64 65
operasional Perseroan. Sebagaimana diungkapkan dalam Bab V – “Analisa dan Pembahasan Oleh Manajemen – Faktor-faktor Utama yang Mempengaruhi Hasil Usaha dan Kondisi Keuangan – Pemadaman
Listrik. i.
Jaringan pipa Perseroan tidak terletak pada lahan milik Perseroan sendiri. Kegagalan mendapatkan persetujuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan operasional di atas lahan tersebut dapat
mengganggu kegiatan operasional Perseroan.
Jaringan pipa Perseroan yang telah ada dan rencana pengembangan jaringan pipa yang telah atau akan dibangun tidak semuanya terletak pada lahan Perseroan sendiri, dan dengan demikian, Perseroan
menghadapi kemungkinan meningkatnya biaya-biaya untuk mempertahankan hak Perseroan untuk menggunakan lahan tersebut. Hak untuk membangun dan mengoperasikan jaringan pipa Perseroan di atas
lahan tersebut dimiliki oleh para pihak ketiga selama jangka waktu tertentu, biasanya untuk jangka waktu minimal lima tahun, yang dapat diperpanjang. Perseroan juga telah mendapatkan izin dari pemerintah
Provinsi Banten untuk menggunakan ruas jalan nasional tertentu di Cilegon sehingga Perseroan memiliki akses untuk jaringan pipa Perseroan dan dapat melintasi jalan nasional tersebut. Hilangnya hak-hak
tersebut jika Perseroan tidak mampu memperpanjang kontrak-kontrak hak untuk melintasi jalan nasional right-of-way atau cara lainnya, dapat membatasi kemampuan Perseroan dalam pengiriman produk-produk
kepada para pelanggan melalui jaringan pipa dan secara material dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap bisnis, hasil-hasil kegiatan operasional, serta kondisi keuangan Perseroan.
j. Tindakan-tindakan yang dilakukan para pemegang saham utama Perseroan, Barito Pacific dan SCG
Chemicals atau para pemegang saham mayoritas mereka serta perusahaan-perusahaan terkait dapat bertentangan dengan kepentingan Perseroan.
Perseroan memiliki dua pemegang saham utama. Per tanggal 30 November 2016, Barito Pacific baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Afiliasinya dan SCG Chemicals, masing-masing menguasai
65,21 dan 30,57 dari saham-saham yang ditempatkan. Para pemegang saham utama Perseroan atau afiliasi mereka dari waktu ke waktu dapat memiliki kepentingan-kepentingan dalam usaha-usaha yang
menjadi pesaing langsung atau tidak langsung dengan usaha Perseroan. Mereka juga dapat memutuskan untuk mengalokasikan peluang-peluang usaha kepada perusahaan-perusahaan lain yang kemudian
melakukan investasi atau akuisisi terhadap bisnis yang merupakan pelengkap bisnis Perseroan, sehingga peluang-peluang akuisisi tersebut menjadi tidak tersedia bagi Perseroan.
k. Pengaturan perdagangan oleh Pemerintah, seperti pengurangan atau penghapusan bea masuk impor atas polyethylene dan polypropylene, dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap
profitabilitas Perseroan. Secara umum, perlindungan bea masuk di Indonesia atas produk-produk utama Perseroan merupakan
faktor yang mendukung kemampuan Perseroan untuk menentukan harga produk-produk Perseroan sehingga dapat bersaing dengan produk-produk yang sama yang diimpor ke Indonesia, yang merupakan
pasar utama Perseroan. Pemerintah merupakan salah satu pihak dalam berbagai perjanjian perdagangan, seperti ASEAN - Free Trade Agreement “AFTA” yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010, serta
perjanjian-perjanjian bilateral, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghapus bea masuk atas barang- barang yang diimpor ke Indonesia. Sejak tanggal Prospektus ini, impor naphtha, ethylene dan propylene
tidak lagi dikenakan bea masuk. Impor styrene monomer saat ini dikenakan bea masuk sebesar 5 dari harga impor apabila diimpor dari negara-negara bukan anggota ASEAN dan tidak dikenakan bea masuk
apabila diimpor dari negara-negara anggota ASEAN. Impor polyethylene dan polypropylene saat ini dikenakan bea masuk sebesar 5 sampai dengan 15 dari harga impor apabila diimpor dari negara-negara
bukan anggota ASEAN dan tidak dikenakan bea masuk apabila diimpor dari negara-negara anggota ASEAN.
Penghapusan bea masuk impor yang ada atau perubahan-perubahan lain terhadap peraturan-peraturan perdagangan dan kebijakan-kebijakan ekspor di Indonesia atau negara-negara anggota ASEAN dapat
mengakibatkan berkurangnya daya saing harga yang terkait dengan bea masuk atas produk-produk dan secara material dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap hasil-hasil kegiatan operasi dan arus
kas Perseroan.
l. Kegiatan-kegiatan operasional Perseroan melibatkan risiko-risiko yang tidak ditanggung oleh