adalah mencari tahu suatu informasi E, sedangkan isi tuturan 11 adalah Pierre menanyakan sebuah jalan kepada L’homme, seorang laki-laki yang melintas A.
Dalam tuturan 11 tersebut disampaikan secara lisan I dalam bentuk dialog G dengan menggunakan intonasi yang meninggi pada akhir kalimat tanya K. Dalam
tuturan tersebut mematuhi norma kesopanan, hal ini dapat dilihat dalam penggunaan “Excusez-moi” sebelum menyampaikan maksud Pierre kepada L’homme N. Dari
contoh dialog 11 tersebut, respon L’homme sebagai mitra tutur dari Pierre merupakan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit. Mitra tutur L’homme
menjelaskan dengan runtut alamat yang ditanyakan oleh penutur Pierre. Dengan demikian dalam contoh tuturan 10 dan 11 mematuhi maksim cara.
B. Pelanggaran Prinsip Kerjasama
Prinsip kerjasama adalah prinsip yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh peserta tutur agar percakapannya terdengar koheren, penutur yang tidak
memberikan kontribusi terhadap koherensi percakapan berarti tidak mengikuti prinsip kerjasama.
Di dalam komunikasi yang wajar agaknya dapat diasumsikan bahwa seseorang penutur mengartikulasikan ujaran dengan maksud untuk
mengkomunikasikan sesuatu kepada lawan bicaranya, dan berharap lawan bicaranya dapat memahami apa yang hendak dikomunikasikan itu. Untuk itu
penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevansi dengan konteks, jelas dan mudah dipahami, padat dan ringkas consice dan selalu pada persoalan
straight forward, sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicaranya Wijana, 2009: 44.
Apabila mitra tutur tidak memahami apa yang ingin disampaikan penutur,
peserta tutur tidak kooperatif, mengakibatkan komunikasi tidak lancar, maka hal
tersebut dikatakan melanggar prinsip kerjasama. Terdapat 4 macam pelanggaran terhadap prinsip kerjasama, diantaranya adalah :
1.
Pelanggaran Maksim Kuantitas
Pelanggaran terhadap maksim kuantitas dapat terjadi dalam suatu tuturan apabila mitra tutur tidak memberikan respon sesuai dengan kontribusi yang
dibutuhkan oleh penutur. Menurut Grice www.ucl.ac.uklsstudypacksGrice- Logic.pdf If you are assisting me to mend a car, I expect your contribution to be
neither more nor less than is required; if, for example, at a particular stage I need four screws, I expect you to hand me four, rather than two or six. Jika anda
membantu saya memperbaiki mobil, saya mengharapkan kontribusi anda tidak lebih atau tidak kurang dari apa yang saya butuhkan. Misalnya, jika pada tahap tertentu
saya membutuhkan empat obeng, saya mengharapkan anda mengambilkan saya empat bukannya dua atau enam.
Sependapat dengan Grice, Rahardi 2005: 53 mengungkapkan bahwa tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur,
dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Demikian juga apabila tuturan tersebut mengandung informasi yang berlebihan. Berikut merupakan contoh pelanggaran
maksim kuantitas. 12 A
: Siapa namamu ? B
: Ani, rumah saya di Klataen, tepatnya di Pedan. Saya belum bekerja. Sekarang saya masaih mencari pekerjaan. Saya anak
bungu dari lima bersaudara. Saya pernah kuliah di UGM, tetapi karena tidak ada biaya, saya berhenti kuliah.
Wijana, 2009: 46
Kalimat nomor 12 tersebut terjadi dalam suatu wawancara pekerjaan S antara A pewawancara dan B pelamar P, dalam contoh 12 tersebut tuturan A
bertujuan mengetahui nama B E, dan dalam tuturan tersebut berisi mengenai A sebagai pewawancara penutur dan B sebagai pelamar mitra tutur hanya
menanyakan nama saja melalui “siapa namamu?” A, tuturan yang disampaikan secara lisan tersebut I berbentuk dialog G, dengan intonasi yang meninggi di akhir
kalimat tanya K, dalam tuturan 12 tidak mematuhi norma bertutur, dengan menjawab tidak sesuai dengan porsi yang dibutuhkan penutur N. Dengan demikian
respon B melalui “Ani, rumah saya di Klaten, tepatnya di Pedan. Saya belum bekerja. Sekarang saya masaih mencari pekerjaan. Saya anak bungu dari lima bersaudara.
Saya pernah kuliah di UGM, tetapi karena tidak ada biaya, saya berhenti kuliah”, tidak kooperatif karena jawaban yang diberikan tidak memadai dari apa yang
dibutuhkan oleh A. Berdasarkan hal tersebut B melanggar maksim kuantitas. Perhatikan contoh lainnya.
13 Le garçon : Le café, c’est pour qui ?
Kopi ini untuk siapa ? Patrick
: Pour lui. Le Coca pour elle, le Perrier pour mademoiselle et la glace pour moi.
Untuk dia, Coca untuknya, Perrier untuk nona dan es untukku.
Girardet, 2002 : 40
Patrick dan teman-temannya pada dialog nomer 13 sedang berkumpul di sebuah kafe S, tuturan tersebut terjadi antara Le garçon dan Patrick P, tuturan
tersebut bertujuan untuk mencari tahu suatu informasi E, dan isi dari tuturan 13