5. Fungsi metalingual Metasprachliche Funktion
Fungsi ini berkaitan langsung dengan faktor bahasa Code kode. Fungsi ini digunakan untuk mengungkapkan suatu hal dengan
menggunakan bahasa lain. 6.
Fungsi puitis Poetischen Funktion Fungsi ini berkaitan langsung dengan faktor bahasa Nachricht pesan
yang ingin dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Jakobson juga mengatakan bahwa fungsi ini juga disebut dengan
fungsi estetik. Fungsi ini digunakan seseorang dalam menyampaikan pesan untuk mencapai suatu efek, misalnya saja efek keindahan.
Jadi dari enam fungsi yang dijelaskan Jakobson tersebut hanya fungsi puitis yang terdapat dalam gaya bahasa. Dengan fungsi tersebut bahasa yang
digunakan menjadi lebih indah, menarik dan tidak monoton, oleh karena itu dalam lagu banyak terdapat gaya bahasa, salah satunya adalah gaya bahasa metafora.
C. Gaya Bahasa
Gaya bahasa style adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu Harimurti, 2011: 70. Sementara itu Slametmuljana dalam Pradopo, 2014: 271 berpendapat bahwa gaya bahasa
adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan dalam hati pengarang yang dengan sengaja atau tidak, menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati
pembaca.
Menurut Keraf 2010: 113 gaya bahasa adalah cara yang digunakan seseorang dalam menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan seseorang
dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Dengan kata lain gaya bahasa yang digunakan seseorang bergantung
pada pengalaman berbahasa yang digunakannya. Semakin banyak pengalaman berbahasa yang dilakukan seseorang, semakin banyak pula variasi penggunaan
bahasanya. Jadi, gaya bahasa merupakan cara atau upaya yang dilakukan seseorang
dalam mengungkapkan ide, perasaan, atau gagasan melalui bahasa untuk mencapai efek tertentu, misalnya mencapai efek keindahan.
D. Metafora
1. Definisi Metafora
Sebenarnya manusia mengenal konsep mengenai metafora sudah sejak zaman kuno. Aristoteles 384-322 SM dalam Wahab, 1991: 65 memberi definisi
metafora sebagai ungkapan kebahasaan untuk menyatakan hal yang umum bagi hal yang khusus, hal yang khusus bagi yang khusus, yang khusus bagi yang umum.
Sementara itu Quintilian dalam Wahab, 1991: 65 berpendapat bahwa metafora itu adalah ungkapan kebahasaan untuk menyatakan sesuatu yang hidup bagi
sesuatu yang hidup lainnya, sesuatu yang hidup bagi sesuatu yang mati, sesuatu yang mati untuk sesuatu yang hidup, dan sesuatu yang mati untuk sesuatu yang
mati lainnya.