kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen Y pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan.
c. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji t dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh secara signifikan independen yaitu X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
berupa variabel merek, kualitas, desain, label, dan kemasan terhadap sikap konsumen Y. Uji-t
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Menentukan model hipotesis untuk H
dan H
a
. 1.
Mencari nilai t
tabel
dengan cara menentukan tingkat kesalahan α dan
menentukan derajat kebebasan df. 2.
Mencari nilai t
hitung
dengan menggunakan software SPSS 14.00 for windows.
3. Menentukan kriteria keputusan:
H diterima bila t
hitung
t
tabel
atau H diterima, apabila nilai signifikansi t
α. H
a
diterima bila t
hitung
t
tabel
atau H
a
diterima, apabila nilai signifikansi t α.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian: 1.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah:
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
berupa variabel merek, kualitas, desain, label, dan kemasan terhadap sikap konsumen Y.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
berupa variabel merek, kualitas, desain, label, dan kemasan terhadap sikap konsumen Y.
2. Tingkat kesalahan
α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel, n = 90
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 6 maka: derajat bebas = n-k = 90 -6 = 84
Uji t
hitung
yang dilakukan adalah uji dua arah, maka t
tabel
yang digunakan adalah t
12
atau t
0,2584
= 1,980 3.
Nilai t
hitung
untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan menggunakan software SPSS 14.00 for windows, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.28 Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.313 1.198
.261 .795
Merek .131
.092 .149
1.428 .157
Kualitas .279
.097 .287
2.877 .005
Desain -.039
.137 -.033
-.287 .774
Label .202
.118 .172
1.707 .091
Kemasan .403
.121 .352
3.331 .001
a Dependent Variable: Sikap
Sumber : Hasil Olahan SPSS 14.00 2008 Berdasarkan nilai B pada Tabel 4.28, maka dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Sikap = 0,313 + 0,131 Merek + 0,279 Kualitas – 0,039 Desain + 0,202 Label + 0,403 Kemasan + e
Dari Tabel 4.28 dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1.
Nilai t
hitung
variabel merek adalah 1,428 dan t
tabel
bernilai 1,980 sehingga t
hitung
t
tabel
1,428 1,980 dan nilai signifikan 0,157 diatas lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel merek berpengaruh
positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar.
Artinya konsumen tidak terlalu memperhatikan merek yang ada pada produk kosmetik Martha Tilaar. Berarti merek produk yang mudah
diucapkan, didengar, dibaca dan diingat oleh konsumen tidak mempengaruhi sikap konsumen dalam membeli produk kosmetik Martha
Tilaar. Dalam hal ini perusahaan Martha Tilaar harus dapat membangun ekuitas merek yang kuat, dengan memperhatikan seberapa jauh citra
merek produk kosmetik Martha Tilaar ada dibenak konsumen serta dekat
Universitas Sumatera Utara
dengan kehendak pelanggan. Maka dari itu diperlukan tenaga ekstra, pemikiran, uang untuk membangun nama, logo atau slogan tersebut
menjadi ekuitas merek yang kuat Santoso dan Resdianto, 2007: 56. Sehinga jika nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi di
antaranya dapat ditingkatkan maka konsumen dapat lebih mudah mengidentifikasi produk kosmetik Martha Tilaar dengan produk kosmetik
lain, yang pada akhirnya dapat meningkatkan sikap konsumen terhadap produk tersebut, namun hal ini tidak sejalan dengan model regresi.
Koefisien regresi untuk variabel merek adalah 0,131, artinya bahwa apabila merek meningkat, maka sikap konsumen pada kosmetik Martha
Tilaar akan menurun sebesar 0,131, begitu pula sebaliknya jika terjadi penurunan pada merek, maka sikap konsumen akan meningkat sebesar
0,131.
2. Nilai t
hitung
variabel kualitas adalah 2,877 dan t
tabel
bernilai 1,980 sehingga t
hitung
t
tabel
2,877 1,980 dan nilai signifikan 0,005 dibawah lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar.
Artinya konsumen sangat memperhatikan kualitas yang ada pada produk kosmetik Martha Tilaar. Dalam hal ini kualitas produk yaitu kinerja-
kemampuan produk, keistimewaan produk, daya tahan produk dapat menimbulkan kepercayaan konsumen berarti dapat membentuk sikap
konsumen Kotler, 2005: 192. Jika standar atau spesifikasi kualitas
Universitas Sumatera Utara
produk Martha Tilaar semakin ditingkatkan maka sikap konsumen akan meningkat terhadap produk tersebut, dan hal ini sejalan dengan model
regresi. Koefisien regresi untuk variabel kualitas adalah 0,279, artinya bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel kualitas, maka sikap
konsumen juga akan meningkat sebesar 0,279, begitu juga sebaliknya.
3. Nilai t
hitung
variabel desain adalah -0,287 dan t
tabel
bernilai 1,980 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,287 1,980 dan nilai signifikan 0,774 diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel desain berpengaruh
negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar.
