IO Timer CPU Central Processing Unit RAM Random Access Memory

Budiharto 2005 menjelaskan bahwa di dala m mikrokontroler terdapat bagian-bagian pendukung proses pengolahan data yang diterima, diantaranya:

1. CPU Central Processing Unit

Tempat terjadinya proses pengolahan data yang diterima.

2. RAM Random Access Memory

Tempat menyimpan data sementara sebelum di proses oleh CPU.

3. EPROM

Eraseable Programmable Read Only Memory Tempat menyimpan program secara permanen yang dapat dirubah.

4. IO

InputOutput Tempat berkomunikasinya dengan perangkat keras yang terhubung diluar.

5. Timer

Tempat unit pencacahan dan delay un tuk mengatur pewaktuan.

6. Intrup Controler

Tempat mengatur dan menampung permintaan mendadak saat running.

2.4. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler ATMega 8535 merupakan jenis mikrokontroler AVR produk Atmel yang memiliki banyak macam dan jenisn ya. Mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s Risc prosesor memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16-bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 ya ng membutuhkan 12 siklus clock RIZKALINDO, 2008. Kedua jenis mikrokontroler ini memiliki arsitektur yang berbeda. Wardhana 2006 menjelaskan bahwa AVR berteknologi RISC Reduced Instruction Set Computing , sedangkan seri MCS 51 berteknologi CI SC Complex Instruction Set Computing . RIZKALINDO 2008 menjelaskan secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing - masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Bentuk ATMega8535 ditampilkan pada Lampiran 2. Menurut Wardhana 2006 keunggulan pemakaian ATMega 8535 disebabkan karena memiliki fasilitasnya yang lengkap. Konfigurasi pin yang ada pada ATMega 8535 sebagai berik ut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan dari catu daya. 2. GND adalah pin dari ground 3. Port A PA0..PA7 adalah pin IO dua arah dan sebagai pin masukan ADC. 4. Port B PB0..PB7 adalah pin IO dua arah dan sebagai pin dengan fungsi khusus yaitu timercounter, komparator analog, dan SPI. 5. Port C PC0..PC7 adalah pin IO dua arah dan pin dengan fungsi khusus berupa TWI, komparator analog, dan Timer Osilator. 6. Port D PD0..PD7 adalah pin IO dua arah dan pin dengan fungsi khusus berupa komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang berguna untuk menset ulang mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan refe rensi ADC. Susunan kaki dan karakteristik ATMega8535 secara lengkap ditampilkan pada Lampiran 3.

2.5. Board mikrokontroler ATMega8535

Board yang digunakan penulis adalah jenis DT-AVR Low Cost Micro System keluaran pabrikan Innovative Electronics ya ng berada di Surabaya, Indonesia. Fitur ADC pada mikrokontroler ATMega 8535 terdapat pada Port A PA0 –PA7 ATMEL, 2003. DT-AVR Low Cost Micro System juga memiliki ADC hingga 8 channel single -ended AD converter dengan resolusi 10 bit Innovative Electronics, 2007. Bentuk board DT-AVR Low Cost Micro System didominasi warna merah dengan dimensi panjang 8,6 cm, lebar 7,2 cm dan tinggi 1,8 cm Innovative Electronics, 2007. Bentuk dan penempatan pin -pin dari board DT-AVR Low Cost Micro System ditampil kan pada Lampiran 4.

2.6. ADC

ADC adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam memproses sinyal analog dengan alat digital dimana sinyal analog di konversi menjadi suatu deret angka yang mempunyai presisi terbatas Proakis dan Manolakis, 1997. Pros es inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clok, tegangan referensi, format output data, dan metode pembacaan Budiharto, 2008. Proakis dan Manolakis 1995 menyebutkan dalam memandang konversi Analog ke Digital AD ada 3 proses yang terjadi Gambar 1, yaitu: 1. Pencuplikan. Ini merupakan konversi suatu sinyal waktu kontinu menjadi suatu sinyal waktu diskrit yang diperoleh dengan mengambil “cuplikan” sinyal waktu-kontinu pada saat waktu diskrit. 2. Kuantisasi. Ini adalah konversi sinyal yang bernilai -kontinu waktu-diskrit menjadi sinyal digital bernilai -diskrit, waktu diskrit. Pencuplikan Pengkuantisa Pengkode Sinyal analog Sinyal waktu diskrit Sinyal terkuantisasi Bit 01011101.. Sinyal digital 3. Pengkodean. Dalam proses pengkodean setiap nilai diskrit digambarkan dengan barisan bilangan biner Sumber : Proakis dan Manolakis 1995 Gambar 1. Bagian dasar konver ter analog ke digital Proakis dan Manolakis, 1995 Input pada mikrokontroler dihubungkan dengan sebuah 8 channel analog multiplexer yang digunakan untuk singgle ended input channels Budiharto, 2008. Menurut Wardhana 2006 masukan ana log ADC tegangan harus lebih besar dari 0 Volt dan lebih kecil daripada tegangan referansi yang dipakai. Pada penelitian ini digunakan tegangan tegangan referensi internal sebesar 2,56 Volt. Tegangan referensi ADC dapat dipilih antara lain pada pin AREF pin AVCC, atau menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2,56 Volt Budiharto, 2008. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 10 bit ADC untuk mencacah tegangan sebesar 2,56 Volt. Nilai bit tergantung dengan kemampuan mikrokontroler yang digunakan. Menurut Wardhana 2006 apabila menggunakan 10 bit ADC maka rentang output yang dihasilkan adalah dari 0 sampai 1023. Penggunaan ADC pada lengan robot ditentukan menggunakan channel mode single conversion melalui program yang ada pada mikro kontroler. Mode Single conversion adalah mode yang biasa digunakan apabila ingin menggunakan banyak kanal Wardhana, 2006. Mode single conversion sama dengan penghubungan input ADC dengan dua buah input ADC. Menurut Budiharto 2008 jika menggunakan differensial channel hasil dari nilai 41 menjadi 40,96 yang apabila digenapkan bisa berkisar 39, 40, 41 karena ketelitian ATMega8535 sebesar +- 2 LSB Least Significant Bit.

2.7. PWM Pulse Width Modulation

Pulse Width Modulation adalah suatu tehnik manipulasi dalam mengemudikan motor alat perangkat elektronik berarus besar lainnya yang menggunakan prisip cut-off dan saturasi Pitowarno, 2006. Winoto 2008 menjelaskan bahwa PWM sendiri adalah bentuk gelombang digital pulsa yang bisa kita atur duty cycle-nya. Pulse With Modulation atau PWM adalah metode canggih untuk mengatur kecepatan motor dan menghindarkan rangkaian mengkonsumsi daya yang berlebih Budiharto, 2006. Dengan pengaturan konsumsi daya akan membuat alat elektronik yang dibuat lebih efisien dan hemat energi dalam bekerja. Saklar pada rangkaian PWM bukanlah saklar mekanik, tetapi biasanya berupa komponen MOSFET atau Power Transistor karena Rangkaian chopping pada PWM tidak dimungkinkan memakai relay yang memiliki reaksi y ang kurang cepat Duclin, 2008. Duty Cycle adalah perbandingan antara lama waktu pada saat kondisi on high logika 1 dan lama periode satu gelombang pulsa Winoto, 2008. Perbandingan dari perioda ON dan perioda T disebut dengan duty cycle Duclin, 2008. Secara umum duty cycle merupakan lebar pulsa PWM. Gambar perbandingan perioda duty cycle dapat dilihat pada Lampiran 5. Dengan prinsip ini maka akan mudah mengatur lebar pulsa untuk mendapatkan kecepatan motor DC yang diinginkan. PWM bekerja denga n pembuatan gelombang kotak persegi yang merupakan variabel antara perbandingan on -off, dimana rata-rata lamanya waktu berkisar antara 0 sampai 100 persen Cook, 1999.

2.8. Motor servo lengan robot robotic arm

Motor servo merupakan sebuah motor DC kecil yang diberi sistem gear dan potensiometer sehingga dia dapat menempatkan “horn” servo pada posisi yang dikehendaki Malik, 2007. Motor servo ini jelas menggunakan sistim “close loop” sehingga posisi “horn” yang dikehendaki bisa dipertahanka n. Menurut Budiharto 2006 motor servo adalah motor DC kualitas tinggi yang memenuhi syarat untuk digunakan pada aplikasi servo seperti close control loop, yaitu harus dapat menangani perubahan yang cepat pada posisi, kecepatan, dan percepatan. Secara umum terdapat 2 jenis motor servo, yaitu motor servo standard dan motor servo continous. Motor servo standard dapat berputar hingga 180 sedangkan motor servo continous dapat berputar hingga 360 Budiharto, 2006. Jika dibandingkan dengan motor DC dan motor stepper motor servo memiliki kecepatan putar yang rendah tapi memiliki kekuatan yang besar. Bentuk dari motor servo dapat dilihat pada Lampiran 6. Dalam motor servo sistem kontrol untuk motor relatif sedikit diperlukan hanya 1 jalur data saja, hal ini tentu berbeda misalnya jika menggunakan motor stepper yang memerlukan jalur kontrol lebih dari 1 jalur Malik, 2007. Untuk dapat membelokkan motor servo kekanan atau kekiri maka harus diberikan lebar pulsa kepada motor servo secara berula ng-ulang. Ilustrasi pemberian lebar pulsa pada motor servo dapat dilihat pada Lampiran 7.

