23 harus dipersiapkan dengan baik pula, agar peran aktif peserta didik dan demokrasi
benar-benar terlaksana.
6. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division STAD
Teori belajar konetruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Ide dari teori ini adalah peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri. Otak peserta didik
dianggap sebagai mediator yang menerima masukkan dari dunia luar dan menentukan apa yang akan dipelajarinya. Pandangan konstruktivis tentang pembelajaran adalah peserta didik
diberi kesempatan memilih dan menggunakan model belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang lebih tingi. Selain itu peserta didik
diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Piaget Depdiknas, 2004:21, “Faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari diri si individu sendiri untuk mau belajar
dan berinteraksi dengan lingkungannya”. Lebih lanjut Piaget Depdiknas, 2004:5 menjelaskan bahwa perkembangan kemampuan intelektual manusia terjadi karena beberapa
faktor yang mempengaruhinya, seperti:
a Kematangan maturation, yaitu pertumbuhan otak dan sistem syaraf manusia karena bertambahnya usia.
b Pengalaman experience, yaitu terdiri dari: c Pengalaman fisik, yaitu interaksi manusia dengan obyek-obyek di lingkungannya.
d Pengalaman logika matematis, yaitu kegiatan-kegiatan pikiran yang dilakukan manusia bersangkutan
24 e Transmisi sosial, yaitu interaksi dan kerja sama yang dilakukan oleh manusia dengan
manusia lainnya. f Penyeimbangan equilibration, yaitu proses struktur mental struktur kognitif
manusia kehilangan keseimbangan sebagai akibat dari adanya pengalaman- pengalaman baru, kemudian berusaha untuk mencapai keseimbangan baru dengan
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah di mana informasi- informasi dan pengalaman-pengalaman baru diserap dimasukkan ke dalam struktur
kognitif manusia, sedangkan akomodasi adalah penyesuaian pada struktur kognitif manusia sebagai akibat dari adanya informasi-informasi dan pengalaman-
pengalaman baru yang diserap.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam Teori Piaget sangat mendukung pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teori Piaget memandang
penting dibentuknya kelompok belajar sehingga setiap anak memiliki rasa tanggung jawab dan merasa adanya saling ketergantungan secara positif karena setiap anggota
memiliki peran serta dalam mencapai keberhasilan kelompoknya.
B. Kerangka Pikir
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa melalui proses pendidikan manusia tidak mungkin memiliki pengetahuan yang luas.
Dengan kata lain, pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui suatu proses yaitu pendidikan. Pendidikan bisa terjadi baik di rumah maupun di sekolah, bahkan di mana
saja kita berada. Melalui prestasi belajar dan keaktifan, seorang anak akan mengalami suatu
perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu. prestasi belajar dan keaktifan menjadi suatu hal yang amat penting yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini diakui oleh semua siswa
25 dan guru baik sebagai pribadi atau individu maupun kelompok bahwa prestasi dan
keaktifan siswa disekolah itu sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keaktifan belajar penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya karena siswa aktif berinteraksi dengan teman maupun guru dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam
proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa merupakan manusia belajar yang
aktif dan selalu ingin tahu. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan
perubahan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi belajar bagi siswa sangat penting karena dapat mengukur kecakapan yang dicapai siswa dalam bentuk
nilai- nilai yang telah dicapai siswa selama proses pembelajaran . Prestasi belajar siswa ditunjukan dengan jumlah nilai raport dan prestasi belajar siswa juga dapat
mengembangkan potensi diri, baik karena hasil belajar, berlatih keterampilan dalam bidang tertentu dan mengembangkan kecerdasan.
Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama.
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin, di mana
pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik. Jumlah peserta didik bekerja dalam kelompok harus dibatasi, agar kelompok yang terbentuk menjadi
efektif, karena ukuran kelompok akan berpengaruh pada kemampuan kelompoknya. Ukuran kelompok yang ideal untuk pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah empat
26
sampai lima orang. Hal ini dilihat dari peneliti melakukan penelitian di SDN
Minomartani I Yogyakarta, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, selama proses pembelajaran siswa lebih aktif, bersemangat, dan daya
tarik belajar yang tinggi serta memiliki keinginan belajar yang sangat kuat.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, peneliti mengemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran
PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 2012 2013
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn materi Mengenal lembaga lembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat, pada siswa kelas IV SDN Minomartani I semester genap tahun pelajan 20122013
27
BAB III METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini, diuraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian terdiri dari delapan bagian, yaitu jenis penelitian,
setting penelitian, rencana penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dan jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Kunandar 2008: 45 berpendapat penelitian tindakan kelas
adalah suatu penelitian tindakan action research yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan treatment tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang masih termasuk dalam rumpun
penelitian kualitatif dan kantitatif karena penelitian ini digunakan untuk memperbaiki keadaan kelas yang kurang memuaskan serta meningkatkan keaktifan pembelajaran di
kelas. Menurut Agib 2006: 19 menyatakan penelitian tindakan kelas disebut
classroom action research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas dengan penekanan pada penyempurnaan praktik mengajar dikelas. Terdapat beberapa jenis
penelitian tindakan, dua diantaranya adalah penelitian tindakan perorangan
28 individual action research dan penelitian tindakan kelompok collaborative action
research. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya
kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru berperan sebagai orang yang melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat yakni
melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Selain itu, guru dan peneliti juga saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi
terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.
Arikunto 2006: 16 mengemukakan empat tahapan Penelitian Tindakan Kelas yang lazim dilalui, yaitu 1 Perencanaan, 2 Pelaksanaan, 3 Pengamatan, dan 4
Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
29 Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan
untuk setiap pelaksanaan siklus. Ada beberapa hal yang terdapat dalam perencanaan yaitu: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah dan pengembangan pemecahan
masalah Menyusun atau menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, Menyiapkan
Pengamatan
Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmaja 2005; 66 Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Siklus II Refleksi