Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif lebih baik daripada peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran generatif dengan peningkatan kemmapuan penalaran induktif siswa. 51 Maka penelitian ini relevan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

C. Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran matematika diharapkan adanya salah satu kompetensi yaitu mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan, lambang matematik, grafik, tabel, gambar, dan diagram dalam memperjelas keadaan atau masalah serta pemecahannya. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika yang tidak pernah lepas dengan istilah dan simbol. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi matematika menjadi tuntutan khusus. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyampaikan atau menerima gagasanidea agar lebih kreatif baik melalui lisan maupun tulisan. Kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan suatu peristiwa saling berhubungandialog yang terjadi dalam lingkungan kelas, dimana terjadi transfer informasi yang berisi materi matematika yang dipelajari. Penerapan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran matematika dapat memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan komunikasi matematik siswa. Model pembelajaran generatif lebih menitikberatkan pada upaya untuk mengaktifkan siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya. Pengetahuan tersebut selanjutnya dikomunikasikan dalam 51 Arief Indrawan, “Penerapan Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa ”, Skripsi pada pascasarjana UPI Bandung, Bandung, 2009, h. 91, tidak dipublikasikan bentuk-bentuk lisan maupun tulisan yang dapat diketahui melalui jawaban yang diberikan kepada masalah yang diberikan kepada mereka. Model Pembelajaran Generatif merupakan bagian dari paham Konstruksivisme dan proses pembelajarannya dilakukan dengan melakukan diskusi kelompok kecil. Kramarski Isrok’atun, 2009 menyatakan bahwa aktifitas belajar siswa dalam kelompok kecil memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan komunikasi matematik melalui sejumlah pertanyaan metakognitif yang terfokus pada: 1 sifat permasalahan; 2 membangun pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru; 3 penggunaan strategi yang tepat dalam memecahkan suatu permasalahan. 52 Berikut gambaran kerangka berpikir penelitian dalam bentuk bagan. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Peneliti Penerapan model pembelajaran generatif dapat memotivasi siswa untuk dapat mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep, 52 I srok’atun, op, cit., h. 2 Model Pembelajaran generatif Eksplorasi Pemfokusan Tantangan Aplikasi Kemampuan menyatakan ide secara tertulis dalam memberikan jawaban permasalahan matematika, Kemampuan menyatakan ide dalam bentuk gambar Kemampuan memodelkan permasalahan matematik secara benar, kemudian melakukan perhitungan untuk mendapatkan solusi yang lengkap dan benar Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dan keterampilan yang sudah mereka pelajari. Dengan demikian, model pembelajaran generatif diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa. Dalam pembelajaran generatif siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan ide atau pendapat, menanggapi pendapat teman, mengkritik atau beralasan. Proses tersebut berlangsung dalam tahapan-tahapan pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut berujung pada penemuan suatu konsep yang kemudian diaplikasikan dalam menyelesaikan suatu permasalahan sehari- hari. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah “Kemampuan komunikasi matematik siswa yang proses pembelajarannya menggunakan Model Pembelajaran Generatif diduga akan lebih baik dari kemampuan komunikasi matematik siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensio nal”. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Persiapan yang dilakukan seperti menentukan waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, menentukan metode dan desain penelitian, dan instrumen penelitian. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik pengolahan data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Madani Depok pada semester genap tahun ajaran 20122013. Alamat sekolah di Jalan Mandor Samin Rt 01 Rw 06 Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilodong Depok. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Madani Depok yang terdiri dari 3 kelas. Hal ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa pada sekolah tersebut sama dan tidak ada kelas yang unggulan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 2 Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan berlaku pada populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar dapat mewakili atau menggambarkan keadaan populasi. 1 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R D. Bandung:Alfabeta. Hal 117 2 Ibid, h. 118

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan metode pengajaran terbimbing terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada sub bab relasi dan fungsi (penelitian eksperimen di SMP 3 Pelabuhan Ratu)

0 22 194

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh strategi pembelajaran react dengan teknik scaffolding terhadap kemampuan koneksi matematik siswa di SMP Negeri 11 Depok

1 9 248

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

4 45 189

Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

0 5 0

PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 39

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP : Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Bandung.

0 2 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMA.

0 2 57