Komunikasi Persuasif LANDASAN TEORI

mengikuti apa yang disarankan oleh pesan tersebut. Metode Icing dalam kegiatan komunikasi persuasif adalah seni menata pesan dengan imbauan-imbauan sedemikian rupa sehingga menarik. . Wilbur Schramm di dalam bukunya “ The Process and Effect of Mass Communication, ” mengemukakan bahwa berhasilnya komunikasi persuasif perlu dilaksanakan suatu persuasif yang biasa disebut AIDDA. 29 Formula AIDDA merupakan kesatuan dari tahapan-tahapan komunikasi persuasif, di antara penjelasannya sebagai berikut: a. Attention perhatian b. Interest ketertarikan c. Desire keinginan d. Action kegiatan Formulasi AIDDA diatas didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Apabila perhatian sudah terbangkit kini menyusul upaya menumbuhkan rasa tertarik atau “minat” dalam mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan, oleh karenanya seorang komunikator terlebih dahulu harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. Selanjutnya memunculkan hasrat keinginan pada komunikasi untuk ajakan, bujukan, dan rayuan. Di sini himbauan emosional perlu ditampilkan oleh 29 Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti, 2001, cet ke-12, h. 61-62. komunikator sehingga selanjutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan suatu keinginan “kegiatan”, sebagaimana diharapkan oleh komunikator. 3. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga usur yang fundamental, yakni, orang yang berbicara, materi pembicarannya, dan orang yang mendengarkannya. Aspek pertama yang disebut persuader atau komunikator, yang merupakan sumber komunikasi; aspek kedua adalah pesan; aspek ketiga adalah persuadee atau komunikan, yang merupakan penerima komunikasi. Persuader adalah sekelompok orang atau individu yang menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun non- verbal. Oleh karena itu seorang persuader harus memiliki nilai etos yang tinggi. Selain itu seorang komunikator juga harus memiliki sifat reseptif , yaitu bersedia menerima gagasan dari orang lain, selektif dalam menerima berbagai informasi, digestif , yaitu mampu menerima berbagai gagasan, asimilatif yaitu mampu menciptakan gagasan-gagasan baru yang orisinal sebagai bahan untuk komunikasi, transitif , yaitu memiliki kemampuan meilih kata- kata yang funsional, mampu menyusun kata secara logis, memilih waktu yang tepat untuk komunikasinya dan lain-lain. Dengan semikian tugas seorang komunikator dalam komunikasi persuasif sangatlah berat, karena ia harus mempunyai berbagai kemampuan untuk meyampaikan pesannya agar dapat diterima oleh komunikan dengan baik yang kemudian ia mampu melakukan saran yang diajukan oleh komunikator. Persuadee adalah orang sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun non verbal. Kepribadian dan ego merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan komunikan terhadap komunikasi, termasuk di dalamnya faktor persepsi dan pengalaman. Pesan adalah segala sesuatu yang memberikan pengertian kepada penerima. Pesan bisa berbentuk verbal maupun non verbal, baik disengaja maupun tidak disengaja. Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi, efek yang bisa terjadi berbentuk perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku. Lingkungan komunikasi persuasif adalah konteks situaisonal dimana proses komunikasi persuasif ini terjadi. Hal itu bisa berupa konteks historis, konteks fisik temporal, kejadian-kejadian kontemporer, impending events dan norma-norma sosiokultural. 30 30 Herdiyan Maulana Gumgum Gumelar, Pesikologi Komunikasi dan Persuasi, Jakarta: Akademia Permata, 2013, h. 11-12. 4. Strategi Komunikasi Persuasif Strategi adalah rencana terpilih yang bersifat teliti dan hati-hati atau serangkaian manuver yang teah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mempertimbangkan strategi komunikasi persuasif yang akan diterapkan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Spesifikasi tujuan persuasif; b Identfikasi kategori sasaran; c Perumusan strategi persuasif; d Pemilihan metode persuasif yang akan diterapkan. 31 Dalam komunikasi persuasif paling tidak memiliki tiga tujuan, yakni membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan mengubah tanggapan. Secara umum, sasaran persuasif dapat diidentifikasi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, keanggotaan dalam kelompok primer, dan minat khusus sasaran. Selain itu, dapat dilihat dari aspek sasaran pedestrian, sasaran pasif dan kelompok diskusi, sasarn terpilih, sasaran kesepakatan, dan sasaran terorganisasi. Dalam memilih metode persuasif, ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan, yakni pendekatan berdasarkan media yang digunakan, sifat hbungan antara persuader dan sasarannya, serta pendekatan psikososial. 31 Herdiyan Maulana Gumgum Gumelar, Pesikologi Komunikasi dan Persuasi, h. 13.

