Metafora Antropomorfik nthropomorphic metaphor

dengan adanya metafora semua masalah tersebut dapat teratasi. Misalnya, tatkala kita akan membahasakan bagian bukit yang belakang, namun tak dapat ditemukan nama leksemnya. Maka dari itu banyak yang menyebutnya punggung bukit, karena persamaan antara bagian bukit itu dengan bagian tubuh manusia yang dilabeli dengan punggung. b. Fungsi metafora yang paling penting adalah fungsi ekspresif. Fungsi inilah yang paling luas dan paling mendasar dalam dunia seni sastra, syair lagu, lawakhumor. Dengan fungsi ini tuturan metaforis mampu menimbulkan daya pikat, daya tarik, dan daya puitik dari sebuah tuturan. c. Menghindari atau mengurangi ketunggal-nadaan monotonitas. Cara berbahasa yang monoton akan menghasilkan kebosanan sehingga akan menimbulkan kekurang menarikan. Fungsi ini sangat berkaitan dengan fungsi ekspresif. Oleh karena itu, setiap penutur akan berusaha menghadirkan tuturan metaforis untuk menghindari kebosanan. Metafora juga berfungsi untuk mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung, sehingga makna yang terkandung dalam tuturan metaforis tidak bisa langsung dipahami. Seperti yang sudah dikemukakan Subroto, bahwa metafora sangat berfungsi dalam penggunaan bahasa, apalagi dalam menciptakan karya sastra, baik itu puisi, novel, maupun lagu. Dalam penciptaan lagu, fungsi ekspresif adalah fungsi paling dominan berperan dalam setiap lirik yang penyair ciptakan. Jadi metafora sangat berguna untuk tercapainya efek keindahan dalam penciptaan puisi maupun lagu. Ungkapan-ungkapan tersebut mampu memadatkan isi gagasan dengan sedikit kata dan sekaligus membangkitkan berbagai asosiasi makna yang ada.

4. Makna Ungkapan Metaforis

Setiap jenis metafora mempunyai ungkapan metaforis yang berbeda-beda. Menurut Kreidler dalam Subroto, 2011: 23 “what a word means depends in part on its associations with other words, the relational aspect. Lexemes don`t merely have meanings; they contribute meanings to the utterances in which they occur, and what meanings they contribute depends on what other lexemes they are associated with in this utterances. The meaning that a lexeme has because of these relationships is the sense of that lexeme ”. Kreidler menjelaskan arti makna sebuah kata bergantung pada hubungan atau relasinya dengan kata-kata lain dalam sebuah tuturan. Leksem-leksem dalam sebuah tuturan tidak hanya punya arti tetapi juga memberi sumbangan pada arti tuturan itu. Dari uraian tewrsebut dapat dinyatakan bahwa makna sebuah satuan lingual adalah makna yang dimiliki satuan lingual itu dalam kaitannya dengan satuan lingual lain dalam sebuah tuturan. Jadi makna sebuah satuan lingual ini ditentukan berdasarkan relasinya dengan satuan lingual lain dalam sebuah tuturan. Subroto 2011: 24 memberi contoh yaitu satuan “besar”. Makna kata “besar” dalam “rumah besar” sama dengan makna “besar” dalam “perut besar”. Di dalam tuturan ini makna kata “besar” dipakai dalam arti sebenarnya dan berfungsi menjelaskan tentang suatu keadaan. Berbeda dengan makna kata “besar” pada tuturan ”orang besar”. Makna