2.9. Bahasa program lengan robot robotic arm

Program yang kita buat harus disesuaikan dengan mikrokontroler yang kita pakai atau sesuai dengan fasilitas y ang diberikan mikrokontroler. Wahyudi 2007 menuliskan beberapa dasar dari BASCOM 8051 diantaranya adalah karakter dalam BASCOM, tipe data, variable, alias, konstanta, array, operasi - operasi dalam BASCOM dan kontrol program.

2.10. Program lengan robot robotic arm

Pemrograman lengan robot menggunakan software BASCOM-AVR dengan bahasa tingkat tinggi BASIC. Wahyudi 2007 menjelaskan penggunaan bahasa tingkat tinggi BASIC lebih mudah dimengerti dan dipahami dibandingkan bahasa tingkat tinggi lainnya. Bahasa BASIC merupakan jalan keluar dari sulitnya memahami bahasa tingkat rendah assembly. Alberts 2008 menjelaskan bahwa BASCOM AVR merupakan hasil dari pengembangan lebih lanjut dari kompiler BASCOM 8051 dengan kelebihan dapat mendukung penggunaan mikrokontroler jenis AVR yang dikeluarkan ATMEL.

2.11. Perangkat penginderaan sensor

Dalam instrument ini digunakan beberapa alat elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada persendian tangan manusia, yaitu potensio meter. Menurut Pitowarno 2006 potensio meter adalah sensor analog yang paling sederhana namun sangat berguna untuk mendeteksi posisi putaran, misalnya kedudukan sudut poros aktuator berdasarkan nilai resistansi pada putaran porosnya. Bentuk perangkat sensor lengan robot dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber : Pitowarno 2006 Gambar 2. Potensio meter sebagai sensor posisi Potensio meter poros merupakan hambatan variable yang dapat dirubah nilai hambatannya dengan cara memutar batang porosnya. Perputaran ini akan menggeser kedudukan hambatannya sehingga hambatan yang terbaca berbeda - beda. Potensio meter memiliki 3 kaki dan sebuah pemutar yang berguna untuk merubah hambatan yang ada didalamnya. Bentuk dan bagian potensio met er poros dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber : Etisystems 2009 Gambar 3. Penampang potensio meter bagian dalam

2.12. Sejarah perkembangan lengan robot robotic arm

Pengembangan robot di dunia ternyata telah ada pada jaman Le onardo da Vinci, hingga saat ini dengan robot yang paling maju bernama ASIMO buatan perusahaan raksasa mobil Honda negara Jepang. Ilustrasi perkembangan lengan robot ditampilkan pada Lampiran 8. Secara singkat perkembangan teknologi lengan robot di dunia dapat dilihat pada Tabel 1 Jaeger, 2007: Tabel 1. Perkembangan lengan robot di dunia. Tahun Penemu Karya yang dibuat 250 S.M Ctesibius Alexandria Membangun bagian tubuh dan jam air dengan menggunakan papan yang dapat bergerak 1495 Leonardo da Vinci Merancang gambar robot manusia yang pertama kali yang mampu duduk, memutar tangan, dan menggerakkan kepala dengan leluasa 1564 Pare Ambroise Rancangan tangan robot mekanik dengan otot -otot mesin yang menggerakkan tangan 1865 John Brainerd Membuat manusia mesin uap yang digunakan untuk mendorong benda apapun 1885 Frank Reade Jr Membuat manusia listrik yang merupakan pengembangan dari manusia mesin uap yang telah dibuat sebelumnya 193738 Westinghouse Membuat robot bernama ELEKTRO, ini merupakan ro bot dengan bentuk menyerupai manusia yang dapat berbicara, berjalan dan merokok 1942 Willard Pollard dan Harold Roselund Merancang lengan mekanik untuk menyemprot cat secara terprogram 1951 Raymond Goertz Merancang lengan robot yang dapat dikendalikan me lalui transmisi radio 1961 Perusahaan General Motors Mengembangkan dan memakai teknologi lengan robot bernama UNIMATE 1963 Rumah sakit Rancho Los Amigos Pembuatan lengan robot dengan nama Rancho Arm dimana untuk pertama kalinya Robotic Arm dapat dikendalikan melalui komputer 1965 Victor Scheinman dan Larry Leifer Membuat lengan robot yang menggunakan penggerak udara dinamakan Orm 1968 Marvin Minsky Membuat lengan robot tentakel yang memiliki kemampuan untuk dapat mengangkat manusia 1969 Victor Scheinman Lengan robot Stanford yang sepenuhnya bergerak menggunakan listrik dan dapat dikendalikan melalui computer 1974 David Silver Lengan robot Silver, robot ini dibuat dengan komponen terkecil dan dilengkapi dengan sensor tekanan yang mampu merasakan sentuh an 1975 Victor Scheinman Membangun Programmable Universal Manipulation untuk lengan robot yang dapat digunakan pada industri robot 1996 Perusahaan mobil Honda Robot manusia bernama P2 yang sudah memiliki kaki dan lengan yang dapat bergerak dengan baik 1997 Perusahaan mobil Honda Robot manusia P3 yang merupakan pengembangan kedua untuk mencapai tujuan pembuatan robot ASIMO yang pintar 1997 Ilmuan dari Salt Lake City SARCOS dengan pengendali robot secara manual 1997 Tim film The Lost World Pembuatan kerangka pengandali Telemetri Suit robot dimana kerangka ini menyerupai pergerakan lengan manusia 1998 Kedokteran amerika Membangun lengan robot bionik yang disebut dengan Edinburg Modular Arm System EMAS 2001 MD Robotics of Canada Membangun lengan robot tercanggih untuk membantu pekerjaan menyiapkan stasiun ruang angkasa dengan nama Space Station Remote Manipulator System SSRMS 2003 Steven Ashley Artificial Muscle dibuat dari bahan polymer khusus yang dapat berubah bentuk apabila dialiri listrik melal ui bahan ini 2007 Steven Ashley Robot lengan dengan otot tiruan Artificial Muscle generasi terbaru dengan penggerak serat polymer yang bentuknya telah mirip dengan anatomi tangan manusia

3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan IPB. Waktu penelitian dilaksanakan secara efektif selama 4 bulan terhitung dari bulan Desember 2008 sampai Maret 2009. 3.2. Alat bantu 3.2.1. Alat ukur dan peralatan pembuatan l engan robot Digital Multi Meter DMM, project board, downloader ISP, kabel serial, Personal Computer PC dengan spesifikasi Prosesor Pentium III 700 MHz, solder, gergaji U, gergaji besi, kikir dan amplas, standing bor, pinset, penggaris, penggaris siku, mesin gerinda, mesin jigsaw, tang, dan obeng.

3.2.2. Software pembuatan lengan robot

1. BASCOM-AVR 2. AutoCAD 2004

3.3. Bahan untuk membuat lengan robot, kontroler, dan sensor

IC ATMega 8535, DT-AVR Low Cost Micro System, t rafo CT 1 ampere, kabel pita komputer, fuse 5 ampere, pin header singgle, b oard sircuit, eject serial dan pararel, fan PC 12 Volt, heat sink, IC regulator, kapasitor, dioda bridge, saklar, arkrilik 2, 3, dan 5 mm, arkrilik siku, Parallax Standard Servo, GWS Servo SO3T STD, GWS Servo SO4 BBM, potensio meter, batang stainles steel 5 mm, o-ring karet, greese, resin, strach, bearing, gear, papan tic block, klem besi ukuran 3 ½ Inci, dan kabel ciut.

3.4. Proses pembuatan lengan robot robotic arm

Proses pembuatan lengan ro bot dibagi menjadi beberapa tahapan yang saling melengkapi satu sama lain. Bagian -bagian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Tahapan pembuatan lengan robot

3.5. Unit motor servo lengan robot robotic arm

Pada lengan robot ini kita menggunakan 3 buah motor servo yang memiliki perbedaan spesifikasinya. Servo 2 dan 3 menggunakan motor servo jenis SO3T STD. Servo 4 dan 5 menggunakan servo ukuran besar jenis SO 4 BBM. Pada bagian penggerak gripper kita menggunakan servo jenis Parallax Standard servo yang memiliki bentuk hampir sama dengan SO3T STD. Semua spesifikasi motor servo dapat dilihat pada Tabel 2, 3, dan 4. Tahap Pembuatan Cassing Tahap Pemberian Pemberat Pengeimbang Tahap Pemodelan Tahap Pemotong Tahap Penyatuan Tahap Penyambungan Sendi Proses Pembuatan Kontroler Lengan Robot Robotic Arm Proses Pembuatan Sensor Pengendali Lengan Robot Robotic Arm Tahap Interkoneksi Kabel Tahap Pemasangan Motor Servo Lengan Robot Robotic Arm Pengujian Lengan Robot Robotic Arm di Laboratorium. Proses Berjalannya Program Lengan Robot Robotic Proses Kerja Lengan Robot Robotic Arm Tabel 2. Spesifikasi jenis motor servo fingger yang dipakai. Jenis Servo Berat Servo Tegangan Maksimum Kecepatan Sudut Torsi yang dihasilkan Gram Volt Sec 180 Kg Cm Servo Fingger 45 6 1,5 3,4 Parallax Standard Sumber : Parallax Inc, 2004 Tabel 3. Spesifikasi jenis motor servo wrist dan arm yang dipakai. Jenis Servo Berat Servo Tegangan Maksimum Kecepatan Sudut Torsi yang dihasilkan gram Volt sec 60 Kg Cm Servo Wrist dan Arm 48 4,8 0,33 7,2 SO3T STD Sumber : Robot Shop, 2009 Tabel 4. Spesifikasi jenis motor servo elbow dan shoulder yang dipakai. Jenis Servo Berat Servo Tegangan Maksimum Kecepatan Sudut Torsi yang dihasilkan gram Volt sec 60 Kg Cm Servo Elbow dan Shoulder 110 6 0,20 13 SO4 BBM Sumber : Servo Hunt, 2009

