Keterangan : D
= Indeks daya beda = tingkat kesukaran kelompok atas
= tingkat kesukaran kelompok bawah
Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang disajikan pada Tabel 3.5:
9
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya beda soal Keterangan
0,00 – 0,20
jelek 0,20
– 0,40 cukup
0,40 – 0,70
baik 0,70
– 1,00 baik sekali
Hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validasi, taraf kesukaran dan daya beda soal instrumen tes dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen
No. Soal
Validitas Taraf Kesukaran
Daya Beda Keterangan
1a valid
Sedang baik
digunakan 1b
valid Sedang
cukup digunakan
2a valid
Sedang baik
digunakan 2b
valid Sedang
cukup digunakan
3 valid
Sedang cukup
digunakan 4
invalid Sedang
jelek dibuang
5a valid
Sedang cukup
digunakan 5b
valid Sedang
cukup digunakan
6a valid
Mudah cukup
digunakan 6b
valid Sedang
cukup digunakan
Dari hasil pengujian validitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal, peneliti memilih untuk mengambil 9 soal dari 10 soal yang valid untuk dijadikan
instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik.
9
Suharsimi, op.cit., h. 218
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap. Sesuai dengan bentuk soal tesnya yaitu tes bentuk uraian, maka untuk menghitung koefisien reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Rumus yang digunakan dinyatakan dengan:
10
2 2
11
1 1
t i
k k
r
Keterangan : = reliabilitas instrument
k = banyak butir soal valid
= jumlah varians skor tiap-tiap item = variansi soal
Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan komunikasi matematik siswa didasarkan pada klasifikasi Guilford sebagai berikut:
11
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat Reliabilitas
Kecil Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi Dari hasil uji reliabilitas pada 9 soal yang valid dan siap digunakan
didapatkan nilai reliabilitas 0,719 lampiran 8 dengan kategori reliabilitas tinggi, yang artinya instrumen tes tersebut dapat memberikan hasil ketetapan yang tinggi.
10
Ibid, h. 109
11
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non-Eksakta Lainnya , Bandung: Tarsito, Cet. 1, h. 160
G. Teknik Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan analisis dari data yang diperoleh. Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dan mengambil kesimpulan dari hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan uji-t data terlebih dahulu dilakukan
analisis normalitas terhadap data yang diperoleh, jika data itu berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas. Selanjutnya dilakukan uji-t atau uji
perbedaan dua rata-rata. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka data akan dianalisis dengan menggunakan uji Mann Whitney.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah pengujian data:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data post test kedua kelas berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian
ini adalah uji Chi-Square. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi-Square, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut::
12
1. Perumusan hipotesis H
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
1
: sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2. Data dikelompokan ke dalam distribusi frekuensi
3. Menentukan proporsi ke-j Pj 4. Menentukan 100 Pj yaitu prosentase luas interval ke-j dari suatu distribusi
normal melalui transformasi ke skor baku: z
i
= 5. Menghitung nilai
2 hitung
melalui rumus sbb:
fe fe
fo
2 2
12
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010, h. 111
6. Menentukan
2 tabel
pada derajat bebas db = k
– 3, dimana k banyaknya kelompok.
7. Kriteria pengujian: Jika
2 2
tabel
, maka H diterima
Jika
2 2
tabel
, maka H ditolak
8. Kesimpulan
2 2
tabel
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
2 2
tabel
, : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Uji Kesamaan Dua Varians Uji Homogenitas
Uji homogenitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk melakukan
pengujian homogenitas digunakan uji-F. Formula statistic uji_F diekspresikan sebagai berikut:
13
terkecil ians
terbesar ians
F var
var
= db
1
= n
1
– 1 dan db
2
= n
2
– 1 Adapun hipotesis statistiknya:
H :
2 2
2 1
H
1
:
2 2
2 1
2. Pengujian Hipotesis Perbedaan Dua Rata-Rata
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji
perbedaan dua rata-rata. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata variabel kedua kelompok, yaitu kelompok siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif dengan kelompok siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.
13
Ibid, h. 118
Langkah-langkah pengujian hipotesis perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut:
14
1 Merumuskan hipotesis 2
Menghitung harga “t” observasi atau “t
hitung
” 3
Menentukan harga “t
tabel
” berdasarkan derajat bebas tertentu db, yaitu db = n
1
+ n
2
- 2
4 Membandingkan harga t
hitung
dan t
tabel
dengan 2 kriteria:
Jika t
hit
≤ t
tabel
maka hipotesis nihil H
O
diterima
Jika t
hit
t
tabe l
maka hipotesis nihil H
O
ditolak 5 Kesimpulan pengujian
Jika H
O
diterima, berarti tidak ada perbedaan rata-rata antara variabel Jika H
O
ditolak, berarti ada perbedaan rata-rata antara variabel. Pengujian menggunakan taraf signifikan
, pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:
1. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t.
2 1
2 1
1 1
n n
s Y
Y t
gab
dengan
gab
S =
√
∑ ∑
,
dengan
∑ =
∑
∑
dan ∑
= ∑
∑
Keterangan: t
= harga t hitung
1
Y
dan
2
Y
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen dan kontrol
gab
s
= simpangan baku kedua kelompok n
1
dan n
2
= jumlah kelompok eksperimen dan kontrol Setelah nilai t hitung diperoleh maka selanjutnya dilakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya nilai t hitung
14
Ibid., h. 195
dengan t tabel. Nilai t tabel dicari dengan taraf signifikansi 5 dengan db = n
1
+ n
2
– 2. Kriteria pengujian hipotesisnya:
tabel hitung
t t
maka H ditolak
tabel hitung
t t
maka H diterima
2. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi tidak homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t sebagai berikut:
15
2 2
2 1
2 1
2 1
n s
n s
Y Y
t
Dengan kriteria pengujian:
2 2
2 1
2 1
2 2
2 2
1 2
1 1
n s
n s
n s
t n
s t
t
Keterangan: t
= harga t hitung
1
Y
dan
2
Y
= nilai rata-rata hitung data kelompok ekseprimen dan kontrol s
1
= simpangan baku kelompok eksperimen s
2
= simpangan baku kelompok kontrol n
1
dan n
2
= jumlah kelompok eksperimen dan kontrol
3.
Apabila data populasi tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney untuk sampel besar dengan taraf signifikansi
05 ,
. Pengujian uji Mann-Whitney dilakukan dengan mengurutkan
peringkat dari skor-skor kedua sampel pertama n
1
dan sampel kedua n
2
, kemudian kelompok skor digabungkan dan diurutkan menurut
peringkatnya. Adapun prosedur pengujian dengan menggunakan Uji Mann-Whitney adalah:
16
a Merumuskan hipotesis statistik
15
Ibid, h. 201
16
Ibid, h. 273