Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Komulatif fi f 1 25-32 5 16,67 5 2 33-40 4 13,33 9 3 41-48 6 20,00 15 4 49-56 7 23,33 22 5 57-64 6 20,00 28 6 65-72 2 6,67 30 Jumlah 30 100 Secara visual penyebaran kemampuan komunikasi di kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran generatif dapat dilihat pada polygon frekuensi di bawah ini: Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

2. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan uraian mengenai kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan pada statistik deskriptif yang dihitung. Perbedaan tersebut disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 30 30 Maksimum Xmaks 91 72 Minimum Xmin 44 25 Rata-rata 68.30 47,43 Median Me 68,83 48,50 Modus Mo 77,50 52,50 Varians S 2 135,06 152,20 Simpangan Baku S 11,62 12,34 Kemiringan 3  -0,7917 -,4108 Ketajaman 4  0,296 0,290 Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 91, sedangkan nilai siswa terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 25. Hal tersebut berarti menunjukan kemampuan komunikasi matematik perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen sedangkan kemampuan komunikasi matematik perorangan terendah terdapat di kelas kontrol. Selain itu nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 20,87. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa secara perorangan maupun rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Kemampuan Komunikasi Matematik

Data penelitian yang dianalisis adalah rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk melakukan pengujian hipotesis data terlebih dahulu dilakukan analisis data uji kesamaan dua rata-rata. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data hasil penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah:

1. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian prasyarat penelitian yaitu uji normalitas. Uji normalitas diperoleh dari hasil data posttest kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji Kai Kuadrat Chi Square pada taraf signifikan α = 0,05.

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Perolehan hasil perhitungan uji normalitas tes komunikasi matematik siswa untuk kelas eksperimen yaitu nilai 99 , 2 2  hitung  , sedangkan nilai 82 , 7 2  tabel  untuk sampel yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikan 05 ,   dan derajat kebebasan dk = 3. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa 2 2 tabel hitung    2,99 7,82, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima sedangkan H 1 ditolak, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji normalitas kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 17.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Perolehan hasil perhitungan uji normalitas tes kemampuan komunikasi matematik siswa untuk kelas kontrol yaitu nilai 43 , 4 2  hitung  , sedangkan nilai 82 , 7 2  tabel  untuk sampel yang berjumlah 30 siswa dengan taraf signifikan 05 ,   dan derajat kebebasan dk = 3. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa 2 2 tabel hitung    4,43 7,82, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima sedangkan H 1 ditolak, artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya mengenai uji normalitas kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 18. Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6: Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Kelas N  Kesimpulan Eksperimen 30 0,05 2,99 7,82 Berdistribusi Normal Kontrol 30 0,05 4.43 7,82

2. Uji Homogenitas Data Hasil Tes

Setelah kedua kelompok dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelas dikatakan homogen apabila F hitung F tabel diukur sesuai taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan data tes pada kelas eksperimen yang berjumlah 30 siswa dengan varians 135.06 dan kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa dengan varians 152.20, maka diperoleh F hitung = 1,127 dan dari tabel distribusi F dengan taraf signifikansi 05 ,   dan derajat kebebasan dk pembilang = 29 sedangkan derajat kebebebasan dk penyebut = 29, maka diperoleh F tabel = 1,85. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil dari uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Kelompok Jumlah Sampel Varians S 2 F 05 ,   Kesimpulan F hitung F tabel Eksperimen 30 135.06 1,13 1,85 Varians Kedua Kelompok Homogen Kontrol 30 152.20 Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa F hitung F tabel 1,13 1,85, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima, artinya kelompok sampel memiliki

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan metode pengajaran terbimbing terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada sub bab relasi dan fungsi (penelitian eksperimen di SMP 3 Pelabuhan Ratu)

0 22 194

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh strategi pembelajaran react dengan teknik scaffolding terhadap kemampuan koneksi matematik siswa di SMP Negeri 11 Depok

1 9 248

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

4 45 189

Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

0 5 0

PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 39

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP : Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Bandung.

0 2 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMA.

0 2 57