3.6. Unit sensor lengan robot robotic arm

Lengan robot yang dibuat membutuhkan sensor yang dapat mendeteksi gerakan sendi lengan pengguna. Sensor ini dirancang sesuai dengan masukan nilai ADC mikrokontroler sehingga dapat dengan mudah dibaca oleh IC ATMega8535. Sumber tegangan untuk sensor diambil dari mikrokontroler sebesar 5 Volt. Rangkaian sensor ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkaian pengatur tegangan pada sensor lengan robot

3.7. Unit catu daya mikrokontroler lengan robot robotic arm

Mikrokontroler yang dibuat membutuhkan sumber tegangan searah yang dihasilkan dari penyearahan arus bolak -balik listrik PLN. Proses penyearahan ini membutuhkan rangkaian elektronik penyearah dengan tegangan keluaran 9 Volt. Rangkaian elektronik catu daya ini dapat diliha t pada Gambar 6. Gambar 6. Rangkaian catu daya kontroler lengan robot

3.8. Unit catu daya motor servo lengan robot robotic arm

Motor servo yang digunakan memiliki tegangan kerja yang berbeda dengan mikrokontroler sehingga dibutuhkan unit catu daya terpisah. Motor servo dapat bekerja secara maksimal jika keluaran power supply untuk jenis Parallax dan GWS SO3T sebesar 5 Volt sedangkan servo jenis GWS SO4 BBM sebesar 6 Volt. Rangkaian catu daya ini dapat dilihat pada G ambar 7. Gambar 7. Rangkaian catu daya motor servo lengan robot

3.9. Mikrokontroler lengan robot robotic arm

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki rangkaian pendukung yang membantu kerja dari operasi program. Rangkaian sensor akan dihubungkan dengan mikrokontroler pada Port A sedangkan untuk motor servo ada pada Port B. Rangkain ini dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Rangkaian mikrokontroler lengan robot

3.10. Proses berjalannya program lengan robot robotic arm

Tahapan kerja ini di buat dalam bentuk flowchart sebagai langkah awal dalam pembuatan struktur program. Flowchart ini dibuat untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum memulai merancang program. Keuntungan pengg unaan flowchart adalah apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan program akan lebih mudah ditelusuri dari diagram yang dibuat sebelumnya. Flowchart program yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Flowchart program pada rangkaian lengan robot robotic arm. Start aktifkan Interupsi dan Configurasi ADC Start ADC Baca nilai ADC Port A.0 Apakah Pulsa melebihi Batas Ya Tidak Kembalikan Menjadi nilai Batas yang Ditentukan Masukkan kedalam Rumus pulsa Pulsa keluar Dari Port B.0 Servo fingger Bergerak Salin nilai ADC Di Port A Baca nilai ADC Port A.1 Apakah Pulsa melebihi Batas Ya Tidak Kembalikan Menjadi nilai Batas yang Ditentukan Masukkan kedalam Rumus pulsa Pulsa keluar Dari Port B.1 Servo wrist Bergerak Baca nilai ADC Port A.2 Apakah Pulsa melebihi Batas Ya Tidak Kembalikan Menjadi nilai Batas yang Ditentukan Masukkan kedalam Rumus pulsa Pulsa keluar Dari Port B.2 Servo arm Bergerak Lakukan pembacaan nilai ADC pada Port A Baca nilai ADC Port A.3 Apakah Pulsa melebihi Batas Ya Tidak Kembalikan Menjadi nilai Batas yang Ditentukan Masukkan kedalam Rumus pulsa Pulsa keluar Dari Port B.3 Servo elbow Bergerak Baca nilai ADC Port A.4 Apakah Pulsa melebihi Batas Ya Tidak Kembalikan Menjadi nilai Batas yang Ditentukan Masukkan kedalam Rumus pulsa Pulsa keluar Dari Port B.4 Servo shoulder Bergerak Pada bagian flowchart program di atas dapat dilihat bahwa algoritma program yang pertama kali dilakukan adalah pengaktifan fungsi fitur interupsi dan ADC. Tanpa ada pengaktifan fitur ADC maka perhit ungan lebar pulsa tidak dapat dilakukan. Data yang telah disalin pada Port A akan dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang ditentukan untuk lebar pulsa. Besaran lebar pulsa yang keluar kita tentukan dengan menentukan rumus awal didalam program mik rokontroler.

3.11. Pengujian lengan robot robotic arm

Pengujian dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan IPB. Pengujian yang dilakukan berada di luar air untuk mengetes apakah bagian tangan robot dapat bergerak kesemua sudut yang diinginkan dan mampu menjepit benda dengan baik.

3.11.1. Pengujian sensor lengan robot robotic arm

Pengujian dilakukan dengan mengukur keluaran tegangan yang ada pada kaki 2 sensor menggunakan Digital Multi Meter. Hasil pengujian akan dicatat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut maksimum dan minimum. No Jenis Sensor Sudut Sensor yang dapat dibentuk derajat Tegangan Vinput kaki 1 mili Volt Tegangan yang Keluar Pada Kaki 2 Sensor mili Volt Hasil Pengamatan Kondisi Sensor Tangan 1 Sensor Fingger Max 100 Min 2 Sensor Wrist Max 120 Min 3 Sensor Arm Max 122 Min 4 Sensor Elbow Max 120 Min 5 Sensor Shoulder Max 90 Min

3.11.2. Pengujian besar sudut servo dengan perbedaan lebar pulsa

Motor servo yang digunakan memiliki batas lebar pulsa untuk melakukan gerakan memutar dengan sudut tertentu. Mengetahui lebar pulsa ini maka kita dapat menyesuaikan lebar pulsa maksimum dan minimum dengan sintak program yang dibuat. Cara ini untuk mencegah kerusakan gear motor servo pada beroperasi . Hasil dari pengukuran ini dicatat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sudut yang dapat dibuat. No Jenis Servo Besar Lebar Pulsa Maksimum dan Minimum Sudut Putaran Pada Servo Keterangan 1 Servo Fingger 2 Servo Wrist 3 Servo Arm 4 Servo Elbow 5 Servo Shoulder

3.11.3. Pengujian daya cengkram gripper lengan robot robotic arm

Pengujian dilakukan dengan mencoba mengambil sepuluh obyek benda dengan ukuran dan bobot yang berbeda menggunakan gripper lengan robot. Hasil pengamatan dicatat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam bentuk obyek. U la n ga n Bentuk Obyek yang Dicengkram Dimensi Obyek cm Bobot Obyek gram Kondisi Pemukaan Obyek Hasil Pengamatan Cengkraman Gripper 1 2 - - 10 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil rangkaian lengan robot robotic arm Lengan robot yang dibuat penulis diberi nama RAMCES -5 singkatan dari Robotic Arm with Manual Control sErvoS – 5. Pengujian di Laboratorium Akustik dan Ilmu Kelautan IPB menunjukkan RAMCES -5 dapat bekerja dengan baik saat mengambil obyek yang berbeda. Pergerakan menjepit dan memindahkan obyek dapat dilakukan dengan baik dan terarah. Respon dari RAMCES-5 terhadap pergerakan sensor tangan terjadi sangat cepat dan tidak mengalami hambatan. Lengan robot ini memiliki beberap a keunggulan diantaranya: mampu mengambil berbagai macam benda dengan batas ukuran dan berat tertentu, mampu melakukan gerakan seperti manusia, dan pengendali robot menggunakan sensor yang ada pada tangan manusia. Pengendalian yang dilakukan menggunakan tangan akan memberi kemudahan dalam mengarahkan gerakan RAMCES-5 sesuai gerakan tangan. Alat khusus yang ditempatkan pada RAMCES -5 adalah gripper yang berguna dalam mencengkram benda yang diinginkan. Bentuk gripper yang dipilih menyerupai capit karena bentuk ini mudah untuk dibuat dan memiliki gerakan yang serempak antara kedua bagian capit. Sepasang capit akan memberikan hasil cengkraman yang seimbang pada obyek yang diambil. Bentuk seperti capit mempermudah RAMCES-5 mencengkram obyek secara baik saat kondisi vertikal. Desain keseluruhan RAMCES -5 ditampilkan pada Gambar 10. Gambar 10. Tampak samping desain RAMCES -5 4.2. Desain pelindung motor servo RAMCES -5 4.2.1. Desain motor servo fingger Desain motor servo fingger servo 1 memiliki bagian yang berbeda dengan servo lainnya karena memiliki gripper yang menempel dibagian atas pelindung servo 1. Gripper ini berguna untuk mencengkram obyek yang diinginkan. Skala untuk ukuran desain ini dipakai satuan mili meter mm. Lebar bukaan yang mampu dilakukan gripper adalah sebesar 5,6 cm. Hal ini membuat RAMCES -5 hanya mampu mencengkram obyek dengan ukuran dibawah 5,6 mm. Desain dari servo 1 ditampilkan pada Gambar 11a,b sedangkan desain gripper ditampilkan pada Gambar 12. a b Gambar 11. a. Tampak atas desain pelindung motor servo 1, b. Tampak depan desain pelindung motor servo 1 Gambar 12. Tampak atas desain gripper dari servo 1 Satuan= mili meter Satuan= mili meter Satuan= mili meter