C. Aktivitas Dakwah

Aktivitas dakwah dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan yang mengarah pada perubahan terhadap sesuatu yang belum baik agar menjadi lebih baik lagi. 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatan, atau kesibukan atau bisa juga salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian sesuatu organisasi. 32 Banyak sekali aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari- hari, namun berarti atau tidaknya kegiatan bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Sahoe sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar atau pandai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia harus belajar dengan cara membaca buku atau mengeyam pendidikan di sekolah, berdiskusi dalam suatu organisasi atau komunitas, atau tempat- tempat menimba ilmu. Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan ingin membangun atau berinteraksi dengan masyarakat yang islami misalnya, tentu ia harus 32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, cet ke-3, h.17. melakukan aktivitas yang membantu tercapainya keinginan tersebut. Seperti membaca buku-buku keagamaan, mengikuti pengajian, atau melakukan diskusi-diskusi tentang keagamaan dan kemasyarakatan. Mengkaji norma- norma ajaran Islam tentang hubungan sesama manusia dan tak kalah pentingnya adalah mengadaptasikannya atau menerapkan ilmu yang telah diperoleh ke dalam kehidupan yang nyata. 2. Pengertian Dakwah Pengertian dakwah dalam bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata kerja fi’il da’a, yad’u, da’watan yang berarti menyeru, memanggil, dan mengajak. 33 Dakwah dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai “ajakan, seruan, panggilan, dan undangan kepada ajaran Tuhan”. 34 Secara terminologi istilah, pengertian dakwah akan dikemukakan oleh beberpa pendapat para tokoh yang memberikan pengertian menurut sudut pandang masing-masing, yaitu sebagai berikut: a. Prof. Toha Yahya Omar mendefinisikan dakwah sebagai usaha mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 35 b. Drs. Hamzah Yakub dalam bukunya publistik Islam, memberikan pengertian dakwah sebagai usaha mengajak 33 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989, h. 127. 34 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah Jakarta: Widjaya,1992, h. 1 35 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, h. 1. manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya. 36 c. Drs. Arifin M.Ed mendefinisikan dakwah sebagai sesuatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan padanya tanpa adanya unsur paksaan. 37 d. Syeikh Ali Mahfudh mendefinisikan bahwa inti dari dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar mereka berbahagia di dunia dan di akhirat. 38 e. Prof. Dr. Quraisy Shihab mendifinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi tertentu kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. 39 36 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 19. 37 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet ke-3, h. 6. 38 Syeikh Ali Mahfudh, Hidayah Al-Mursyidin, Beirut: Daar Al- Ma’rif, h. 17. 39 Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Mayarakat, Bandung: Mizan, 1998, cet ke17, h. 194. Bila dipahami dari berbagai sudut pandang terlihat bahwa esensi dakwah Islam sesungguhnya kegiatan dan upaya mengajak manusia atau orang lain agar kembali kepada kesucian, agar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya secara utuh dan menyeluruh. 3. Unsur-unsur dakwah Unsur-unsur dakwah merupakan pembagian penting dalam berdakwah. Disini, terdapat banyak kesamaan yang amat sangat mendasar antara teori yang digunakan para ulama atau pun para cendikiawan muslim dengan teori Laswell S-M-C-R=Ef, maka dalam dakwah ada istilah da’i pelaku dakwah , mad;u sasaran dakwah , maddah maeri dakwah , wasilah media dakwah , thariqah pesan dakwah , dan atsar efek. a. Da’i pelaku dakwah Da’i adalah individu atau sekelompok muslim dan muslimah yang mempunyai keteladanan yang baik dalam mengemban misi Islam dalam upaya menyeru kepada yang ma’ruf dan menegah dari perbuatan munkar. 40 Pada prinsipnya setiap seorang muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah islamiyah, paling tidak untuk dirinya dan keluarga. Sebagaimana diamanatkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran yang berbunyi: 40 K.H. Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, cet ke-1, h. 78.