Five Why 5W1H

dari prosedur yang tidak dipahami oleh operator, operator kurang cekatan, kurangnya pelatihan operator, pengukuran yang tidak dilakukan dengan baik, bahan baku yang masuk melebihi kebutuhan, bahan yang datang lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan mesin untuk mencetak bunga, operator bekerja seolah tanpa motivasi, operator yang tidak hafal prosedur kerja, operator kelihatan lelah dalam bekerja, pola ulir mesin yang tidak tepat, takaran yang berlebih, operator bekerja sesuai dengan kebiasaannya, tidak sempurnanya hasil kerja pada stasiun sebelumnya, peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sederhana dan perapian susunan produk tidak dilaksanakan segera setelah dikemas plastik.

6.7. Five Why

Analisa pendalaman terhadap faktor penyebab dilakukan pada tahapan ini. Maka didapati akar permasalahan jika ditinjau dari faktor metode kerja yaitu supervisor cendrung fokus pada hasil, supervisor tidak memprioritaskan proses yang sesuai prosedur, pengawas terfokus pada output stasiun pemarutan manual, pengawasan supervisor cendrung pada pelaporan hasil kerja stasiun pemarutan mesin, pengawasan supervisor yang tidak maksimal. Jika ditinjau dari manusia maka penyebabnya antara lain manajemen belum menerapkan disiplin terhadap prosedur pada operator pengemasan, manajemen perusahaan belum memikirkan peningkatan etos kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja, program pelatihan untuk karyawan tidak terprogram dengan baik, perusahaan tidak mempertimbangkan spesifikasi kerja dalam penempatan operator, manajemen Universitas Sumatera Utara tidak mem follow up dengan baik pelatihan awal, fokus perusahaan adalah hasil produksi secara kuantitas, penegakan disiplin bagi operator oleh perusahaan masih kurang. Jika ditinjau dari mesin maka akar permasalahan antara lain manajemen perusahaan belum melakukan tinjauan terhadap jumlah kebutuhan mesin dan tidak dilakukan inspeksi yang baik terhadap mesin press sebelum memasukkan bahan. jika ditinjau dari material penyebabnya antara lain perusahaan tidak menentukan pembakuan spesifikasi yang ada, luaran pemarutan manual belum baik dan perusahaan tidak menentukan pembakuan spesifikasi yang ada.

6.8. 5W1H

Pada langkah ini diperjelas apa permasalahannya, di stasiun mana, siapa penanggung jawabnya, kapan terjadi permasalahan tersebut, mengapa permasalah pemborosan tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara penyelesaiannya. Luaran utama dari langkah ini adalah rekomendasi pada perusahaan untuk mengatasi pemborosan yang ada. Saran perbaikan yang didapat dari langkah ini yaitu meningkatkan perhatian supervisor terhadap prosedur kerja oleh operator, peningkatan keterampilan operator melalui program pelatihan, supervisor harus memberi prioritas tinggi terhadap prosedur kerja, melakukan tinjauan terhadap kebutuhan mesin, perancangan program perusahaan yang meningkatkan etos kerja, pengawasan terhadap aktivitas prosedural harus ditingkatkan, melakukan job analysis, supervisor mengawasi tidak hanya hasil pelaporan namun juga proses kerja, tiap pelatihan dilakukan secara berkesinambungan dan memiliki Universitas Sumatera Utara follow up, peningkatan pengawasan oleh supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan, pengawasan supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan, memperhatikan akurasi pengukuran pembaruan alat, membakukan spesifikasi detail terkait bahan yang diinginkan, pengawasan supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan, pembuatan lalu menerapkan prosedur baku setup mesin press, perancangan standar komposisi baku, meningkatkan pengawasan operator terhadap proses dan prosedur, pelatihan yang berkesinambungan dan menganalisa alat pemarutan manual agar mampu memarut lebih halus. Dari deretan saran perbaikan diatas maka disimpulkan garis besar yang harus dilakukan oleh perusahaan. Pertama, membuat training yang sesuai dengan kebutuhan dan memiliki langkah yang berkelanjutan seperti follow up yang bisa berupa program-program yang menjaga berkelanjutannya efek dari training tersebut. Adapun konten persmasalahan yang utama untuk dimasukkan kedalam training adalah hal yang menjadi faktor penyebab yang sudah teranalisa diatas yaitu kedisiplinan, etos kerja dan orientasi kerja dari karyawan. Yang kedua yaitu pembuatan standar terhadap bahan yang digunakan pada pembuatan precured linerbaik itu spesifikasi bahan baku yang masuk maupun komposisi pencampuran compound dan karet tambahan agar jumlah scrap yang terkategorikan sebagai defective product dapat dikurangi. Yang ketiga yaitu melakukan analisa lanjutan terhadap kebutuhan mesin dan peralatan baik dari segi kuantitas maupun spesifasinya agar proses produksi yang berlangsung berjalan efektif dan efisien. Analisa ini kemudian diaplikasikan Universitas Sumatera Utara langsung pada proses produksi sehingga waktu menunggu dari bahan compound untuk dieksekusi dapat dihilangkan dan scrap yang dihasilkan juga berkurang. Yang keempat melakukan job analysis terhadap Departemen Precured Liner agar terjadi keseimbangan antara beban kerja, jumlah pekerja dan spesifikasi pekerja yang sesuai dengan beban kerja yang hendak diberikan kepada pekerja.

6.9. Analisis Estimasi Hasil Peningkatan Kecepatan Proses