4.2.2. Desain motor servo wrist dan arm

Motor servo wrist servo 2 dan arm servo 3 memiliki desain pelindung servo yang hampir sama dengan servo 1 hanya saja tidak memiliki perangkat tambahan seperti gripper. Desain dari servo 2 dan 3 ditampilkan pada Gambar 13a,b. a b Gambar 13. a. Tampak atas desain motor servo 2 dan 3, b. Tampak depan desain motor servo 2 dan 3

4.2.3. Desain motor servo elbow

Desain pelindung servo elbow servo 4 memiliki bentuk yang lebih panjang dari servo lainnya. Dengan ukuran yang penjang maka servo ini akan membantu servo didepannya lebih mudah menjangkau obyek -obyek yang jauh. Desain panjang dipilih untuk menyamakan bagian ini dengan fungsi lengan ma nusia. Hal ini akan membuat RAMCES -5 lebih mudah dikendalikan dan identik dengan Satuan= mili meter Satuan= mili meter gerakan lengan manusia. Desain dari servo 4 ditampilkan pada Gambar 14a,b dan Gambar 15. a b Gambar 14. a. Tampak depan desain pelindung motor servo 4, b. Tampak samping desain pelindung motor servo 4 Satuan= mili meter Gambar 15. Tampak atas desain pelindung motor servo 4

4.2.4. Desain motor servo shoulder

Desain servo shoulder servo 5 dirancang lebih ko koh dan besar dari pada servo yang lain agar mampu menahan beban berat lebih besar. Desain dari servo 5 ditampilkan pada Gambar 1 6 dan 17. Gambar 16. Tampak atas desain motor servo 5 Satuan= mili meter Satuan= mili meter Gambar 17. Tampak depan desain motor servo 5 Bentuk servo 5 seperti kotak dengan bagian bawah terpotong sebagian berfungsi sebagai tempat menaruh RAMCES -5 pada dudukan wahana tetap atau mobile yang membawanya. Khusus untuk servo 5 dipasangkan 2 buah bearing pada poros perputaran stainles steel agar mengurangi b esarnya gesekan saat berputar. Arkrilik yang tebal digunakan agar servo 5 mampu menahan bobot RAMCES-5 secara keseluruhan dengan baik. Gear penghubung yang lebih besar digunakan pada servo 5 karena bobot keseluruhan dari RAMCES -5 bertumpu pada bagian servo ini sehingga dibutuhkan daya cengkram yang tinggi saat berputar. Pemasangan kedua gear ini harus diposisikan sedikit longgar agar saat berputar tidak macet dan mengganggu pergerakan RAMCES -5. Satuan= mili meter

4.2.5. Desain persambungan sendi RAMCES -5

Desain cekungan ini dibuat untuk memberikan kekuatan persambungan sendi servo sehingga tidak terjadi pergeseran saat servo bekerja. Dengan memberikan cekungan selain memberi kekuatan persambungan sekaligus mengurangi jeda yang terjadi saat servo bergerak. Desain persambungan sendi RAMCES -5 ditampilkan pada Gambar 18. Gambar 18. tampak samping desain persambungan sendi RAMCES -5 4.3. Desain beban penyeimbang motor servo RAMCES -5 4.3.1. Desain penyeimbang servo 1 Pada RAMCES-5 dipakai banyak bahan arkrilik untuk pelindung servo sehingga menimbulkan berat pada bagian servo penopangnya. Untuk mengurangi beban yang diterima oleh servo saat berputar maka diberikan beban penyeimbang. Desain penyeimbang untuk servo 1 tidak digunakan beban tambahan melainkan menggunakan bobot servo ini sendiri. Hal ini akan mengurangi bobot total dibagian servo selanjutnya. Desain penyeimbang servo 1 ditampilkan pada Gambar 19. Satuan= mili meter Gambar 19. Tampak samping desain penyeimb ang servo 1 Dengan desain ini maka torsi putaran pada servo 2 tidak mengalami pengurangan sehingga mampu memberikan memutar yang baik. Letak posisi dari poros servo 2 berada dekat dengan sumbu horizontal gripper agar gerakan memutar servo 2 tidak mempengaruhi posisi cengkraman gripper. Bentuk sebenarnya dari desain penyeimbang servo 1 ditampilkan pada Gambar 20. Gambar 20. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1 Satuan= mili meter Bagian dalam servo diberikan pencahayaan ya ng cukup dari nyala lampu LED. Cahaya LED selain berguna menerangi bagian dalam servo juga berfungsi sebagai indikator motor servo sedang bekerja. Saat motor servo bergerak maka lampu LED akan berkedip dengan cepat yang menandakan sedang menerima sinyal pulsa dari mikrokontroler. Dengan terlihatnya bagian dalam servo maka dapat dengan mudah memantau pergerakan gear penghubung servo.

4.3.2. Desain penyeimbang servo 2

Desain penyeimbang servo 2 berbeda dengan penyeimbang servo 1 agar didapatkan bobot seimbang dari servo 1 dan 2. Berat yang ada pada servo 1 dan 2 akan diseimbangkan dengan beban penyeimbang yang terletak berlawanan dari servo ini. Hal ini akan membantu perputaran servo 3 dan menambah torsi yang dihasilkan. Beban penyeimbang ini te rbuat dari timah padat yang telah dibentuk seperti tabung. Desain penyeimbang servo 2 ditampilkan pada Gambar 21 sedangkan Gambar 22 menampilkan bentuk sebenarnya penyeimbang servo 2. Gambar 21. Tampak samping desain penyeim bang servo 2. Satuan= mili meter Gambar 22. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 1

4.3.3. Desain penyeimbang servo 3

Desain penyeimbang pada servo 3 berbeda dengan penyeimbang servo 1 dan 2 karena perbedaan fungsi beban ini. Beba n penyeimbang servo 3 tidak akan berpengaruh banyak saat posisi servo 4 tepat pada posisi vertikal. Saat servo 4 bergerak dari posisi vertikalnya maka penyeimbang servo 3 akan membantu gerakan memutar servo 4. Desain penyeimbang servo 3 ditampilkan pada Gambar 23 sedangkan bentuk sebenarnya ditampilkan pada Gambar 24 Gambar 23. Tampak belakang desain penyeimbang servo 3 Satuan= mili meter Gambar 24. Tampak depan bentuk jadi penyeimbang servo 3

4.3.4. Desain penyeimbang servo 4

Bagian servo 4 merupakan servo terakhir yang diberi beban penyeimbang sedangkan bagian servo 5 akan menempel pada wahana yang membawa RAMCES-5. Pada bagian servo 4 memiliki desain beban penyeimbang yang lebih besar dibandingkan dengan servo yang lainnya karena servo ini berperan utama menyeimbangkan seluruh bobot servo didepannya sevo 1,2, dan 3. Desain penyeimbang servo 4 ditampilkan pada Gambar 25 sedangkan Gambar 26 menampilkan bentuk sebenarnya penyeimbang servo 4. Gambar 25. Tampak samping desain penyeimbang servo 4 Satuan= mili meter Gambar 26. Tampak samping bentuk jadi penyeimbang servo 4 Letak dari beban penyeimbang yang miring berguna untuk mendapatkan titik grafitasi yang berubah-ubah saat bergerak karena RAMCES -5 memiliki kemampuan menjauh dan mendekatkan posisi servo 2. Hal ini disebabkan karena RAMCES-5 memiliki servo 3 yang berperan sebagai sendi engsel tangan manusia. Dengan menjauhnya posisi servo 2 maka bobot yang dite rima servo 5 akan bertambah. Pada saat inilah penyeimbang servo 4 melakukan fungsinya yaitu mengurangi gaya grafitasi yang diterima servo 1,2,3 sehingga membantu pergerakan servo 5 dalam memutar. Bentuk lengkap dan bagian -bagian RAMCES-5 dapat dilihat pada Lampiran 9. 4.4. Desain sensor pengendali RAMCES -5 4.4.1. Desain sensor fingger Lengan robot ini dilengkapi dengan 5 buah sensor pada tangan yang berfungsi menjadi pengendali gerakan robot. Untuk mengendalikan gerakan servo fingger diperlukan sensor fingger. Sensor fingger kita buat dari cassing yang mampu menempel pada bagian tangan. Semua bagian sensor ini di tempatkan pada jari manusia dengan cara tertentu kita buat agar sensor dapat bergerak mengikuti gerakan jemari tangan. Sensor yang dibuat harus dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah dari jari manusia. Bentuk sensor fingger secara lengkap ditampilkan pada Gambar 27. Gambar 27. Tampak bawah sensor fingger

4.4.2. Desain sensor wrist

Sensor wrist merupakan yang paling rumit dari segi desain dibandingkan dengan sensor lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk sendi putar pergelangan tangan yang memiliki poros putar di bagian tengah tulang sehingga membutuhkan mekanisme khusus untuk mendeteksi gerakan putar sendi ini . Sensor terpasang menempel dengan kuat pada bagian pergelangan tangan manusia sehingga saat sendi berputar sensor tidak ikut bergerak. Bentuk sensor wrist ditampilkan pada Gambar 28 dan 29. Potensio meter Gear penghubung Bagian aktif sensor fingger Bagian aktif sensor fingger Gambar 28. Tampak bawah sensor wrist Gambar 29. Tampak atas sensor wrist

4.4.3. Desain sensor arm

Sensor arm diletakkan pada bagian sendi engsel tangan manusia. Sendi engsel ini memiliki sumbu putar di luar sendi sehingga mudah untuk membuat desain sensor arm. Sensor arm akan mendeteksi secar langsung gerakan naik turunnya tangan manusia. Untuk menjaga agar sensor ini tidak bergerak kekanan Potensio meter Poros sensor Bagian pasif sensor wrist Poros penggerak sensor Bagian aktif sensor wrist Bagian pasif sensor wrist Bagian aktif sensor wrist Perekat kain dan kekiri maka bagian aktif sensor dihubungkan dengan bagian pasif sensor wrist . Potensio meter untuk sensor arm dipasangkan di sebelah luar ba dan sensor. Bentuk sensor arm ditampilkan pada Gambar 30 dan 31. Gambar 30. Tampak bawah sensor arm Gambar 31. Tampak samping kanan sensor arm

4.4.4. Desain sensor elbow

Sensor elbow merupakan sensor yang dirancang untuk dapat mendeteksi pergerakan putar lengan manusia. Lengan manusia memiliki sumbu putar yang Potensio meter Gear penghubung Bagian aktif sensor arm Bagian pasif sensor arm Gear penghubung Bagian aktif sensor arm Bagian pasif sensor arm Perekat kain berada didalam tulang sehingga dibutuhkan desain seperti tabung agar mampu menghitung besarnya sudut yang dibentuk. Desain seperti tabung dipilih karena untuk bagian lengan tidak dimungkinkan penggunaan sistem sensor wrist atau sensor yang lain Bentuk yang seperti tabung akan membuat sensor elbow bergerak serupa dengan lengan manusia. Bentuk tabung ini membuat sensor elbow lebih ringkas dan terlindung. Untuk menguatkan dudukan sensor elbow maka bagian aktif sensor direkatkan dengan bagian pasif sensor arm sedangkan bagian pasif akan direkatkan pada bagian aktif sensor shoulder. Sensor elbow diberi penguat tambahan berupa dua buah perekat kain yang berada di bagian akti f dan pasif sensor. Bentuk sensor elbow ditampilkan pada Gambar 32. Gambar 32. Tampak bawah sensor elbow Poros sensor Bagian pasif sensor elbow Bagian aktif sensor elbow Potensio meter Perekat kain

4.4.5. Desain sensor shoulder

Desain sensor shoulder harus memenuhi kriteria seperti sensor arm sedangkan bahu manusia merupa kan bagian tangan yang memiliki sendi omni berputar kesegala arah. Khusus untuk sensor shoulder dipakai desain dengan sistem yang berbeda dengan sensor lainnya. Hal ini disebabkan karena sendi bahu yang semula memiliki banyak sudut putar harus dijadika n menjadi satu sendi engsel. Bentuk sensor shoulder ditampilkan pada Gambar 33. Gambar 33. Tampak depan sensor shoulder Bagian pasif sensor shoulder merupakan tempat bertumpunya semua beban sensor shoulder. Untuk mencegah bergesernya sensor maka bagian aktif sensor shoulder dipasangkan dua buah perekat kain. Perekat kain ini selain untuk menguattkan sensor shoulder juga sebagai tempat merekatnya bagian pasif sensor elbow . Bentuk seluruh sensor RAMCES -5 ditampilkan pada Lampiran 10 d an sensor yang telah terpasang di tangan ditampilkan pada Lampiran 11. Bagian aktif sensor shoulder Bagian pasif sensor shoulder Potensio meter Poros sensor Perekat kain

4.5. Rangkaian kontroler RAMCES -5

Rangkaian kontroler RAMCES -5 terdiri dari tiga bagian penting, yaitu: bagian trafo, regulator, dan mikrokontroler. Bagian trafo dipasangkan s ejajar dan berpasangan sehingga panas yang dihasilkan dapat terbuang dengan baik. Untuk menurunkan tegangan yang dihasilkan trafo digunakan regulator yang dilengkapi dengan heat sink sebagai pembuang panas. Karakteristik regulator yang dipakai ditampilkan pada Lampiran 12. Bagian mikrokontroler diletakkan berdekatan dengan kipas kecil agar tidak terkena panas dari trafo dan regulator. Untuk mengurangi panas yang ada didalam kotak maka dipasangkan kipas pendingin pada bagian sisi depan kontroler. Soket kabel sensor dan servo dijadikan tempat persambungan kabel motor servo dan sensor RAMCES. Bentuk kontroler RAMCES-5 ditampilkan pada Gambar 34. Gambar 34. Tampak atas kontroler RAMCES -5 beserta bagian-bagiannya, Bagian penyearah tegangan AC Bagian Mikrokontroler soket kabel servo Sekring soket kabel sensor Lubang keluaran angin Saklar Kabel power Kipas pendingin 4.6. Hasil perhitungan perangkat keras RAMCES -5 4.6.1. Tegangan keluaran sensor RAMCES -5 Sensor RAMCES-5 memiliki 3 buah kaki berbeda yaitu kaki 1,2, dan 3. Sensor ini terpisah satu sama lainnya sehingga dapat bergerak bebas dan memiliki sudut putar yang berbeda. Hasil uji pengukuran tegangan keluaran sensor ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil pengukuran tegangan yang dikeluarkan sensor pada sudut maksimum dan minimum. No Jenis Sensor Sudut Sensor yang dapat dibentuk derajat Tegangan Vinput kaki 1 mili Volt Tegangan yang Keluar Pada Kaki 2 Sensor mili Volt Hasil Pengamatan Kondisi Sensor Tangan 1 Sensor Fingger Max 100 1288 350 Membuka Min 950 Menutup 2 Sensor Wrist Max 120 1288 298 Berputar Min 920 Normal 3 Sensor Arm Max 122 1288 83 Menekuk Min 676 Lurus 4 Sensor Elbow Max 120 1288 230 Menekuk kedada Min 700 Membuka 5 Sensor Shoulder Max 90 1288 260 Mengangkat Min 1030 Normal Data ini menunjukkan bahwa tegangan maksimum untuk kaki 1 sa at kondisi maksimum dan minimum sebesar 1288 mili Volt. Tegangan input semua sensor memiliki nilai yang sama karena tegangan semua masukan potensi meter dihubungkan secara pararel. Rangkaian pararel ini akan membuat arus yang masuk untuk setiap kaki 3 ak an dibagi menjadi 5 bagian sehingga tidak perlu memakai banyak resistor dan kabel untuk sensor. Jika melihat keluaran kaki 2 sensor saat kondisi sudut maksimum maka tegangan terbesar ada pada sensor fingger dengan nilai sebesar 350 mili Volt. Nilai terendah ada pada sensor arm dengan nilai sebesar 83 mili Volt. Hal ini terjasi karena sudut putar maksimum sensor fingger lebih kecil dibandingkan dengan sensor arm. Tegangan terendah saat sudut minimum terdapat pada sensor arm dengan nilai 676 mili Volt sedangkan yang terbesar ada pada sensor shoulder sebesar 1030 mili Volt. Keluaran tegangan terendah ini disebabkan oleh desain gear penghubung pada sensor shoulder yang mampu menghasilkan putaran lebih banyak dibandingkan sensor yang lain. Semua hasil pengukuran tegangan kaki 2 tidak ada nilai yang melebihi batas maksimum Vref. Budiharto 2008 menjelaskan bahwa tegangan referensi internal sebesar 2,56 Volt. Tegangan yang dipakai pada sensor RAMCES -5 kurang dari 2,56 sehingga kita yakin dapat menggunakan tegangan keluaran sensor sebagai input dari ADC tanpa resiko terjadi kerusakan.

4.6.2. Besar sudut servo RAMCES -5 dengan perbedaan lebar pulsa

Setiap servo RAMCES-5 memiliki batas lebar pulsa untuk melakukan gerakan memutar dengan sudut tertentu. Lebar pulsa yang diberikan tidak boleh melebihi apa yang sudah ditentukan dari pabrik pembuatnya. Untuk mendapatkan lebar pulsa maksimum dan minimum pada program maka kita lakukan pengukuran saat motor servo RAMCES -5 terpasang. Hasil dari pengukuran lebar pulsa maksimum dan sudut yang dibentuk diperoleh Tabel 9. Tabel 9. Hasil pengukuran lebar pulsa dan sudut yang dapat dibuat. No Jenis Servo Besar Lebar Pulsa Maksimum dan Minimum Sudut Putaran Pada Servo Keterangan 1 Servo Fingger 550 Keadaan tertutup 1350 67 Keadaan terbuka 2 Servo Wrist 450 90 Memutar kekanan 1500 Normal 3 Servo Arm 600 Normal 2000 120 Mengangkat 4 Servo Elbow 800 Berputar kekiri 2300 160 Berputar kekanan 5 Servo Shoulder 600 100 Mengangkat 1850 Normal Data ini menunjukkan bahwa semua karakteristik gerakan servo berbeda satu sama lainnya. Lebar pulsa yang berbeda untuk setiap servo karena disesuaikan dengan bentuk dan besarnya pergerakan RAMCES -5. Hal ini disebabkan karena perbedaan jenis servo yang dipakai pada RAMCES -5. Hasil perhitungan lebar pulsa yang diberikan terhadap besar sudut putar memperlihatkan terdapat perbedaan antara servo arm dan servo shoulder dimana nilainya berkebalikan saat melakukan gerakan men gangkat. Untuk servo arm membutuhkan lebar pulsa maksimum untuk mengangkat sedangkan servo shoulder membutuhkan lebar pulsa minimum. Hal ini terjadi karena posisi motor servo yang tidak sama sehingga membutuhkan lebar pulsa yang berbeda.

