melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 23,771. Sedangkan sisanya sebesar 76,229 berasal dari faktor lain yang tidak
diperlihatkan dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
1. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi Dari analisis korelasi diketahui ada korelasi antara motivasi belajar
dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Besarnya korelasi adalah 0,459 termasuk dalam kategori sedang atau cukup, r
hitung
r
tabel
yaitu 0,4590,143 sehingga hipotesis tersebut diterima, dan setelah dilakukan
uji signifikansi dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai
hitung
t sebesar 7,023 dan t
tabel
= 1,973 pada taraf signifikansi 5 dengan N-2 = 187-2 = 185, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif
searah antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi signifikan. Adapun besarnya sumbangan efektif motivasi
belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 15,88529 dan besarnya sumbangan relatif motivasi belajar terhadap
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 66,82501. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ada hubungan antara motivasi
belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dalam penelitian ini motivasi belajar dapat digunakan untuk
memprediksi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMK tersebut. Hubungan positif dapat diartikan semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin tinggi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
dan semakin rendah motivasi belajar siswa, semakin rendah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Motivasi belajar akan memberikan
semangat, dorongan dan arahan terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tumbuhnya motivasi belajar di dalam diri siswa
semakin membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya melanjutkan belajar ke perguruan tinggi. Banyak hal yang didapatkan dengan
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, selain ilmu pengetahuan juga dalam menghadapi tantangan jaman khususnya dalam mencari lapangan kerja
yang lebih baik. 2.
Hubungan antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Dari analisis korelasi diketahui ada korelasi antara faktor lingkungan belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Besarnya korelasi
adalah 0,395 termasuk dalam kategori rendah, r
hitung
r
tabel
yaitu 0,3950,143 sehingga hipotesis tersebut diterima, dan setelah dilakukan
uji signifikansi dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan harga
hitung
t sebesar 5,845 dan
tabel
t
= 1,973 pada taraf signifikansi 5 dengan N-2 = 187-2 = 185, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan
positif searah antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi signifikan. Adapun besarnya sumbangan efektif
faktor lingkungan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 7,88135 dan besarnya sumbangan relatif faktor lingkungan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 33,15465.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ada hubungan faktor lingkungan belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini faktor lingkungan belajar dapat digunakan untuk memprediksi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada
siswa SMK tersebut. Hubungan positif dapat diartikan semakin mendukung faktor lingkungan belajar maka semakin tinggi minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan semakin tidak mendukung faktor lingkungan belajar maka semakin rendah minat melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Lingkungan yang mendukung baik itu dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat
akan menumbuhkan, mengembangkan, dan memberi pengaruh yang baik terhadap pembentukan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. 3.
Hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Dari analisis korelasi diketahui bahwa korelasi antara prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sangat rendah sebesar. -
0,039. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa r
hitung
r
tabel
yaitu - 0,0390,143 sehingga hipotesis tersebut ditolak, dan diperkuat dengan uji
signifikansi dimana diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan harga
hitung
t sebesar -0,529 dan
tabel
t
= 1,973 pada taraf signifikansi 5 dengan N-2 = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187-2 = 185, sehingga hipotesis menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Adapun besarnya sumbangan efektif prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 0,00484
dan besarnya sumbangan relatif prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 0,02035. Berdasarkan
hasil tersebut diketahui tidak ada hubungan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dalam hal ini tinggi rendahnya prestasi belajar tidak dapat digunakan untuk memprediksi atau menentukan tinggi rendahnya minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi pada siswa SMK N 1 Depok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang berprestasi belajar tinggi belum tentu
memiliki minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tinggi dan siswa yang berprestasi belajar rendah belum tentu memiliki minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang rendah. Hal ini disebabkan adanya faktor–faktor lain yang tidak mendukung untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi, misalnya: keadaan sosial ekonomi orang tua, pengaruh orang-orang di sekitar siswa, atau siswa lebih memilih bekerja
daripada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 4.
Hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi
belajar secara bersama-sama dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis korelasi ganda,
diketahui harga koefisien korelasi ganda R
xy1,2,3
sebesar 0,488 termasuk pada kategori sedang yaitu pada range 0,40-0,599. R
hitung
R
tabel
yaitu 0,4880,143 sehingga hipotesis tersebut diterima. Hasil uji signifikansi
dengan uji F diketahui F
hitung
F
tabel
19,023 2,654 atau bila angka probabilitas dibandingkan maka 0,000 0,05, sehingga hipotesis tersebut
signifikan. Dengan demikian motivasi belajar, faktor lingkungan belajar,
prestasi belajar secara bersama-sama dapat memacu minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan yang positif menunjukkan bahwa,
motivasi belajar yang tinggi, faktor lingkungan belajar yang mendukung dan prestasi belajar yang tinggi akan memacu minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dan sebaliknya jika motivasi belajar rendah, faktor lingkungan belajar tidak mendukung dan prestasi belajar rendah akan
menurunkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Motivasi belajar yang tinggi dari dalam diri siswa misalnya:
kebutuhan terhadap materi pelajaran, kemauan untuk mengikuti pelajaran di sekolah, kesadaran menyediakan waktu untuk belajar, kesadaran
mengerjakan tugas dari guru, dan kesadaran mengevaluasi hasil belajar. Faktor lingkungan belajar yang mendukung dari keluarga, sekolah dan
masyarakat misalnya: pemberian fasilitas yang lengkap di rumah, keadaan sosial ekonomi orang tua, perhatian dari guru dan teman, hubungan yang
baik antara siswa dengan guru, cara guru mengajar baik, fasilitas sekolah yang lengkap, perhatian dari masyarakat, hubungan yang baik dengan
masyarakat, dan fasilitas di masyarakat yang lengkap. Prestasi belajar yang tinggi yang diperoleh siswa di bangku sekolah misalnya nilai raport siswa
dengan hasil yang tinggi. Ketiga faktor tersebut dapat menumbuhkan dan memacu minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Sumbangan relatif untuk variabel motivasi belajar sebesar 66,82501 dan sumbangan efektif sebesar 15,88529, untuk variabel
faktor lingkungan belajar sumbangan relatif 33,15465 dan sumbangan efektif 7,88135, untuk variabel prestasi belajar sumbangan relatif
0,02035 dan sumbangan efektif sebesar 0,00484. Jadi motivasi belajar memberikan sumbangan relatif yang paling besar yaitu sebesar
66,82501. Sedangkan sumbangan efektif sebesar 23,771 dan sisanya sebesar 76,229 berasal dari faktor lain yang tidak dianalisis dalam
penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB VI KESIMPULAN , KETERBATASAN DAN SARAN