalam pokok perkara, hal ini dikarenakan Penggugat pada tahun 1988 dan tahun 1999 dalam keadaan sehat dan bertugas sebagai Anggota Polres Medan serta pada tahun 1999 sedang melaksanakan Sekolah Pembentukan Perwira Setukpa-Polri di Sukabumi, sehingga cukup alasan menolak dalil Tergugat; c Bahwa, Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 dalam konsiderannya tidak mencantumkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep984XII2003 tanggal 23 Desember 2003 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Rikkes Calon Anggota Polri yang juga menjadi dasar terbitnya Surat Keterangan Pemeriksaan PPKP No.Pol: RSK24VIII2004Biddokes yang menjadi usulan Tergugat II untuk diadakannya pemberhentian dengan hormat aas diri Penggugat kepada Tergugat I; d Bahwa Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 adalah bertentangan dengan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol: Kep74XI2003 tanggal 10 169 Dalam tulisan ini bukti ini ada pada bukti surat penggugat huruf n. Universitas Sumatera Utara November 2003 tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri pada halaman 16 butir B poin 1 dan 2; e Bahwa sesuai dengan hasil pemeriksaan jiwa psikiatri atas diri Penggugat yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa Medan tanggal 25 Agustus 2005 ketentuan yang berlaku untuk anggota Polri sesuai dengan Skep Kapolri No.Pol: Skep984XII2003 tanggal 23 Desember 2003 tidak ditemukan adanya gangguan Kepribadian Dissosial J4, serangan Psikosa berulang-ulang lebih dari 4 kali serta adanya gangguan mental organic, somnambulisme, gagap, gangguan prevenrensi seksual j4 hal ini sesuai dengan adanya ataupun berdasarkan kartu Poliklinik dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan; f Bahwa, sesuai dengan ketentuan dalam Skep Kapolri No.Pol: Skep984XII2003 tanggal 23 Desember 2003 pada Sub Lampiran II Poin 2 butir d Sub 3 yang menyatakan bahwa dokter yang pernah melakukan pemeriksan terhadap Penggugat tidak boleh duduk sebagai Panitia Penguji Kesehatan Personil PPKP, sedangkan dalam Panitia Penguji Kesehatan Personil No.Pol: RSK24VIII2004Biddokes salah seorang dokter yang turut menandatangani yaitu dokter Elmeida Efendi, SpKJ, selaku anggota yang merawat Penggugat yang seharusnya tidak dapat duduk dalam PPKP yang dimaksud di atas, hal ini dibuktikan dengan adanya Surat Keterangan Dokter No.Pol: 14439XRumkit2004 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Medan yang ditandatangani oleh dokter pemeriksa yaitu dokter Elmeida Effendi, SpKJ; g Bahwa sesuai Surat Keterangan dokter Rumah Sakit Bhayangkara Medan No.Pol: SKD1985IV2004RS Bhayangkara yang ditandatangani oleh dokter yang merawat Penggugat yaitu dokter Harun T. Parinduri, SpKJ yang menganjurkan pada Penggugat: 1 Kontrol teratur 1 kali seminggu ke Poliklinik Psikiater Rumah Sakit Bhayangkara Medan; 2 Tidak dibenarkan jaga malam dengan memegang senjata api; 3 Untuk lebih intensif penderita dianjurkan pindah tugas dari tempat bertugas terdahulu yang lebih dekat dengan Rumah Sakit Bhayangkara Medan; Bahwa sesuai dengan anjuran di atas telah dikeluarkan Skep Mutasi No.Pol: Skep495XII2004 tanggal 9 Desember 2004 yang disampaikan melalui telegram oleh Tergugat I namun Skep mutasi tersebut di atas belum sempat dilaksanakan oleh Penggugat ternyata sudah menyusul Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 terhadap diri Penggugat yang didasarkan atas hasil sidang PPKP yang kemudian diusulkan Tergugat II kepada Tergugat I; Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini, memutuskan hal-hal sebagai berikut: 1. Menolak Jawaban Tergugat untuk seluruhnya; 2. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 3. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 atas nama Penggugat; 4. Mewajibkan Tergugat I mencabut Surat Keputusan No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005 atas nama Penggugat; 5. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Usulan No.Pol: B563XI2004 tanggal 3 November 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun yang diterbitkan Tergugat II terhadap diri Penggugat; 6. Mewajibkan Tergugat II mencabut Surat Usulan No.Pol: B563XI2004 tanggal 3 November 2004; 7. Membebankan kepada Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini; b. Kesimpulan Tergugat I dan Tergugat II Kesimpulan Tergugat I dan Tergugat II berbunyi sebagai berikut: 170 1 Bahwa Terguat I dan II pada prinsipnya tetap pada eksepsi dan jawaban yang sudah diajukan dalam persidangan; 2 Bahwa Tergugat II No.Pol: B563XI2004 tanggal 03 November 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun An Ipda Anderson Siringoringo, SH, Nrp. 64070416 T I, II-5P- 2 171 3 Bahwa, berdasarkan data medis yang ada pada rumah sakit Bhayangkara bahwa Penggugat telah pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1988 dan 1999 yaitu suka bicara-bicara sendiri dan memungut-mungut sampah, bukanlah putusan yang final, belum menimbulkan akibat hukum yang defenitif bagi Penggugat dan bukan Keputusan Pejabat TUN karena masih memerlukan persetujuan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Kapolda Sumut vide Pasal 2 huruf c UU No. 9 Tahun 2004, dengan demikian tidak termasuk objek perkara TUN sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat 3 UU No. 5 Tahun 1986. Sehingga cukup alasan Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. 