4.6.3. Daya cengkram gripper.

Pengujian daya cengkram gripper RAMCES-5 hanya dilakukan sebanyak sepuluh kali dengan obyek yang berbeda. Pengulangan pengambilan obyek sebanyak tiga kali lalu diambil kesimpulan hasil pengamatannya. Hasil dari pengujian ini ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil pengujian daya cengkram gripper pada berbagai macam bentuk obyek. U la n ga n Bentuk Obyek yang Dicengkram Dimensi Obyek cm Bobot Obyek gram Kondisi Pemukaan Obyek Hasil Pengamatan Cengkraman Gripper 1 Kotak DMM 12,5 x 6,8 x 2,4 109 Kasar Baik 2 Kotak arkrilik 10 x 4,3 x 10,3 61,7 Licin Agak bergeser 3 Kotak putih 6,5 x 5 x 4 126,3 Kasar Butuh torsi besar 4 Kotak baterai 10 x 5 x 3,2 84,5 Kasar Baik 5 Spidol 14 x 1 6 Licin Baik 6 Silinder besi 6,2 x 3 57,4 Kasar Baik 7 Silinder besi padat 3,5 x 4 168,7 Kasar Butuh torsi besar 8 Tabung obat 10,5 x 2,2 17,7 Kasar Baik 9 Obeng besar 4,5 x 3 60,9 Bergelombang Sedikit goyang 10 Obeng sedang 8,5 x 2 29,3 kasar Baik Keterangan: - kasar, memiliki permukaan yang t idak rata - bergelombang, memiliki permukaan zigzag - licin, memiliki permukaan halus dan rata Data ini kita dapat melihat bahwa gripper akan mengalami kegagalan dalam pencengkraman obyek apabila permukaan obyek licin dan bobotnya cukup besar. Dengan permukaan obyek yang licin akan mengurangi daya cengkram gripper. Saat gripper mencengkram kotak arkrilik terjadi pergeseran posisi cengkraman saat diangkat. Pergeseran yang terjadi tidak sampai membuat benda yang dicengkram jatuh karena permukaan gripper dilengkapi dengan bantalan karet. Bantalan karet ternyata mampu menambah grip pada saat menjepit obyek. Tanpa adanya bantalan karet kemungkinan kotak arkrilik yang licin akan langsung jatuh. Keadaan gripper saat membuka dan menutup capit ditampilkan pada Lampiran 13.

4.7. Perangkat lunak pengendali RAMCES -5

Pembuatan perangkat lunak berupa program kendali gerak mikrokontroler menggunakan software BASCOM-AVR dengan bahasa BASIC. Program yang telah dibuat akan didownload kedalam mikrokontroler menggunakan downlo ader ISP. Program ini akan mengukur besaran tegangan dari sensor lalu akan memberikan respon berupa lebar pulsa yang berbeda kepada motor servo. Kualitas penerimaan data dari sensor ke dala m mikrokontroler secara umum berjalan cukup baik. Hal ini ditunjukkan reaksi gerak motor servo yang sesuai dengan arah gerak sensor. Sintaksis perintah yang ada didalam program ini ditampilkan pada Lampiran 14. RAMCES-5 memiliki prinsip kerja ro bot sama dengan seperti robot buatan Victor Scheinman tahun 1969 yang dikendalikan menggunakan komputer. Lengan robot RAMCES-5 dikendalikan menggunakan prinsip pengendalian yang berbeda karena menggunakan hubungan langsung antara tangan manusia. Prinsip pengendalian robot ini sama seperti metode yang digunakan oleh ilmuan Salt Lake City dan tim peraga film The Lost World tahun 1997 yang menggunakan bagian tubuh manusia untuk mengendalikan robot. RAMCES-5 merupakan robot tangan yang memiliki level pergerakan sebanyak 5 buah 5 Degree Of Freedom. Level pergerakan ini yang memudahkan gerakan RAMCES -5 dalam mengambil obyek benda yang terletak secara horizontal atau vertikal. Pitowarno 2006 menjelaskan gerakan holomonic merupakan sistem gerak yang serupa dengan gerak ujung pensil atau pulpen ke segala arah di permukaan kertas sesuai dengan keinginan. Dengan Degree Of Freedom DOF sebanyak 5 buah membuat RAMCES -5 dapat bergerak dan menjangkau ke segala arah tanpa ada halangan. Hal ini sama dengan gerakan holomonic pada sebuah pensil di atas kertas. RAMCES-5 dapat bergerak kesegala arah dirancang agar mampu mengikuti gerakan tangan manusia yang dapat menjangkau ke semua sudut dimensi. Kelebihan ini membuat RAMCES -5 bergerak sesuai dengan kemauan kita dengan perantara sensor yang terpasang pada tangan manusia. Penggunaan motor servo sebagai alat penggerak memberikan hasil gerakan yang halus dan memiliki sudut yang sama dengan tangan manusia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa RAMCES -5 dapat berputar dengan baik dan mampu mengangkat berbagai macam obyek benda. Gripper pada RAMCES-5 hanya dapat mencengkram obyek yang memiliki ukuran kurang dari 5,5 cm. Hasil pengamatan struk tur RAMCES-5 menunjukkan bahwa penggunaan bahan arkrilik 5 mm yang didukung dengan penggunaan mur 2 mm dan arkrilik siku mampu menopang berat RAMCES -5 dengan baik. Penggunaan mikrokontroler ATMega8535 dengan fasilitas ADC 8 buah dan pencacahan 10 bit dapat berjalan dengan baik mengontrol gerakan RAMCES -5. Penggunaan pemberat penyeimbang bisa mengurangi pengaruh gravitasi bumi pada RAMCES-5 sehingga dapat bergerak lebih bertenaga mengangkat benda yang diinginkan dengan batasan berat sebesar + - 170 gram.