Artinya konsumen tidak terlalu memperhatikan desain yang ada pada produk kosmetik Martha Tilaar. Berarti bentuk produk, berat produk dan
kekhasan produk tidak membentuk sikap konsumen terhadap produk kosmetik Martha Tilaar. Menurut Simamora 2001: 149, desain yang baik
menghasilkan gaya style yang menarik, kinerja yang baik, kemudahan dan kemurahan biaya penggunaan produk serta kesederhanaan dan
keekonomisan produksi dan distribusi. Dalam hal ini jika perusahaan Martha Tilaar dapat meningkatkan desain produknya dengan memberikan
desain yang menarik, yang berbeda dengan produk sejenis dengan merek yang lain serta adanya kekhasan produk yang dapat menimbulkan
ketertarikan konsumen maka dapat meningkatkan sikap konsumen, namun hal ini tidak sejalan dengan model regresi. Koefisien regresi untuk variabel
desain adalah -0,039, artinya jika pada desain terjadi peningkatan, maka
Universitas Sumatera Utara
sikap konsumen akan menurun sebesar 0,039, begitu juga sebaliknya jika terjadi penurunan pada desain, maka sikap konsumen akan meningkat
sebesar 0,039.
4. Nilai t
hitung
variabel label adalah 1,707 dan t
tabel
bernilai 1,980 sehingga t
hitung
t
tabel
1,707 1,980 dan nilai signifikan 0,091 diatas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel label tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar.
Artinya konsumen tidak terlalu memperhatikan label yang ada pada produk kosmetik Martha Tilaar. Berarti indikator dari label yaitu kejelasan
nama perusahaan, menggambarkan keterangan produk dan menunjukkan kualitas produk tidak dapat membentuk sikap konsumen. Menurut Kotler
2001: 597, label akhirnya akan ketinggalan zaman jika tidak diperbarui karena tidak dapat menarik perhatian konsumen. Agar label dapat menarik
perhatian konsumen, maka perusahaan harus dapat memperbarui label produk, baik itu dengan perubahan bertahap dalam ukuran dan desain
huruf, serta dapat memberikan aneka gambar yang menarik. Artinya jika perusahaan Martha Tilaar dapat meningkatkan identifikasi produk atau
merek, dan juga menggambarkan beberapa hal mengenai produk-yang membuatnya, di mana dibuat, isinya, bagaimana penggunaannya, dan
bagaimana menggunakan secara aman, serta label juga dapat mempromosikan produk lewat gambar yang menarik, pada akhirnya label
produk dapat membentuk sikap konsumen terhadap produk tersebut,
Universitas Sumatera Utara
namun hal ini tidak sejalan dengan model regresi. Koefisien regresi untuk variabel label adalah 0,202, artiya bahwa jika terjadi peningkatan pada
variabel ini, maka sikap konsumen juga akan menurun sebesar 0,202, begitu juga sebaliknya.
5. Nilai t
hitung
variabel kemasan adalah 3,331 dan t
tabel
bernilai 1,980 sehingga t
hitung
t
tabel
3,331 1,980 dan nilai signifikan 0,001 dibawah lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kemasan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar,
artinya jika ditingkatkan variabel kemasan satu satuan maka sikap konsumen akan meningkat sebesar 0,403. Artinya konsumen sangat
memperhatikan kemasan yang ada pada produk kosmetik Martha Tilaar. Dalam hal ini, kemasan produk mampu menarik perhatian konsumen,
melalui keindahan produk, kepraktisan atau kemudahan untuk dibawa, dan dapat melindungi kualitas produk yang pada akhirnya dapat membentuk
sikap konsumen terhadap produk kosmetik. Menurut Gitosudarmo 2000: 194, kemasan yang baik adalah kemasan yang indah atau menarik yang
dapat menambah hasrat untuk membeli, kemasan yang khas yang memudahkan pembeli untuk mengingat produknya, kemasan yang dapat
melindungi kualitas mutu produk, memudahkan pengangkutan transportasi, dan memudahkan penyimpanan dan penyusunan di rak toko
show room. Berarti jika perusahaan Martha Tilaar dapat meningkatkan fungsi kemasan produk melalui aspek artistik, warna, bentuk maupun
Universitas Sumatera Utara
desainnya maka dapat memberikan daya tarik kepada konsumen yang pada akhirnya dapat meningkatkan sikap konsumen terhadap produk tersebut,
dan hal ini sejalan dengan model regresi. Koefisien regresi untuk variabel kemasan adalah 0,403, artinya bahwa jika terjadi peningkatan pada
variabel ini, maka sikap konsumen juga akan meningkat sebesar 0,403, begitu juga sebaliknya .
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan ada
Pengaruh Atribut Produk terhadap Sikap Konsumen pada Green Product Cosmetics Studi Kasus pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan, dengan
penjelasan sebagai berikut: Pengujian Koefisien Determinasi R
2
atau Goodness of Fit Test, menunjukkan bahwa 54,9 sikap konsumen dipengaruhi oleh merek, kualitas,
desain, label dan kemasan. Sisanya sebesar 45,1 sikap konsumen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Hasil uji signifikan simultan uji F yaitu F
hitung
F
tabel
22.642 2,29 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,000 0,05, bahwa H
ditolak dan H
a
diterima. Artinya bahwa variabel merek, kualitas, desain, label dan kemasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen.
Uji Signifikan Parsial Uji-t menunjukkan bahwa variabel kualitas X
2
dan variabel kemasan X
5
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada Green Product Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha
Tilaar, sedangkan merek X
1
, desain X
3
dan label X
4
berpengaruh positif dan negatif namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen.
Universitas Sumatera Utara