Media Pembelajaran Kajian Teori

16 3 Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media berguna untuk: a Menimbulkan motivasi belajar b Memungkinkan interaksi belajar yang lebih mudah antar pendidik dengan peserta didik. c Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Media pembelajaran dapat digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Diharapkan dari penggunaan media pembelajaran, siswa dapat menerima materi pelajaran dan memahami materi secara maksimal. c. Macam macam media pembelajaran Media dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Menurut Zainal 2012:131. Jenis media dapat dikelompokkan sebagai berikut: Table 2. Jenis-Jenis Media No Jenis Media Contoh 1 Audio • Pita audio rol atau kaset • Piringan audio • Radio rekaman siaran 2 Cetak • Buku teks terprogram • Buku pegangan manual handout • Buku tugas 3 Audio-Cetak • Buku latihan dilengkapi kaset • Gambarposter dilengkapi audio 4 Proyek visual diam • Film bingkai slide 17 • Film rangkai berisi pesan verbal 5 Proyek visual diam dengan audio • Film bingkai slide suara • Film rangkai suara 6 Visual gerak • Film bisu dengan judul caption 7 Visual gerak dengan audio • Film suara • VideoVCDDVD 8 Benda • Benda nyata • Model tiruan 9 Computer Media berbasis komputer; CAI Computer Assisted Instructional dan CMI Computer Managed Instructional d. Media pembelajaran handout HO Media pembelajaran handout merupakan media yang sederhana dalam membantu proses belajar. Menurut Prastowo 2011:79 “ handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik”. Media ini diberikan kepada siswa guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Media ini meupakan media yang ekonomis dan praktis. Pendapat lain tentang handout disampaikan oleh Slirawati 2010 “ Handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara ringkas yang berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran”. Dengan adanya handout siswa dapat mengikuti pembelajaran secara lebih terarah dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar yang akan disampaikan guru. 18 Handout adalah lembaran yang berisi tentang materi pelajaran yang disusun secara ringkas untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Handout berisi kisi- kisi materi ajar yang akan disampaikan guru. Handout merupakan media yang ekonomis dan praktis. e. Fungsi handout HO Media pembelajaran handout memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti yang diungkapkan oleh Steffen dalam Prastowo 2011:80, fungsi handout antara lain: 1 Membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat. 2 Sebagai pendamping penjelasan pendidik. 3 Sebagai bahan rujukan peserta didik. 4 Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar. 5 Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan. 6 Memberi umpan balik. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa handout memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran, diantara fungsi-fungsi di atas semua mengacu pada kemudahan siswa untuk mendapatkan informasi saat mengikuti pembelajaran, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. f. Tata cara pembuatan handout Dalam pembuatan media handout ada bebera hal yang perlu diperhatikan. Menurut Slirawati 2010 hal itu meliputi: 19 1 Berisi materi-materi yang pokok saja, bukan uraian detail materi. 2 Biasanya dibuat untuk tiap bab materi pokok pokok bahasan. 3 Bukan dibuat untuk setiap kali pertemuan, karena handout bukan rencana pembelajaran. 4 Dapat disajikan dalam bentuk transparasi, power point dengan LCD, atau dalam bentuk cetak. 5 Meski ringkas, handout mampu memberikan informasi penting tentang bahan ajar tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa hal penting dalam penyusunan handout. Hal-hal yang diuraikan di atas mengacu pada tatacara pembuatan handout yang baik agar handout dapat digunakan untuk membantu proses belajar siswa.

3. Keaktifan Dalam Proses Pembelajaaran

Dalam penjelasan yang akan dibahas di bawah ini terdapat beberapa teori yang akan digunakan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang keaktifan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah: a. Pengertian keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991:19 berarti giat bekerja, berusaha, sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Dalam proses 20 pembelajaran harus dirancang agar dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga keaktifan siswa dapat meningkat. Menurut Usman 2006:21, “Aktifitas di sini adalah aktifitas yang bersifat fisik ataupun mental dan kedua aktifitas ini harus saling berkaitan untuk menumbuhkan aktifitas belajar yang optimal”. Aktifitas murid sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek didik adalah yang merancang dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Keaktifan siswa dalam belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan penuh keyakinan untuk memahami materi pelajaran, mencoba menyelesaikan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan mampu mengkomunikasikan hasil pikiran dan penemuan secara lisan. b. Prinsip-prinsip keaktifan Untuk menciptakan proses belajar yang dapat mengaktifkan siswa, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Menurut Gulo 2002:76 Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk menciptakan kondisi belajar agar siswa supaya siswa dapat mengoptimalkan aktivitasnya adalah sebagai berikut: 1 Prinsip motivasi, dimana guru berperan sebagai motivator yang merangsang dan membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam pembelajaran. 21 2 Prinsip latar belakang atau konsep, yaitu prinsip keterhubungan bahan baru dengan apa yang telah diperoleh siswa sebelumnya, sehingga siswa dapat dapat memproses bahan baru. 3 Prinsip keterarahan, yaitu adanya pola pengajaran yang menghubung-hubungkan aspek pengajaran. 4 Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu menginteggrasikan penglaman dengan kegiatan fisik dan pengalaman dengan kegiatan intelektual. 5 Prinsip perbedaan perorangan, yaitu kenyataan bahwa ada perbedaan-perbedaan tertentu di setiap siswa, sehingga mereka tidak diperlakukan secara klasikal. 6 Prinsip menemukan, yaitu membiarkan sendiri siswa menemukan informasi yang dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari guru. 7 Prinsip pemecahan masalah, yaitu mengarahkan siswa untuk peka terhadap masalah dan mempunyai keterampilan untuk mampu menyelesaikannya. c. Klasifikasi keaktifan Aktifitas dalam proses pembelajaran di sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Guru hendaknya dapat memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Menurut Sadiman 2003:101 klasifikasikan keaktifan siswa dalam belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: