Ghosh et. al. 2000 meneruskan studi Chung 1993 dalam Nisa Fidyati 2003 dengan menambahkan variabel – variabel yang dapat mempengaruhi
kebijakan hutang perusahaan. Beberapa variabel yang digunakan Ghosh et. al. 2000 dalam penelitiannya adalah Asset Size, Growth of Asset, Fixed Asset
Rasio, Net Profit Margin, Research and Developmentt Expenditure, Advertising Expenditure, Selling Expense dan Coefficient of Variation of Cash Flow.
2.2.7 Standar Persyaratan Kebijakan Hutang
Menurut Ridwan S. Dan Inge Berlian 2001;186 terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh manajer dalam membuat suatu kebijakan hutang
perusahaan untuk mendapatkan pinjaman antara lain : 1.
Peminjam harus melakukan pencatatan akuntansi sesuai dengan prinsip- prinsip umum akuntansi yang dapat diterima, misal Standar Akuntansi
Keuangan SAK. 2.
Peminjam harus menyampaikan laporan keuangan yang diaudit secara periodik, laporan keuangan yang dapat dipergunakan oleh pemberi pinjaman
untuk mengawasi perusahaan dan melaksanakan perjanjian pinjaman. 3.
Peminjam harus membayar pajak dan kewajiban lainnya yang jatuh tempo. 4.
Peminjam harus memperhatikan semua fasilitas perusahaan dalam kondisi yang baik agar selalu dalam keadaan sedang berjalan going concern.
Perjanjian hutang jangka panjang baik berupa pinjaman berjangka atau penerbitan obligasi harus disertai dengan batasan kontrak, batasan kontrak adalah
klausula kontraktual dalam perjanjian hutang jangka panjang yang menetapkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
batasan operasi dan keuangan si peminjam. Batasan kontrak sebagai batasan akan tetap memiliki kekuatan selama perjanjian pinjaman, Ketentuan-ketentuan umum
yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
Penerima pinjaman harus memperhatikan tingkat modal kerja minimum, jika modal kerja bersih dibawah tingkat modal kerja minimum, mengindikasikan
bahwa perusahaan tidak likuid. 2.
Penerima pinjaman dilarang menjual piutang untuk menghasilkan uang tunai, karena dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kekurangan uang tunai
bila hasil tersebut digunakan untuk menutupi kebutuhan jangka pendek. 3.
Penerima perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya harus menjaminkan aktiva tetap kepada pemberi pinjaman hipotik.
4. Banyak perjanjian pinjaman membatasi pinjaman berikutnya dengan
melarang tambahan atas pinjamannya atau menjadikan pinjaman tambahan di subordinasi terhadap pinjaman laba original loan.
5. Penerima pinjaman dilarang untuk mendapatkan berbagai jenis ‘lease” untuk
membatasi tambahan kewajiban pembayaran tetap. Pada umumnya biaya hutang jangka panjang lebih besar dari biaya hutang
jangka pendek. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi biaya atau tingkat bunga antara lain Ridwan S. Sundjaja dan Inge Berlian, 2001;187 :
1. Jatuh tempo pinjaman Loan Maturity
Pada umumnya hutang jangka panjang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dari pinjaman jangka pendek dikarenakan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Pemberian pinjaman lebih suka jangka waktu yang pendek sehingga
pinjamannya likuid. b.
Lebih banyak permintaan hutang jangka panjang daripada hutang jangka pendek.
c. Perkiraan umum bahwa tingkat inflasi yang akan datang lebih tinggi.
2. Besarnya pinjaman Loan Size
Besarnya pinjaman mempengaruhi biaya bunga pinjaman dengan cara berlawanan dengan jumlah pinjaman yang lebih besar maka biaya pinjaman
menjadi semakin kecil, tetapi risiko dari yang memberi pinjaman meningkat karena kurangnya diversifikasi.
3. Risiko peminjam
Leverage operasi perusahaan yang tinggi mengakibatkan tingginya risiko bisnis, karena semakin tinggi debt to equity ratio penerima pinjaman, maka
semakin tinggi pula risiko keuangan. 4.
Biaya uang dasar Merupakan dasar untuk menetukan tingkat bunga pinjaman. Menurut
Houston etc 2001 dalam Brigham, E dan Houston, Joul 2001 hutang mempunyai dua keuntungan antara lain :
a. Bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak sehingga
menurunkan bunga efektif dari hutang. b.
Pemegang saham stock holder tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8 Struktur Aset