Tangki penyimpanan dan gudang

166 167 Peta di bawah ini menunjukkan lokasi fasilitas-fasilitas produksi Perseroan di Propinsi Banten, Indonesia. 9.4.3.1. Naphtha Cracker Naphtha cracker Perseroan adalah satu-satunya naphtha cracker di Indonesia dan juga mampu memproses LPG serta bahan baku lainnya. Naphtha cracker menggunakan teknologi dengan lisensi dari Lummus dengan kapasitas terpasang sebesar 860KT per tahun. Biaya lisensi untuk teknologi ini telah dibayarkan penuh. Naphtha cracker mulai dioperasikan pada April 1995. Pada bulan September 1995, jalur pabrik polyethylene yang terdiri atas dua jalur produksi polyethylene telah terintegrasi penuh dengan naphtha cracker sehingga kedua jalur produksi polyethylene tersebut dapat memakai ethylene sebagai bahan baku dari hasil produksi naphtha cracker.

9.4.3.2. Pabrik polyethylene

Di pabrik polyethylene, Perseroan mengoperasikan sistem produksi terintegrasi, yang membuat Perseroan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku serta menurunkan unit biaya produksi. Di samping itu, untuk penggunaan ethylene yang diproduksi Perseroan sebagai bahan baku untuk memproduksi polyethylene, pabrik Perseroan didukung oleh prasarana berupa tangki-tangki penyimpanan dan gudang-gudang, fasilitas pembangkit listrik, proses dan pemanfaatan saluran pipa, dermaga dan fasilitas-fasilitas pengangkutan, fasilitas pengelolaan air, sistem pendingin air dan air laut, sistem udara, sistem nitrogen, laboratorium serta ruang kendali proses. Kedua jalur produksi polyethylene Perseroan berada dekat dengan naphtha cracker. Setiap jalur produksi memiliki lisensi produksi masing-masing yaitu dari Showa Denko dan Univation Technologies LLC. Jalur produksi polyethylene Perseroan yang pertama memulai produksinya pada April 1995, dengan kapasitas terpasang sebesar 200KT per tahun. Karena merupakan swing plant, maka jalur produksi polyethylene ini mampu memproduksi LLDPE maupun HDPE, sehingga memberikan kepada Perseroan fleksibilitas untuk mengoptimalkan produk campuran antara kedua produk ini dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan Perseroan. Jalur produksi tersebut menggunakan teknologi gas phase dengan lisensi dari Univation Technologies LLC. Semua royalti telah sepenuhnya dibayarkan. Jalur produksi polyethylene Perseroan yang kedua memulai produksinya pada bulan Juli 1995 dan menggunakan teknologi berlisensi dari Showa Denko yang mampu memproduksi HDPE. Jalur produksi tersebut saat ini memiliki kapasitas sebesar 136KT per tahun, menggunakan sistem reaktor berputar loop reactor system yang dapat dioperasikan dengan konfigurasi monomodal atau bimodal. Royalti Showa Denko telah dibayar penuh oleh Perseroan pada tahun 2010. Kecuali untuk ruang kendali, bahan baku, sistem pemurnian dan utilisasi yang digunakan secara bersama, maka setiap jalur produksi polyethylene beroperasi secara terpisah dari yang lainnya dan terpisah dari naphtha cracker. Apabila terjadi penghentian produksi dari naphtha cracker yang menyebabkan terhentinya penyaluran ethylene, sebagai langkah jangka pendek Perseroan dapat mengimpor ethylene dan mengoperasikan kedua jalur produksi polyethylene dengan menggunakan pembangkit tenaga listrik dari unit STG atau dengan menggunakan listrik yang disediakan oleh fasilitas umum.

9.4.3.3. Pabrik polypropylene

Pabrik polypropylene Perseroan terdiri atas tiga jalur produksi dengan kapasitas gabungan sebesar 480KT per tahun. Pabrik polypropylene tersebut menggunakan teknologi berlisensi dari Union Carbide. Semua royalti dan lisensi terkait telah dibayar penuh oleh Perseroan. Pabrik polypropylene mulai dioperasikan pada tahun 1992 dan didukung oleh prasarana, yang meliputi dermaga, fasilitas-fasilitas penyimpanan bahan baku, tiga reaktor produksi yang memberikan fleksibilitas dalam memproduksi berbagai jenis polypropylene, dan dua fasilitas penyimpanan produk jadi dengan satu fasilitas berlokasi di Cilegon serta fasilitas lainnya yang berlokasi di Surabaya.

