TUJUAN PENELITIAN Manfaat penelitian

10 yang di hadapi, menyimpulkan hasil percobaan dan membandingkan satu konsep dengan yang lain Dimyati dan Mudjiono, 2009:45. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar itu sesuatu kegiatan yang dapat melibatkan anak untuk melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya keterlibatan anak disetiap kegiatan belajar anak dapat memahami dan mengingat kembali apa yang telah dikerjakan hari ini dan supaya siswa aktif belajar, dan setiap guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran karena keaktifan belajar ditandai dengan adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik.

a. Ciri-ciri Keaktifan Belajar

Menurut Muhammad Ali, 2008: 69. Ada delapan ciri keaktifan belajar siswa yaitu 1 Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses belajar mengajar dan evaluasi. 2 Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap. 3 Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. 4 Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan, 5 Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 6 Penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, 7 Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain 11 8 Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar instruktur yang mendominasi kegiatan di kelas

b. Prinsip-Prinsip Keaktifan

Prinsip-prinsip keaktifan menurut Abdu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 206. 1 Stimulasi Belajar Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Proses pemberian stimulus tersebut dapat berbentuk verbal, bahasa, visual, auditif, dan lainnya. Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi yang dingin disampaikan guru kepada siswa. 2 Perhatian dan motivasi Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siwa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi dari siswa. Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu diusahakan oleh guru untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi. 3 Respons yang dipelajari Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan 12 nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar dan sebagainya. Keterkaitan guru dan siswa dalam kaitannya dengan stimulus dan respon didukung oleh penerapan strategi belajar yang tepat. Strategi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, lebih efektif daripada tanpa bantuan dari guru Aunurrahman, 2009: 121. 4 Penguatan Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan. Hal ini berarti apabila respons siswa terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut. Sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan berasal dari nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadian dan lainnya. 5 Pemakaian dan pemindahan Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahya. Dalam hal penyimpanan informasi yang tidak terbatas penting sekali diperhatikan pengaturan dan penempatan informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan. Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh tersebut cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasi yang serupa. Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada situasi lain yang serupa di masa mendatang Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 214

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas V SDN Kledokan.

0 0 253

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IV di SDN Srumbung 02.

0 3 354

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas IIIA SDK Demangan Baru 1.

0 0 393

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012/ 2013.

0 0 179

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 10 212