Bagi SD Negeri Sukamaju 3 Depok

sesuatu dengan menggunakan pertimbangan intelektual, mewujudkan suatu gagasan untuk mencapai suatu tujuan dan menggunakan kecakapan kognitif berdasar kesadaran. Berpikir juga dapat didefinisikan sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman. 10 Kita perlu berpikir agar dapat menggunkan informasi yang kita miliki sebaik-baiknya jika informasi yang kita peroleh tidak lengkap. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. 11 proses mental tersebut untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisadidapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Yaitu kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi dan jugakemampuan untuk mengevaluasi secara terarah pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Secara lebih terperinci Halpern menegaskan, “Berpikir kritis mengarah kepada penggunaan kemampuan kognitif atau strategi yang meningkatkan kemungkinan dari hasil yang diinginkan.Berpikir kritis adalah berpikir dengan maksud tertentu, beralasan dan bertujuan langsung.Hal ini meliputi kemampuan dalam menyelesaikan masalah, merumuskan kesimpulan, dan memperhitungkan kemungkinan serta membuat pernyataan.Seorang pemikir kritis menggunakan kemampuan ini secara wajar, tanpa tergesa-gesa dan selalu dengan kesadaran penuh. Mereka cendrung berpikir secara kritis, kita akan mengevaluasi hasil dari proses berpikir kritis kita. Seberapa bagus keputusan yang dibuat, terlihat dari seberapa baik masalah tersebut dapat diselesaikan”. 12 Definisi Halpern mengindikasikan dibutuhkannya beberapa tingkat keterampilan untuk sampai pada keterampilan berpikir kritis yang memadai, yakni untuk berpikir kritis seseorang memiliki pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta terhadap berbagai faktor yang mungkin berpengaruh pada saat pembuatan keputusan yaitu keputusan untuk menerima, menolak maupun 10 Edward De Bono, Revolusi Berfikir Edward De Bono, Bandung: Kaifa, 2007, h. 24. 11 Elaine B Johnson, CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, Bandung: Kaifa, 2011, h. 183. 12 Gary Heisserer. Tought on Thinking: The challenge of Critical Thinking. http:www .insightjournal.net. Diakses tgl 27 mei2013, h.6. memodifikasi berbagai pendapat, baik pendapat pribadi maupun pendapat orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir kritis yang dikemukakan di atas, bahwa berpikir kritis matematis adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai persoalan matematika. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, menghubungkan, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat. Melatih keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan membaca pertannyaan yang saling berhubungan tentang proses berpikir kemudian menerapkannya dalam situasi yang berbeda-beda. Dengan menjawab pertannyaan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.Pertannyaan pertannyaan ini harus dikemukakan sesuai dengan urutan dan secara rutin. Pertanyaan-pertannyaan tersebut adalah : 13 1 Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan? Ungkapan dengan jelas . Sebuah masalah atau isu dapat di teliti apabila sebelumnya masalah itu digambarkan dengan jelas.Adapun menurut Ruggiero dalam Johnson disebutkan bahwa pemecahan masalah adalah mencari tindakan yang terbaik yang harus diambil dan analisis isu adalah mencari keyakinan yang masuk akal. 2 Apa sudut pandangnya ? Sudut pandang adalah sudut pribadi yang digunakan dalam memandang sesuatu. Seorang pemikir kritis harus berusaha untuk menyadari bahwa sudut pandang akan membuatnya memilih satu posisi tertentu, pada saat yang sama melakukan pertimbangan-pertimbangan dan 13 Elaine B. Johnson, Op Cit, h. 191-200.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 1 BUNTU PANE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II.

0 3 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE GROUP INVESTIGATION.

5 10 46

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 2 NGAWI.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

0 0 14

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation (Studi Pada Siswa SMK Dr. Soetomo Surabaya)

0 0 17