5.2. Saran

Penelitian selanjutnya mengenai lengan robot sebaiknya gunakan model servo dan desain yang lebih ramping lagi untuk mengurangi beban keseluruhan lengan robot. Gunakan penghalus tegangan DC yang lebih baik dalam rangkaian power supply untuk mengurangi getaran pada motor servo. Desain sensor wrist dan elbow harus lebih baik lagi agar mendapatkan mendeteksi gerakan memutar tangan dengan sempurna. DAFTAR PUSTAKA Active Robots. 2009. Lynxmotion Robot Arms -Lynx5. www.active-robots.comproductsrobotslynx5 -details.shtml [Diakses tanggal 1 April 2009] Alberts, M. 2008. BASCOM AVR http:avrhelp.mcselec.com [Diakses tanggal 2 April 2009] Ashley, S. 2003. Artificial Muscles. Scientific American http: www.gearlog.comimages Scientific AmericanArticleOct- 03,Artificial Muscle. pdf [Diakses tanggal 10 September 2007] ATMEL. 2003. 8-bit AVR Microcontroller With 8K Bytes in -System Programmable Flash. http:www.atmel.com [Diakses tanggal 10 September 2007] Budiharto, W. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Budiharto, W. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Budiharto, W. 2008. Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATMega16. PT. Elex Media Komputinda. Jakarta. Budiharto, W. Sistem alarm kebakaran dengan sensor suhu dan asap berbasis mikrokontroler AVR 8535. http:www.toko- elektronika.comtutorialalarm.htm [Diakses tanggal 1 April 2009] Cook, G. F. 1999. Pulse Width Modulator for 12 and 24 Volt appli cations. Artikel dalam Home Power Magazine. Duclin, U. 2008. Dasar Pulse Width Modulation PWM . http:awasnyetrum.blogspot.com200808dasarpulse -width-modulation- pwm.html [Diakses tanggal 23 April 2009] Etisystems. Single Turn Potentiometer Design Guide http:www.etisystems.comsingledesign.asp [Diakses tanggal 23 April 2009] Fairchild Semiconductor. 2001. KA78xxKA78xxA, 3 -Terminal 1A Positive Voltage Regulator. http:www.fairchildsemi.com [Diakses pada 30 Maret 2009] Iklanmax. 2009. Atmega8535-16PU. http:elektronik.iklanmax.com20090203atmega8535 -16pu.html [Diakses tanggal 23 April 2009] Innovative Electronics. 2007. DT -AVR Low Cost Micro System. http:www.innovativeelectronics.cominnovative_electronicspro_dtavrlc m.htm [Diakses tanggal 3 April 2009] Jaeger. History of Robotics http:72.14.235.104search?q=cache:fcc16uVYjuwJ:pages.cpsc.ucalgary. c a~jaegervisualMediarobotHistory.html+robotic+arm+historyhl=idct =clnkcd=6gl=id [Diakses tanggal 10 September 2007] Malik, I. 2007. Microcontroller and robotics: Mengontrol Motor Servo. http:microrobotics.blogspot.comsearchlabelMengontrol20Motor20 Servo [Diakses tanggal 2 April 2009] Parallax Inc. 2004. Standard Servo 900-00005. http:www.digikey.comscriptsDkSearchdksus.dll?Detailname=900 - 00005-ND [Diakses tanggal 4 April 2009] Pitowarno, E. 2006. ROBOTIKA: Desain, Kont rol, dan Kecerdasan Buatan. CV. ANDI. Yogyakarta. Proakis, J. G. dan Manolakis, D. G. 1995. DIGITAL SIGNAL PROCESSING. Diterjemahkan oleh Drs. Rudy P, Gultom M. T, Dra. Nunik Nurida, Ir. Yohannes Dewanto M. T. PT. Prehallindo. Jakarta. RIZKALINDO. 2008. Mikrokontroler ATMega 8535 http:rizkalindo.blogspot.com200803mikrokontroler -atmega8535.html [Diakses tanggal 3 April 2009] Robot Shop. 2009. GWS Standard SO3T STD Servo Motor http:www.robotshop.ushomeproductsrobot -partsmotorsservo- motorsgws-servo-engws-standard-s03t-std-servo-motor.html [Diakses tanggal 4 April 2009] Servo Hunt. 2009. GWS Heavy Duty Servo: SO4 BBM. http:www.servohut.comA20A20front20page20so420servo.ht m [Diakses tanggal 4 April 2009] Suplee, C. 1997. Robot Revolution. National Geographic. New York. Wahyudin, D. 2007. Belajar mudah AT89S 52 dengan Bahasa Basic Menggunakan BASCOM-8051. C.V. Andi Offset. Yogyakarta Wardhana, L. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR seri ATMega 8535. C.V. Andi Offset. Yogyakarta. Winoto, A. 2008. Mikrokontroler AVR ATmega816328535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika. Bandung. LAMPIRAN Lampiran 1. Referensi capit untuk RAMCES-5 Sumber : Active Robots 2009 Struktur Lengan Robot dari Lynxmotion Robot Arms-Lynx5 Sumber : Active Robots 2009 Struktur Lengan Robot dari Lynxmotion Robot Arms-Lynx5 Lampiran 2. Bentuk mikrokontroler dan IC ATMega8535 Sumber : Iklanmax 2009 Penampang luar ATMega8535 Lampiran 3. Data sheet ATMega8535 ATMEL, 2007 Lanjutan lampiran 3 Lampiran 4. Bentuk board DT-AVR Low Cost Micro System Sumber : Innovative Electronics 2007 Tampak atas DT-AVR Low Cost Micro System Sumber : Innovative Electronics 2007 Tata letak penempatan komponen elektronika DT-AVR Low Cost Micro System Lampiran 5. Ilustrasi duty cycle dan lebar pulsa Sumber : Duclin 2008 Macam-macam periode duty cycle Lampiran 6. Bentuk dan bagian-bagian motor servo Sumber : Malik 2007 Tampak atas bagian-bagian motor servo Sumber : Parallax Inc 2004 Tampak atas motor servo Paralla x Standard Control horn Phillips screw Label should read Case contains motor, circuit, and gears Cable for power and control signal Mounting flange Lanjutan lampiran 6 Sumber : Robot Shop 2009 Tampak atas motor servo GWS SO3T STD Sumber : Servo Hunt 2009 Tampak atas motor servo GWS SO4 BBM Lampiran 7. Ilustrasi pemberian lebar pulsa pada motor servo Sumber : Microcontroller and robotics 2007 Lebar pulsa 2 ms menggerakkan horn servo ke kiri Sumber : Microcontroller and robotics 2007 Lebar pulsa 1,5 ms menggerakkan horn servo ke tengah Lebar Pulsa Lebar Pulsa Lanjutan lampiran 7. Sumber : Microcontroller and robotics 2007 Lebar pulsa 1 ms menggerakkan horn servo ke kanan Lebar Pulsa Lampiran 8. Sejarah perkembangan lengan robot Jaeger, 2007 250 S.M Ctesibius Alexandria 1495 Leonardo da Vinci 1564 Pare Ambroise 1865 John Brainerd 1885 Frank Reade Jr 193738 Westinghouse Lanjutan lampiran 8 1942 Willard Pollard dan Harold Roselund 1951 Raymond Goertz 1961 General Motors California 1963 Rancho Los Amigos, 1965 Victor Scheinman dan Larry Leifer 1968 Marvin Minsky Lanjutan lampiran 8 1969 Victor Scheinman 1974 David Silver 1975 Victor Schenman 1996 Perusahaan mobil Honda 1997 Perusahaan mobil Honda 1997 SARCOS Suplee, 1997 Lanjutan lampiran 8 1997 Telemetri Suit Sumber: Suplee 1997 1998 Edinburg Modular Arm 2001 MD Robotics of Canada System EMAS. Lanjutan lampiran 8 2003 Artificial Muscle 2007 Artificial Muscle Sumber: Ashley 2003 Sumber: www.gearlog.com images 22420.jpg Lampiran 9. Bentuk lengkap dan bagian -bagian RAMCES-5 RAMCES-5 tampak samping kanan Tampak samping kanan servo 1,2, dan 3 saat menyala Lanjutan lampiran 9 Tampak depan RAMCES-5 saat menyala Lampiran 10. Sensor RAMCES-5 Tampak bawah sensor finger, wrist, arm, dan elbow RAMCES-5 Tampak depan sensor shoulder RAMCES-5 Lampiran 11. Bentuk sensor RAMCES-5 saat digunakan Tampak samping kanan seluruh sensor RAMCES -5 saat terpasang ditangan Tampak belakang seluruh sensor RAMCES -5 saat terpasang ditangan Lampiran 12. Data sheet regulator kontroler Fairchild Semiconductor, 2001 Lanjutan lampiran 12 Lanjutan lampiran 12 Lanjutan lampiran 12 Lampiran 13. Keadaan gripper saat membuka dan menutup capit Tampak atas saat gripper terbuka Tampak atas saat gripper tertutup Lampiran 14. Listing program RAMCES-5 -------------------------------------------------------------------------------------------------- =====Program RAMCES-5 Robotic Arm with Manual Control sErvoS-5==== Creator: Annur.S DOSTOROX =========================Isi Program========================= regfile = m8535.dat ‘ Jenis Mikrokontroler yang digunakan crystal = 4000000 ‘ Kristal yang digunakan baud = 9600 ‘ Besaran Baud Rate yang digunakan hwstack = 32 ‘ Banyaknya pin yang diaktifkan swstack = 10 ‘ Penggunaan 10 Bit pencacah pada ADC framesize = 40 ‘ Jumlah kaki mikrokontroler =========Konfigurasi Pin yang digunakan pada Mikrokontroler=========== Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Inte rnal Config Portb = Output menset semua pin pada Port B sebagai Output keluaran Config Porta.0 = Input menset semua pin 0 pada Port A sebagai Input Config Porta.1 = Input menset semua pin 1 pada Port A sebagai Input Config Porta.2 = Input menset semua pin 2 pada Port A sebagai Input Config Porta.3 = Input menset semua pin 3 pada Port A sebagai Input Config Porta.4 = Input menset semua pin 4 pada Port A sebagai Input Enable Interrupts Meng aktifkan semua Interupsi Melakukan pengaktifan fungsi ADC dalam mikro kontroler================ Start Adc Penginisialan jenis tipe data pada inisialisasi yang digunakan=============== Dim A As Word memili ki range nilai 0-65535 Dim B As Word Dim C As Word Dim D As Word Dim E As Word Dim Servo_fingger As Word Dim Servo_wrist As Word Dim Servo_arm As Word Dim Servo_rolling_arm As Word Dim Servo_elbow As Word Do Menjalankan program utama Penetapan nilai awal ADC sebesar 0 A = 0 B = 0 Lanjutan lampiran 14 C = 0 D = 0 E = 0 Ambil nilai yang terdeteksi di ADC berasal dari Potensiometer pada sendi arm robot A = Getadc0 nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai A B = Getadc1 nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai B C = Getadc2 nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai C D = Getadc3 nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai D E = Getadc4 nilai ADC pada Port A.0 sebagai nilai E =============Batasan Keluaran Pulsa tiap Servo==================== Memakai Servo Jenis PARALLAX Rentang Pulsa yang harus digunakan 0 - 1500 Untuk Pemakaian Aman Servo_fingger = A 9 Servo_fingger = Servo_fingger 2.3 Servo_fingger = 1900 - Servo_fingger If Servo_fingger 550 Then Servo_fingger = 550 Elseif Servo_fingger 1350 Then Servo_fingger = 1350 Else Servo_fingger = Servo_fingger End If ========================================================== Memakai Servo Jenis GWS SO3T STD Rentang Pulsa yang harus digunakan 500 - 2100 Untuk Pemakaian Aman Servo_wrist = B 15 Servo_wrist = Servo_wrist 2.3 Servo_wrist = Servo_wrist - 700 If Servo_wrist 500 Then Servo_wrist = 500 Elseif Servo_wrist 1300 Then Servo_wrist = 1460 Else Servo_wrist = Servo_wrist End If ========================================================== Memakai Servo Jenis GWS SO3T STD Rentang Pulsa yang harus digunakan 500 - 2100 Untuk Pemakaian Aman Lanjutan lampiran 14 Servo_arm = C 9 Servo_arm = Servo_arm 2.25 Servo_arm = 2000 - Servo_arm If Servo_arm 600 Then Servo_arm = 600 Elseif Servo_arm 2000 Then Servo_arm = 2000 Else Servo_arm = Servo_arm End If ========================================================== Memakai Servo Jenis GWS SO4 BBM Rentang Pulsa yang harus dig unakan 600 - 2200 Untuk Pemakaian Aman Servo_rolling_arm = D 13 Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm 2.25 Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm + 200 If Servo_rolling_arm 800 Then Servo_rolling_arm = 800 Elseif Servo_rolling_arm 2200 The n Servo_rolling_arm = 2200 Else Servo_rolling_arm = Servo_rolling_arm End If ========================================================== Memakai Servo Jenis GWS SO4 BBM Rentang Pulsa yang harus digunakan 600 - 2200 Untuk Pemakaian Aman Servo_elbow = E 3.2 Servo_elbow = Servo_elbow 1.2 Servo_elbow = Servo_elbow + 100 If Servo_elbow 600 Then Servo_elbow = 600 Elseif Servo_elbow 1650 Then Servo_elbow = 1650 Else Servo_elbow = Servo_elbow End If Disable Interrupts mematikan semua intrupsi yang belaku Pulseout Portb , 0 , Servo_fingger mengeluarkan pulsa pada servo Enable Interrupts mengaktifkan kembali intrupsi Waitus 1 memnberi waktu jeda 1 mili detik Lanjutan lampiran 14 Disable Interrupts Pulseout Portb , 1 , Servo_wrist Enable Interrupts Waitus 1 Disable Interrupts Pulseout Portb , 2 , Servo_arm Enable Interrupts Waitms 1 Disable Interrupts Pulseout Portb , 3 , Servo_rolling_arm Enable Interrupts Waitms 1 Disable Interrupts Pulseout Portb , 4 , Servo_elbow Enable Interrupts Waitms 10 Loop End DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta 30 Maret 1986 dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Kundrini. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan SLTA pada tahun 2004 di SMU Negeri 3 Bogor, kota Bogor. Pada tahun 2004 penulis diterima sebaga i mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI Undangan Seleksi Masuk IPB di Departement Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama manjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Instrumentasi Kelautan INKEL periode 2006 -2009 dan Dasar-dasar Instrumentasi Kelautan DASINKEL periode 2007 -2009. Penulis juga aktif sebagai pengurus dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan HIMITEKA periode 2006 -2007 sebagai Ketua Panitia dalam acara Pelatihan Komputer PELKOM, pengurus Forum Keluarga Muslim Perikanan FKM-C periode 2005-2006, anggota Paduan Suara Endeavour Fisheries and Marine Choir periode 2006 -2007, dan anggota tim pameran PIMNAS XXII 2009 di Universitas Brawijawa, Mal ang. Penulis menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, dengan melakukan penelitian di Bagian Akustik dan Instrumentasi Kelautan yang berjudul : “Rancang Bangun Lengan Robot Robotic Arm dengan Pengendalian Secara Manual”.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler pada abad -21 terjadi dengan sangat cepat. Kemajuan ini dapat dirasakan dengan munculnya banyaknya peralatan mutakhir yang bisa dioperasikan dengan mengguna kan komputer maupun beberapa tombol sederhana. Hampir keseluruhan peralatan elektronik yang berada disekitar kita telah dikendalikan dengan adanya mikrochip dan mikrokontroler, bahkan dalam skala kecil seperti pabrik pembuatan mobil dan motor. Kemajuan teknologi secara langsung telah membantu umat manusia lebih mudah melakukan hal yang dianggap sulit. Hadirnya produsen-produsen elektronika di Indonesia dan dunia telah mendorong terciptanya persaingan harga yang kompetitif sehingga mikrokontroler dan alat pendukungnya menjadi lebih murah. Mikrokontroler saat ini telah dapat melakukan banyak hal tanpa membutuhkan banyak peralatan elektronik oleh sebab itu pada penelitian ini penulis lebih fokus pada penggunaan mikrokontroler sebagai sarana pengenda li lengan robot. Hal ini untuk mengatasi kekurangan tubuh manusia bila berada di dalam air. Tubuh manusia akan mendapatkan tekanan yang besarnya sama dengan volume air yang dipindahkan. Semakin dalam manusia menyelam maka akan semakin tinggi tekanan yan g diterima oleh tubuh sehingga dalam menyelam manusia hanya terbatas pada kedalam tertentu. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu jalan untuk memberikan cara yang lebih mudah bagi manusia mengeksplorasi lingkungan bawah laut terutama di perairan Indonesia.