170 Bunyi kesimpulan tergugat I dan tergugat II dalam penelitian ini dikutip sesuai dengan redaksi aslinya. 171 Dalam tulisan ini bukti ini ada pada bukti surat Tergugat I dan II huruf e sedangkan pada bukti surat penggugat ada pada huruf b. Universitas Sumatera Utara yang mana pada tahun-tahun itu bisa diobati. Kambuhnya penyakit gangguan jiwa Penggugat pada tahun 2004 telah dilakuan pengobatan dan perawatan intensif oleh dokter jiwa pada RS Bhayangkara yaitu Psikiater Dokter Harun T Parinduri, oleh dokter telah menerbitkan hasil diagnosanya bahwa Penggugat menderita Skizoprenia Paranoid Kronis yang termuat dalam Surat Keterangan Dokter No.Pol: SKD1958VI2004RS Bhayangkara tanggal 15 Juni 2004 T I,II-1P-12 b; 172 4 Bahwa dari diagnose dokter tersebut dan hasi pemeriksaan selama ini telah dipelajari kembali oleh PPKP Polda Sumut yang diketahui oleh Dr. Lukman Hakim Msc.DFM Kabid Dokkes Polda Sumut beranggotakan Dr. Nusa Setiawan, Sp.B, DFM., Dr. F. Donald F Sitompul, Sp.KJ dan Dr. Elmeida Effendy Sp.KJ yang berkesimpulan bahwa Stakes Penggugat yang bersangkutan termasuk J4 sehingga yang bersangkutan dinyatakan “Keterangan pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan kesehatan minimal untuk bekerja sebagai anggota Polri” yang termuat dalam Surat PPKP No.Pol: RRSK24VIII2004Biddokes tanggal 6 Agustus 2004 T I, II- 1P-11 173 5 Bahwa, karena Penggugat mengalami gangguan jiwa kelainan jiwa maka Tergugat II mengusulkan agar Penggugat diberhentikan dengan hormat dengan mendapat pensiun yang termuat dalam surat Tergugat II No.Pol: B563XI2004 tanggal 3 November 2004 perihal Permohonan Usul Pemberhentian Dengan Hormat Dengan Hak Pensiun A.n Ipda Anderson Siringoringo, SH, NRP. 64070416; ; 6 Bahwa, setelah mempertimbangkan usulan dari Tergugat II dan hasil pemeriksaan kesehatan Penggugat yang menyimpulkan bahwa Penggugat tidak memenuhi persyaratan menimal sebagai anggota Polri serta kelainan jiwa yang diderita Penggugat juga dapat membahayakan baik bagi diri Pengugat sendiri maupun dinas Polri dan lingkungan kerja Penggugat, maka dengan berat hati Tergugat I sesuai dengan Pasal 8 huruf b PP RI No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri, Penggugat diberhentikan dengan hormat dengan mendapat pensiun sesuai dengan Surat Keputusan Kapolda Sumrut No.Pol: Skep89III2005 tanggal 21 Maret 2005; 7 Bahwa hasil pemeriksaan kembali bukti P-14 tidak sesuai dengan ketentuan dan harus dikesampingkan karena yang memeriksa bukan yang berwenang dan hasil pemeriksaannya adalah untuk yang terjadi sekarang 172 Dalam tulisan ini bukti ini ada pada bukti surat Tergugat I dan II huruf a, sedangkan pada bukti surat penggugat ada pada huruf l-2. 173 Dalam tulisan ini bukti ini ada pada bukti surat Tergugat I dan II huruf a, sedangkan pada bukti surat penggugat ada pada huruf k-2. Universitas Sumatera Utara bukan pada waktu itu, walau sebenarnya terdapat kesamaan angka pemeriksaan yaitu p=0.025 dan mengetahui susuai standar atau tidak kesehatan Penggugat selaku anggota Polri adalah PPKP sesuai ketentuan Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep984XIII2003 tanggal 23 Desember 2003 tentang Buku Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Calon Anggota Polri serta Calon PNS Polri juga lampirannya tentang Ketentuan Panitia Penguji Kesehatan Personil Sub Lampiran II;

8. Putusan

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Tindakan Pemberhentian Dengan Hormat Pada Anggota POLRI (Studi Kasus Atas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 52/G.TUN/2005/PTUN-Medan)

0 76 143

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Analisis Yuridis Pemberian Kuasa Blanko Pada Akta Perikatan Jual Beli (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 51/PDT.G/2009/PN.Mdn)

1 86 130

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Analisis Yuridis Atas Kegagalan Pengembang Dalam Memenuhi Klausula Jual Beli Apartemen (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 69/PDT.G/2008/PN.MDN)

0 67 123

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Kepatuhan Hukum Pejabat Dalam Mentaati Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Di Medan

0 27 5

Analisis Yuridis Atas Harta Gono-Gini Yang Dihibahkan Ayah Kepada Anak: Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan NO.691/Pdt.G/2007/PA.Medan

0 89 133

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Uang Paksa (Dwangsom) Dan Sanksi Administratif Dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

3 24 42