INFORMASI SEGMEN USAHA lanjutan Segmen Geografis lanjutan JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30Juni 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain - 119 -

41. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM lanjutan

Program Penjaminan Pemerintah melalui Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah UP3 telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 68PMK.052005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang “Perhitungan dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum” untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3, Pemerintah telah membentuk lembaga independen yaitu Lembaga Penjamin Simpanan LPS berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2004 tanggal22 September 2004 tentang “Lembaga Penjamin Simpanan”, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan salinan Peraturan LPS No. 1PLPS2006 tanggal 9 Juni 2006 tentang “Program Penjaminan Simpanan” diatur besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp 100 juta. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang “Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan” maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp 2 miliar Rupiah penuh dari semula Rp 100 juta Rupiah penuh, efektif sejak tanggal tersebut di atas. Tingkat suku bunga penjaminan LPS untuk simpanan dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 6,25 dan 0,75 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 6,25 dan 0,75 pada tanggal 31 Desember 2016. Beban premi penjaminan yang dibayar kepada LPS untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp 22.508 dan Rp 45.012 Catatan 31. PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30Juni 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain - 120 -

42. MANAJEMEN RISIKO

I. Kerangka Manajemen Risiko

Di dalam melaksanakan strategi operasional Bank, maka manajemen berupaya untuk dapat menyelaraskan hal-hal sebagai berikut: - Pertumbuhan bisnis dan peningkatan pangsa pasar kredit dan portofolio pendanaan. - Peningkatkan efisiensi operasional perbankan. - Menjaga tingkat kebutuhan modal minimum sesuai ketentuan regulator. - Implementasi manajemen risiko yang berorientasi bisnis. Untuk mencapai tujuan usaha, Bank perlu menyeimbangkan secara optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko. Bank perlu memiliki unit bisnis yang berorientasi risiko dan mempunyai unit manajemen risiko yang berorientasi bisnis. Dalam menjalankan bisnis yang berorientasi risiko, Bank melaksanakan penerapan manajemen risiko yang efektif dengan mempertimbangkan segala aspek sesuai dengan rencana kerja Bank dan prinsip kehati-hatian prudential principles serta sesuai dengan ketentuan regulator. Kerangka manajemen risiko Bank mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha, transaksi dan produk Bank termasuk produk atau aktivitas baru berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar pengelolaan risiko yang berlaku dengan menjaga keseimbangan antara fungsi pengendalian usaha yang efektif serta kebijakan yang jelas dalam pengelolaan risiko. Kerangka dasar manajemen risiko Bank merupakan bagian integral dari proses manajemen risiko dalam pengelolaan bisnis dan operasional Bank yang meliputi 4 empat pilar yaitu: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi  Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko di Bank serta memastikan penerapan manajemen risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan profil risiko Bank. Kerangka dasar manajemen risiko Bank merupakan bagian integral dari proses manajemen risiko dalam pengelolaan bisnis dan operasional Bank yang meliputi 4 empat pilar yaitu: lanjutan 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi lanjutan  Untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris membentuk komite sebagai berikut: a. Komite Audit b. Komite Pemantau Risiko c. Komite Remunerasi dan Nominasi  Untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi membentuk komite sebagai berikut: a. Komite Manajemen Risiko b. Komite Aset dan Liabilitas c. Komite Pemantau Teknologi Informasi d. Komite Kredit