1.2. Tujuan penelitian

1. Merancang alat yang mampu melakukan pengambilan obyek tertentu yang dapat dikendalikan secara manual melalui sensor lengan tangan manusia. 2. Pengujian terhadap kinerja Robotic Arm.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Model lengan robot robotic arm

Penulis membuat lengan robot menggunakan sistem kontrol gerak holomonic. Gerak holomonic merupakan sistem gerak yang serupa dengan gerak ujung pensil atau pulpen ke segala arah di permukaan kertas sesuai de ngan keinginan Pitowarno, 2006. Penerapan sistem gerak holomonic memungkinkan lengan robot dapat menjangkau segala arah dengan mudah. Lengan robot yang dibuat oleh penulis lebih menitik beratkan pada jenis kontrol kinematika dengan memanfaatkan program pada mikrokontroler karena memiliki struktur dinamika yang rumit. Pitowarno 2006 menjelaskan bahwa untuk robot yang memiliki struktur dinamika yang rumit sering kali model matematika dinamiknya tidak mungkin dideskripsikan secara rinci dan ideal. Menu rut Pitowarno 2006 pada kenyataannya dalam aplikasi para enginer lebih suka menghindari analisis dinamik yang rumit dan lebih memfokuskan kajiannya dalam mempercanggih kontrol kinematik. Bagian tangan robot dikenal sebagai manipulator tangan, yaitu sistem gerak yang berfungsi untuk memanipulasi memegang, mengambil, mengangkat, memindah atau mengolah obyek Pitowarno, 2006. Untuk melakukan pengambilan obyek lengan robot ini dilengkapi dengan gripper pemegang. Gripper jenis capit telah teruji pada robot Lynx5 dalam mencengkram obyek bulat yang ditampilkan pada Lampiran 1.

2.2. Mikrokoprosesor.

Mikroprosesor merupakan chip dengan fungsi sebagai pemroses data dari input yang diterima dari sebuah sistem digital Budiharto, 2005. Winoto 2008 menjelaskan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, IO, Clock dan peralatan internal lainya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi teralamati dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap dipakai. Winoto 2008 menjelaskan ALU adalah Processor yang bertugas mengeksekusi eksekutor kode program yang ditunjuk oleh program counter. Program counter PC merupakan komponen yang bertugas menu njukkan ke ALU alamat program memori yang harus diterjemahkan kode programnya dan dieksekusi Winoto, 2008. Hampir semua pemrosesan data dilakukan di dalam ALU di dalam CPU.

2.3. Mikrokontroler ATMEL

ATMEL merupakan pemimpin global dalam desain dan manufaktur dari mikrokontroler, dan komplementer produk seperti capacitive touch sensing ICS, ASICs, nonvolatil memori dan komponen frekuensi radio. Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel RIZKALINDO, 2008. Penggunaan mikrokontroler jenis ATMEL telah menyebar luas didunia sebab memiliki keunggulan dari segi kemampua n dan harga. Mikrokontroler ini memiliki kemampuan yang sama dengan mikrokontroler yang lain dengan perangkat pendukung yang tidak terlalu banyak, seperti kristal, resistor dan kapasitor Budiharto, 2006. Budiharto 2005 menjelaskan bahwa di dala m mikrokontroler terdapat bagian-bagian pendukung proses pengolahan data yang diterima, diantaranya:

1. CPU Central Processing Unit

Tempat terjadinya proses pengolahan data yang diterima.

2. RAM Random Access Memory

Tempat menyimpan data sementara sebelum di proses oleh CPU.

3. EPROM

Eraseable Programmable Read Only Memory Tempat menyimpan program secara permanen yang dapat dirubah.

4. IO

InputOutput Tempat berkomunikasinya dengan perangkat keras yang terhubung diluar.

5. Timer

Tempat unit pencacahan dan delay un tuk mengatur pewaktuan.

6. Intrup Controler

Tempat mengatur dan menampung permintaan mendadak saat running.

2.4. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler ATMega 8535 merupakan jenis mikrokontroler AVR produk Atmel yang memiliki banyak macam dan jenisn ya. Mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s Risc prosesor memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16-bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 ya ng membutuhkan 12 siklus clock RIZKALINDO, 2008. Kedua jenis mikrokontroler ini memiliki arsitektur yang berbeda. Wardhana 2006 menjelaskan bahwa AVR berteknologi RISC Reduced Instruction Set Computing , sedangkan seri MCS 51 berteknologi CI SC Complex Instruction Set Computing . RIZKALINDO 2008 menjelaskan secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing - masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Bentuk ATMega8535 ditampilkan pada Lampiran 2. Menurut Wardhana 2006 keunggulan pemakaian ATMega 8535 disebabkan karena memiliki fasilitasnya yang lengkap. Konfigurasi pin yang ada pada ATMega 8535 sebagai berik ut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan dari catu daya. 2. GND adalah pin dari ground 3. Port A PA0..PA7 adalah pin IO dua arah dan sebagai pin masukan ADC. 4. Port B PB0..PB7 adalah pin IO dua arah dan sebagai pin dengan fungsi khusus yaitu timercounter, komparator analog, dan SPI. 5. Port C PC0..PC7 adalah pin IO dua arah dan pin dengan fungsi khusus berupa TWI, komparator analog, dan Timer Osilator. 6. Port D PD0..PD7 adalah pin IO dua arah dan pin dengan fungsi khusus berupa komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang berguna untuk menset ulang mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan refe rensi ADC. Susunan kaki dan karakteristik ATMega8535 secara lengkap ditampilkan pada Lampiran 3.