4.3.4. Pabrik styrene monomer

Perseroan memiliki dua jalur produksi yang memproduksi styrene monomer dengan kapasitas terpasang gabungan sebesar 340KT per tahun. Pabrik ini menggunakan teknologi berlisensi dari Lummus. Biaya lisensi Perseroan untuk teknologi ini telah dibayar penuh. Pabrik styrene monomer Perseroan terhubung oleh saluran pipa dan didukung oleh prasarana yang meliputi tangki-tangki penyimpanan serta gudang-gudang, fasilitas pembangkit listrik, saluran pipa, dermaga-dermaga dan fasilitas-fasilitas pengangkutan, fasilitas air bersih, fasilitas boiler, air system, laboratorium, sistem nitrogen serta ruang kendali proses. 4.3.5. Pabrik butadiene Pabrik butadiene Perseroan memiliki kapasitas terpasang sebesar 100KT per tahun. Pabrik butadiene ini mulai beroperasi pada bulan September 2013. Pabrik ini menggunakan teknologi BASF yang dilisensi dari Lummus. Pabrik butadiene ini terhubung oleh saluran pipa dengan cracker untuk pasokan mixed C 4 . Pabrik ini didukung oleh infrastrukstur yang mencakup tiga tangki penyimpanan dengan kapasitas total 6KT, pasokan listrik dari PLN, ruang kendali proses serta fasilitas transportasi. 9.4.4. Fasilitas-Fasilitas Pendukung

