Tinjauan Teoritis KAJIAN PUSTAKA

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Motivasi Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan Fudyartanta, 2002: 257. Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar Esti, 2006: 329. Menurut Winkel 987:93, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia Purwanto, 1992: 72. Menurut Anita 1990:302, motivation is usually defined as something that energizes and directs behavior . Sedangkan menurut Santrock 2007:510 motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. a. Macam-macam motivasi Motivasi menurut Santrock 2007:514 dibedakan menjadi: 1 Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. 2 Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri tujuan itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Motivasi menurut Fudyartanta 2002 : 261 diklasifikasikan menjadi: a Motif Organis Yang dimaksud dengan motif organis adalah motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan biologis-fisiologis; misalnya motif-motif makan, minum, seks, bergerak, istirahat. b Motif Obyektif Yang dimaksud motif obyektif adalah motif-motif lain, yang bukan sekedar memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis, tetapi kebutuhan-kebutuhan di atasnya. Misalnya: motif-motif belajar, bekerja, berkuasa, beragama, berjiarah, piknik, dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Motif Darurat Yang dimaksud motif darurat adalah motif-motif yang timbul dalam keadaan darurat atau gawat, genting, kritis, dan memerlukan tindakan cepat. Misalnya: motif-motif melarikan diri, berteriak, melawan, dan sebagainya. b. Fungsi motivasi Motivasi menurut Fudyartanta 2002: 258-259 mempunyai fungsi: 1 Mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia, sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi tujuan. 2 Penyeleksi tingkah laku, sehingga tingkah laku manusia tidak membuyar, tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi terpilih, yang menyiapkan individu itu sendiri. 3 Memberi energi dan menahan tingkah laku, sebagai alasan atau predisposisi perbuatan, berarti menjadi tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan yang nampak pada organisme, dan untuk mempertahankan, agar perbuatan itu atau minat berlangsung terus atau lama. c. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi Menurut Imron 1996: 100-104 ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: 1. Cita-cita atau apresiasi belajar Setiap manusia memiliki cita-cita atau apresiasi tertentu dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar. 2. Kemampuan belajar Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga. 3. Kondisi pembelajar Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. Kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain. 4. Kondisi lingkungan belajar Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar dan lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. d. Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Brown Imron, 1996: 88 adalah sebagai berikut: 1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh. 2. Tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan. 3. Mempunyai aktivitas yang tinggi serta mengendalikan perhatian terutama pada guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Ingin selalu bergabung dalam kelas. 5. Ingin identitas dirinya diakui orang lain. 6. Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri. 7. Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran. 8. Selalu terkontrol oleh lingkungannya. 2. Lingkungan Belajar Lingkungan belajar adalah tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan berkembang menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan dan perkembangan itu Pakasi, 1985:24. a. Lingkungan Keluarga Keluarga adalah tempat belajar siswa selain di sekolah. Petterson dan Loeber 1984 seperti dikutip oleh Syah, 1995:138 mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Menurut Roestiyah 1982:159, faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu : 1 Cara mendidik Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut. 2 Suasana keluarga Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. 3 Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. 4 Keadaan sosial ekonomi keluarga Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang. 5 Latar belakang Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. b. Lingkungan Sekolah Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah Winkel, 1989:ix. Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa, Syah, 1997:137. Menurut Roestiyah 1982:159-161, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu : a. Interaksi guru dan murid. Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, meyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Cara penyajian. Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. c. Hubungan antara murid. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. d. Standar pelajaran di atas ukuran. Guru untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang, tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Media pendidikan. Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitasnya. f. Kurikulum. Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar- mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian. g. Keadaan Gedung. Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas. h. Waktu sekolah. Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggung- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. i. Pelaksanaan disiplin. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat. j. Metode belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. k. Tugas rumah. Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain, maka diharapkan guru jangan terlalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain. c. Lingkungan Masyarakat Menurut Roestiyah 1982:162, anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya, tetapi perlu di jaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa Syah, 1997:137. Roestiyah 1982:163 mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Di Lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya setelah lulus SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan mempengaruhi lulusan yang lain untuk berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Anak akan merasa malu jika tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Oleh karena itu anak akan lebih berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi agar tidak tertinggal atau setara dengan teman yang lain. 3. Prestasi Belajar Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai Winkel, 1989: 161. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia tahun 1976:768 prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Winkel 1989:100 mendefinisikan prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Winkel 1991:39, juga menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. Sunartana 1992, menyatakan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Minat adalah salah satu kunci kemajuan dan keberhasilan seseorang. Minat adalah dorongan psikologis untuk menentukan suatu pilihan. Seseorang akan senang menjalani sesuatu apabila sudah berminat terlebih dahulu. Menurut Winkel 1991:30, minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Djaali, 2007: 121. Sedangkan menurut Slameto dalam Djaali 2007: 121, mengatakan minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiataan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri Djaali, 2007:121. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 1976: 650, minat adalah perhatian; kesukaan kecenderungan hati kepada sesuatu; keinginan. Sesuai dengan Undang-Undang No, 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan perguruan tinggi berupa, akademi, sekolah tinggi institut, universitas serta bentuk-bentuk lain yang ditetapkan pemerintah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan profesional. b. Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat berdiri dari satu atau lebih jurusan. c. Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan. d. Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang pengetahuan, teknologi dan seni yang terdiri dari banyak fakultas dan jurusan. Berdasarkan beberapa pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk menentukan pilihan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut Elita, 1982: 5. Seorang siswa yang berminat memilih melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, maka siswa tersebut akan dapat menyelesaikan studi dengan hasil yang baik.

B. Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua

0 1 15

Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora.

0 5 89

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

1 9 151

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 3 152

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 0 188

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, aktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi - USD Repository

0 0 186

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 189

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 153

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 87