Jenis Penelitian Subjek dan Objek Penelitian

mengungkapkan kekaguman secara berlebihan N. Bentuk penyampaian tuturan ini berupa dialog G. Data yang telah ditemukan tersebut, disamakan dengan reaksi berupa tuturan yang diungkapkan oleh mitra tutur. Dalam percakapan 25 reaksi yang diungkapkan oleh Raoul melalui tuturannya ça y est, c’est trop mignon, tu es en fin donner rendez- vous, c’est genial Bagus, sangat menggemaskan, akhirnya kamu mengajaknya berkencan, hebat dianggap melanggar maksim hubungan. Hal tersebut dikarenakan tuturan yang diungkapkan oleh Raoul bermaksud menyatakan pujian terhadap Émile. Raoul menunjukkan rasa kagum karena Émile telah memberanikan diri untuk mengajak Maud berkencan. Berdasarkan penganalisisan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tuturan yang diungkapkan oleh Raoul telah melanggar maksim hubungan dengan mengungkapkan tuturan yang tidak relevan dengan topik pembicaraan, apabila dilihat dari konteks dan reaksi yang ditimbulkan oleh mitra tutur dalam percakapan 25, menunjukkan bahwa maksud dari pelanggaran maksim hubungan tersebut adalah memberikan pujian kepada Émile karena telah memberanikan diri untuk mengajak Maud berkencan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mempunyai peranan pokok dengan berkecimpung secara langsung dalam pencarian data, pencatatan data pada sebuah kertas, pengklasifikasian data ke dalam setiap kategori pelanggaran maksim, serta penganalisisan data. Seperti halnya yang dikatakan Moleong 2010: 9, bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan orang lain menjadi alat pengumpul data utama dan dapat berhubungan dengan responden atau objek yang lain. Hanya peneliti sendirilah yang dapat memahami kenyataan yang ada di lapangan. Sehingga kedudukan peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Hal tersebut dilakukan dengan dibekali pengetahuan mengenai prinsip kerjasama dalam suatu tuturan atau dialog.

F. Validitas

Hasil penelitian dikatakan valid jika didukung oleh fakta dalam arti: secara empiris benar, dapat memprediksi secara akurat, dan konsisten dengan teori yang mapan Zuchdi, 1993: 73. Berdasarkan hal tersebut, dalam upaya memperoleh keabsahan data peneliti menggunakan validitas semantis. Menurut Zuchdi 1993: 75 validitas semantis adalah validitas yang mengukur tingkat kesensitifan suatu teknik terhadap makna-makna simbolik yang gayut relevan dengan konteks tertentu. Dalam analisis konten. Validitas semantis yang tinggi dicapai jika makna-makna