9.4.4.1. Tangki penyimpanan dan gudang

Ethylene. Perseroan pada umumnya mempertahankan tingkat persediaan ethylene sebanyak 4 hingga 12KT. Perseroan memiliki tangki penyimpanan ethylene yang dapat menampung ethylene hingga 12KT, yang cukup untuk kebutuhan rata-rata produksi sekitar selama 12hari, dalam bentuk cair bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi yang biasanya menjadi tempat penyimpanan bahan baku bagi pabrik polyethylene. Bentuk cair bertekanan rendah ini lebih ekonomis untuk disimpan dan diangkut dibandingkan dengan ethylene dalam bentuk cair bertekanan tinggi. . Perseroan mendinginkan sebagian dari ethylene yang dihasilkan dari naphtha cracker dan mengalirkan sisa ethylene tersebut dalam bentuk gas ke dua jalur produksi polyethylene Perseroan, dan juga kepada para pelanggan Perseroan yang menerima pengiriman melalui saluran pipa dari naphtha cracker. Propylene. Perseroan memiliki fasilitas-fasilitas penyimpanan propylene yang dapat menampung propylene hingga 31KT yang terdiri dari dua tangki bertekanan rendah, masing-masing dengan kapasitas sebesar 12KT, serta tiga tangki bertekanan tinggi, masing-masing dengan kapasitas sebesar 2KT, 2KT, serta 3KT atau sekitar setara dengan produksi propylene selama 27 hari. Siklus produksi Perseroan berlangsung sekitar 60 hari, mulai dari penerimaan pesanan dan pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk serta pembayaran oleh para pelanggan Perseroan. Meskipun Perseroan tidak memiliki kebijakan khusus untuk penyimpanan dan persediaan, tetapi Perseroan mempertahankan rata-rata persediaan yang setara dengan jumlah bahan baku untuk polypropylene selama dua minggu. Tingkat persediaan bahan baku Perseroan berubah dari waktu ke waktu karena Perseroan selalu mencari peluang untuk pembelian-pembelian spot tergantung pada harga dan ketersediaan barang. Persediaan bahan kimia lainnya, seperti katalis dan aditif, direncanakan berdasarkan kebutuhan produksi. Polyethyelene dan polypropylene. Perseroan memiliki tiga fasilitas gudang penyimpanan produk jadi, dua di antaranya berada di Cilegon dan satu terletak di Surabaya. Fasilitas penyimpanan memiliki kapasitas penyimpanan total sebanyak 70KT, yang setara dengan volume penjualan produk polimer Perseroan selama sekitar 25 hari. Perseroan memiliki sebuah gudang polyethylene untuk menyimpan polyethylene di lokasi pabrik yang dapat menampung hingga 45KT polyethylene yang setara dengan volume penjualan polyethylene selama sekitar 45 hari, sebuah gudang 168 169 polypropylene yang dipergunakan hanya untuk menyimpan polypropylene di lokasi pabrik yang setara dengan volume penjualan polypropylene selama sekitar 20 hari, dan gudang satelit di Surabaya yang mampu menyimpan polyethylene maupun polypropylene. Fasilitas-fasilitas penyimpanan ini setara dengan volume penjualan polimer Perseroan selama sekitar 25 hari. Styrene monomer. Perseroan memiliki dua tangki untuk menyimpan styrene monomer. Gudang dapat menampung hingga 27KT styrene monomer, yang setara dengan volume penjualan selama sekitar 21 hari. Bahan baku dan produk-produk sampingan. Perseroan juga memiliki fasilitas-fasilitas penyimpanan untuk bahan baku dan produk sampingan, bahan bakar minyak, solar, LPG, serta bahan baku lainnya. Naphtha disimpan dalam empat tangki yang masing-masing berkapasitas 46.000 kilo liter dan satu tangki berkapasitas 95.000 kilo liter, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan kapasitas penuh sekitar 21 hari. Pygas disimpan dalam tiga tangki dengan total kapasitas 25.500 ton untuk produksi selama sekitar 25 hari. Berbagai tangki untuk penyimpanan bahan bakar minyak, solar, LPG yang digunakan sebagai bahan bakar dan bahan mentah serta produk sampingan lainnya. 9.4.4.2. Sistem pembangkit tenaga listrik Fasilitas-fasilitas produksi dengan kapasitas penuh Perseroan di Cilegon dan Serang di Provinsi Banten memerlukan 60 MW daya listrik selama pengoperasian normal. Di pabrik naphtha cracker, Perseroan memiliki fasilitas pembangkit co-generation di lokasi, termasuk Gas Turbine Generator GTG berkapasitas 33 MW serta Steam Turbine Generator STG berkapasitas 20 MW. Uap yang diperlukan untuk pembangkit tenaga panas dan tenaga listrik secara co- generation di pabrik naphtha cracker pada prinsipnya dihasilkan melalui naphtha cracking furnace dan dua utility boiler yang dibakar dengan methane, natural gas dan bahan bakar minyak. Koneksi dengan gardu berkapasitas 150Kv dari PLN sudah diinstalasi pada kompleks olefin. Sejak bulan Juni 2013, pembangkit listrik GTG dan STC sudah terintegrasi dan bersinergi dengan PLN 150Kv sehingga dapat saling mendukung satu sama lain apabila terjadi gangguan. Kompleks olefin serta pabrik-pabrik polyethylene direncanakan untuk beroperasi menggunakan input listrik, GTG dan STG yang besarannya dapat diatur untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi biaya. Semua kebutuhan daya listrik yang digunakan untuk pengoperasian fasilitas-fasilitas polypropylene seluruhnya dipasok oleh PLN. Pabrik styrene monomer mendapatkan daya listriknya dari PLN. Sebagai sumber daya cadangan untuk fasilitas-fasilitas utama, pabrik styrene monomer memiliki dua unit pembangkit listrik darurat, tetapi tidak cukup untuk menjalankan produksi oleh karenanya pabrik styrene monomer juga mengoperasikan tiga boiler dan dua boiler berbahan bakar batu bara. Untuk pabrik butadiene sepenuhnya menggunakan sumber daya listrik dari PLN untuk pengoperasiannya. 9.4.4.3 Saluran pipa Jaringan saluran pipa menghubungkan pabrik produksi Perseroan dengan fasilitas tank farm dan fasilitas dermaga. Saluran-saluran pipa ini menyalurkan bahan-bahan tertentu, termasuk naphtha, benzene dan co-monomer, ke tangki- tangki penyimpanan dan pabrik produksi Perseroan, serta produk-produk jadi tertentu untuk dijual yang dialirkan ke tangki-tangki penyimpanan dan fasilitas-fasilitas dermaga. Perseroan juga memiliki saluran pipa ethylene sepanjang 45 km yang menghubungkan fasilitas-fasilitas produksi Perseroan di Cilegon ke semua pelanggan ethylene Perseroan yang terpusat pada tiga wilayah yakni: Anyer, Merak dan Bojonegara serta saluran pipa sepanjang 2 km yang menghubungkan pabrik produksi propylene Perseroan secara langsung ke pabrik polypropylene Perseroan. Perseroan telah memperoleh hak untuk membangun dan mengoperasikan saluran-saluran pipa Perseroan melalui tanah yang dimiliki oleh para pihak ketiga, antara lain PT Krakatau Steel Persero Tbk., PT Marga Mandalasakti, PT Krakatau Tirta Industri, serta badan-badan pemerintah untuk jangka waktu tertentu, biasanya untuk jangka waktu selama 6 sampai dengan 15 tahun, yang dapat diperbarui kembali.

1.4.4.4. Fasilitas dermaga dan transportasi