pengamatan yang memilki nilai Mahalonobis Distance lebih besar dari 20.515, yaitu PT. Alumindo Light Metal Industries tahun 2008 dengan nilai Mahalonobis
Distance sebesar 34.894. Data tersebut tidak diikutkan untuk pengolahan lebih lanjut, sehingga jumlah sampel yang digunakan untuk proses pengolahan
selanjutnya adalah 44 sampel.
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Pengolahan data dilakukan dengan
program SPSS 13.0.
4.4.1 Hasil Pengujian Normalitas
Uji F dan uji t pada analisis regresi mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas residual
dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Jika nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov 0,05
α=5, maka residual model regresi berdistribusi normal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov residual : Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
44 -.00000000000001
16.50377160 .172
.172 -.144
1.142 .147
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai signifikan uji
kolmogorov smirnov lebih besar dari 0.05 yaitu 0.147, maka disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal. Dengan demikian
asumsi normalitas residual telah terpenuhi.
4.4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang terbaik. Asumsi
klasik yang harus dipenuhi adalah non multikolinieritas, non heteroskedastisitas dan non autokorelasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.2.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukkan adanya korelasi linier sempurna antara variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik
tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF.
Apabila nilai VIF 10, maka model regresi bebas dari multikolinieritas. Berikut adalah nilai VIF yang dihasilkan model regresi :
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
.950 1.053
.592 1.688
.681 1.468
.829 1.207
Struktur Aset X1 Ukuran Perusahaan X2
Kepemilikan Institusional X4
Dividen X5 Model
1 Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kebijakan Hutang Y a.
Sumber : Lampiran 5 Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai VIF variabel struktur asset,
ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan dividen semuanya di bawah angka 10, sehingga dapat dikatakan model regresi bebas dari
multikolinieritas, dengan demikian asumsi non multikolinieritas terpenuhi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Diketahui variabel kepemilikan manajerial secara otomatis dikeluarkan dari model oleh software SPSS, hal ini karena variabel
kepemilikan manajerial memiliki nilai VIF yang sangat besar. Jika dilihat dari nilai korelasi antar variabel, variabel kepemilikan manajerial
memiliki korelasi yang sempurna bernilai 1 dengan variabel kepemilikan institusional, hal tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel
Correlations
1 .167
-.133 .133
.014 .222
.272 .386
.386 .929
.143 45
45 45
45 45
45 .167
1 -.553
.553 .241
.042 .272
.000 .000
.110 .783
45 45
45 45
45 45
-.133 -.553
1 -1.000
-.142 .005
.386 .000
.000 .354
.976 45
45 45
45 45
45 .133
.553 -1.000
1 .142
-.005 .386
.000 .000
.354 .976
45 45
45 45
45 45
.014 .241
-.142 .142
1 .027
.929 .110
.354 .354
.860 45
45 45
45 45
45 .222
.042 .005
-.005 .027
1 .143
.783 .976
.976 .860
45 45
45 45
45 45
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Struktur Aset X1 Ukuran Perusahaan X2
Kepemilikan Manajerial X3 Kepemilikan Institusional
X4 Dividen X5
Kebijakan Hutang Y Struktur
Aset X1 Ukuran
Perusahaan X2
Kepemilikan Manajerial
X3 Kepemilikan
Institusional X4
Dividen X5
Kebijakan Hutang
Y
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Sumber : Lampiran 4
Dengan demikian untuk analisis selanjutnya hanya digunakan 4 variabel bebas yaitu struktur asset, ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional dan dividen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.2.2 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan adanya ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik tidak menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
korelasi rank spearman yaitu mengkorelasikan variabel bebas dengan nilai residual. Jika korelasi rank spearman menghasilkan nilai
signifikansi 0.05 α=5, maka disimpulkan dalam model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan nilai residual :
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
.070 .650
44 .031
.842 44
-.075 .630
44 .193
.211 44
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
Struktur Aset X1 Ukuran Perusahaan X2
Kepemilikan Institusional X4 Dividen X5
Spearmans rho Unstandardized
Residual
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai signifikan korelasi rank spearman dari keempat variabel bebas lebih besar dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
0.05, maka disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan demikian asumsi non heteroskedastisitas
telah terpenuhi.
4.4.2.3 Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan Durbin Watson Test. Jika nilai
Durbin Watson yang dihasilkan analisis regresi terletak di antara dU hingga 4-dU, maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model
regresi. Berikut adalah nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi :
Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
1.887 Model
1 Durbin-Watson
Dependent Variable: Kebijakan Hutang Y b.
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel Durbin-Watson untuk k=4 jumlah variabel bebas dan n=44 jumlah sampel, diperoleh nilai dU sebesar 1.72 dan nilai 4-dU
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebesar 2.28. Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1.887 terletak di antara dU 1.72 hingga 4-dU 2.28
atau terletak di daerah tidak ada autokorelasi, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi.
4.4.3 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda